Seperti halnya pagi tadi , Adrian kembali absen untuk mengunjungi rooftrof . Mungkin saking seringnya Andrian berkunjung di rooftrof , para penghuni di sini sudah bosan melihat Adrian .
Entah ada apa yang membuat Adrian betah berlama lama di rooftrof , padahal tidak ada yang istimewa di sini .
Hanya ada satu sofa maroon di pojok bangunan ini serta beberapa bangku yang sudah tak layak pakai . Hanya saja , suasana di rooftrof cocok untuk menenangkan diri . Angin yang tenang serta jauh dari suara suara bising .
Lagi dan lagi Adrian merebahkan dirinya di sofa maroon itu , memang dasarnya Adrian ini kaum rebahan jadi ketemu yang empuk empuk langsung rebahan .
Matanya memandang langit biru dengan sedikit awan putih . Beruntung kali ini matahari tidak begitu terik , sehingga Adrian puas memandang langit di atasnya tanpa takut gosong .
“ Kalau sepi ginikan enak , kagak ada duo curut got itu .” Batin Adrian .
Namun tak lama terdengar kegaduhan dari arah tangga menuju Rooftrof . Adrian sudah bisa menebak siapa pelaku dari kegaduhan itu . Siapa lagi kalau bukan duo curut . Baru saja Adrian bersyukur bisa bebas dari ganguan mereka berdua . Tapi mereka malah tiba tiba muncul kek jalangkung . Memang sial sekali hidup Adrian .
“ Benerkan apa kata gue , Adrian ada di rooftrof!! . “ Sewot Andra .
“ Iye iye kali ini lo bener , tapi gosah ngegas juga lah njing . “ Ucap Candra .
“ Go sah bawa bawa anjing segala lah babi.”
“ Hidih baper lu ?”
“ Kalau iya ken-“
“ Gelud teross! Kalau mau gelud di lapangan jangan di sini . “ Ucap Adrian sinis . Ia sangat tergangu dengan kedatangan duo curut atau duo ‘DRA’ di sini.
“ Hehehe maap ngab , noh si Andra yang mulai .” ucap Candra cengas cenges .
“ Lohh kok gue , elu Lah."
“ Eluu!”
“ Eluu”
“ Eluu!”
Adu bacot keduanya kembali di mulai . Adrian yang sudah bosan dengan kelakuan mereka berdua akhirnya memilih pergi dari rooftrof . Daripada nambah dosa juga dekat dekat dengan duo curut di sini . Mending dia pergi , biarlah mereka adu bacod sampek puas .
Saking hikmadnya mereka berdua – duo curut , beradu bacod . Sampai sampai mereka tidak sadar jika Adrian sudah meninggalkan mereka .
“ Loh ilang kemana dah tu bocah ? “ Tanya Andra saat tau Adrian sudah tidak ada di tempat semula .
“ Terjun kebawah kali , stress dia punya temen kek lu . “
“ Hehh jan ngadi ngadi lu , yang ada Adrian itu stress gegera punya temen modelan kek elu . “
“ Dih kata sapa? Jelas jelas gue ganteng ngalahin mas ceye , punya sifat lemah lembut kek pantat bayi . Ya kalik gini bikin stress orang .“
“ Pantat bayi gundulmu , pantat kuali baru gue percaya . “
“ Temen yang halal di bunuh .” Ucap Candra .
“ Ohh jadi selama ini gue cuman lu anggep temen gitu? Lu kagak inget apa dulu kita udah pernah berbagi rahim, berbagi susu bahkan berbagi sempak doraemon . Tapi sekarang lu cuman ngangep gue temen?? Ja-“ Crocos Andra , namun sayang sekali . Belum juga selesai ngomong mulut Andra sudah di sumpal dengan tangan sialan milik Candra , mana asin pula rasanya .
“ MINGKEM! BAYEM! HELEM! “
“ LEWPUWSIW GWUE WANGWJING.”
“ Apa?? Kalau ngomong itu yang je- JANGKRIK.” Umpat Candra saat tanganya digigit oleh Andra .
Di lain tempat , Adrian tengah duduk di dalam kelasnya yang sepi . Hanya ada dia dan satu siswa di dalam kelas . Sebenarnya Adrian lapar ingin mengisi perutnya yang kosong ini . Namun ia terlampau malas jika harus berdesak desakan di kantin .
Ia berharap akan ada gadis cantik yang menawarinya makanan ataupun minuman , ahh namun itu mustahil . Hal seperti itu hanya ada di dunia perorenan yang sering di baca Andra ketika gabut . Toh mana ada yang berani mendekati Adrian Martadinata yang garang macem kak Ros ini .
Keheningan menemani Adrian di dalam kelas yang sangat kontras dengan suasana di luar kelas yang sudah sebelas duabelas dengan pasar . Saking heningnya kelas Adrian suara dari perut Adrian bisa terdengar .
“ Ahh sial , kalau bunyi jan keras keras . Gue malu bego.” Ucap Adrian dalam hati sembari memukul perutnya yang rata .
Adrian berharap tidak ada orang yang mendengar suara itu . Terlalu sibuk memikirnya suara perutnya , Adrian tak sadar jika ada satu orang yang tengah memperhatikanya .
“ Kamu lapar?? “ Tanya Zura – orang yang tidak sengaja mendengar suara perut Adrian.
“ Nihhh ada roti , boleh kamu makan . “ Ucapnya sambil memberikan 1 bungkus roti selai coklat .
“ Gak makasih. “ Ucap Adrian dingin sambil mendorong kembali roti yang di berikan Zura . Sebenarnya Adrian ingin , sangat ingin memakan roti selai coklat itu . Tapi bagaimana ya , Adrian malu dan lebih tepatnya gengsi .
“ Udahh makan aja , aku iklas kok ngasinya . Lumayan buat ganjal perut , aku tau kok kamu laper ."
“ Gak u-"
“ Aku gak nerima penolakan.” Ucap Zura tegas .
“ gilak , berani bener motong omongan gue . untung cewek. “ Ucap Adrian dalam hati
“ Hmm , makasih .” Ucap Adrian
“ sama sama , ini minunya kalau seret .” Ucap Zura sembari mendorong susu kotak dan meninggalkan Adrian menuju bangkunya .
Jika kalian pikir Zura itu kaum kaum terzolimi di sekolah ini , kalian salah besar . Zura merupakan salah satu dari sekian banyak siswa yang berhasil mengharumkan nama sekolah ini . Tak hanya berprestasi , Zura juga memiliki paras yang cantik serta attitude yang perlu di acungi jempol . Berbanding terbalik dengan Adrian .
Keheningan kembali hadir di dalam kelas ini , Adrian yang tengah sibuk menikmati roti pemberian Zura , sedangkan Zura tengah sibuk membaca novel hasil ia meminjam di perpustakaan sekolah .
Namun keheningan itu hanya sementara sebelum Candra dan Andra masuk dengan rusuh bersamaan dengan suara bel yang berbunyi tanda jam istirahat .
~*~
Selamat membaca!
Jaga imun jaga iman!Rahya's
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian
Teen FictionTerlihat utuh tapi rapuh - Adrian Mau di revisi lagi! Authornya labil soalnya!