02

7 2 0
                                    

Dua :

Sepasang mata yang semula tertutup , perlahan mulai terbuka . Rasa perih langsung terasa di area punggung miliknya . Sebenarnya ini bukan kali pertama ia mendapat hadiah di punggungnya , namun tetap saja ia hanya manusia biasa yang masih bisa merasakan sakit .

Setelah nyawanya terkumpul, ia langsung menyambar handuk miliknya dan masuk ke dalam kamar mandi pribadi milikiknya  . Air dingin mulai mengalir membasahi tubuh ringkihnya bersamaan dengan suara gemericik air dari shower  . Rasa perih kembali hadir saat air dingin mulai menyentuh luka baru di punggungnya . Namun ia tak peduli dan tetap melanjutkan aksinya .

Jika kalian bertanya apakah ia tak takut sakit akibat perbuatannya , maka jawabnya tidak . Ia tak peduli jika ia akan sakit , toh ia sudah kebal juga . Sebab hal semacam ini sudah menjadi rutinitasnya .

Setelah ia rasa sudah cukup acara berguyur air dingin , Adrian segera melakukan ritual mandinya .

Selesai dengan cara mandinya , Adrian segera menyambar seragam sekolahnya , dan memakainya secara asal asalan . Baju yang tak ia masukan kedalam celana , dan dua kancing baju bagian atas ia biarkan terbuka dan menampakan kaosnya dalamnya yang berwarna hitam .

Jika kalian bertanya apa Adrian mengobati dulu lukanya , maka jawabanya tidak . Lah wong lukanya di punggung , mana bisa Adrian mengobatinya sendiri . Tangganya tak sampai cuy , toh lagian ia juga buta dalam urusan mengobati luka .

Jadi daripada salah , lebih baik ia meminta kawannya untuk mengobatinya . Tapi Adrian perlu di ingatkan , jika kawan kawannya juga sama sepertinya . Buta dengan urusan mengobati luka . Toh Adrian juga ngak berani tuh , minta bantuan pada temanya . Gengsi katanya .

Tanpa perlu berlama lama , Adrian langsung memacu kuda besinya di jalanan pagi ibu kota yang masih  sepi ini . Jalanan yang masih lancar jaya tanpa ada ganguan kemacetan yang menyebalkan . Andai setiap saat seperti ini , mungkin tidak ada alasan telat sekolah karena jalanan macet .

Saat menikmati jalanan ibu kota yang masih lenggang ini , tiba tiba sekelebat bayangan masa lalu hadir . Kenapa kenangannya muncul di saat yang salah . Di mana moodnya kurang baik bahkan bisa di kata sangat buruk .

Tanpa pikir panjang , Adrian segera  memacu kuda besi kesayanganya itu dengan kecepatan di atas rata rata untuk melampiaskan rasa sesak di dadanya . Adrian tahu jika hal yang  ia lakukan itu berbahaya baik bagi dirinya maupun orang lain . Tapi yaa bodoamat , tohh jalanan juga masih sepi . Yang penting rasa sesak tadi menghilang .

Setelah acara kebut kebutan di jalanan ibu kota yang sepi tadi ,
Sampailah Adrian di sekolahnya yang terkenal sangat elit itu . Tak perlu berlama lama ia langsung berjalan menuju rooftrop guna menenangkang pikiranya yang berantakan di pagi ini akibat hadiah yang ia terima semalam di tambah sekelebat bayangan masa lalunya itu . Makin berantakan pikirannya dan semakin burik moodnya .

Adrian hanya bisa menghela napas panjang saat sampai di rooftrop sekolahnya . Ia memilih untuk tertidur sebentar sembari menunggu bel berbunyi . Setidaknya masih ada waktu sekitar 40 menit .

Matanya Adrian  memang terpejam tapi pikiranya melayang entah kemana . Namun tak berselang lama Adrian sudah berada di alam mimpi . Mungkin karena suasana rooftrof yang sejuk dan sepi membuat kantuk
Adrian menjadi jadi . Di tambah semalam ia hanya bisa tertidur beberapa jam .

~~*~~

See you next capt epribadih!
Maaf pendek , soalnya gak panjang
Canda~

Salam bahagia!

AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang