04

11 2 0
                                    

Seperti halnya pagi tadi , Adrian kembali absen untuk mengunjungi rooftrof . Mungkin saking seringnya Andrian berkunjung di rooftrof , para penghuni di sini sudah bosan melihat Adrian .

Entah ada apa yang membuat Adrian betah berlama lama di rooftrof , padahal tidak ada yang istimewa di sini .

Hanya ada satu sofa maroon di pojok bangunan ini serta beberapa bangku yang sudah tak layak pakai . Hanya saja , suasana di rooftrof cocok untuk menenangkan diri . Angin yang tenang serta jauh dari suara suara bising .

Lagi dan lagi Adrian merebahkan dirinya di sofa maroon itu , memang dasarnya Adrian ini kaum rebahan jadi ketemu yang empuk empuk langsung rebahan .

Matanya memandang langit biru dengan sedikit awan putih  . Beruntung kali ini matahari tidak begitu terik , sehingga Adrian puas memandang langit di atasnya tanpa takut gosong .

Kalau sepi ginikan enak , kagak ada duo curut got itu .” Batin Adrian .

Namun tak lama terdengar kegaduhan dari arah tangga menuju Rooftrof . Adrian sudah bisa menebak siapa pelaku dari kegaduhan itu . Siapa lagi kalau bukan duo curut . Baru saja Adrian bersyukur bisa bebas dari ganguan mereka berdua . Tapi mereka malah tiba tiba muncul kek jalangkung . Memang sial sekali hidup Adrian .

“ Benerkan apa kata gue , Adrian ada di rooftrof!! . “ Sewot Andra .

“ Iye iye kali ini lo bener , tapi gosah ngegas juga lah njing . “ Ucap Candra .

“ Go sah bawa bawa anjing segala lah babi.”

“ Hidih baper lu ?”

“ Kalau iya ken-“

“ Gelud teross! Kalau mau gelud di lapangan jangan di sini . “ Ucap Adrian sinis . Ia  sangat tergangu dengan kedatangan duo curut atau duo ‘DRA’ di sini.

“ Hehehe maap ngab , noh si Andra yang mulai .” ucap Candra cengas cenges .

“ Lohh kok gue , elu Lah."

“ Eluu!”

“ Eluu”

“ Eluu!”

Adu bacot keduanya kembali di mulai . Adrian yang sudah bosan dengan kelakuan mereka berdua akhirnya memilih pergi dari rooftrof . Daripada nambah dosa juga dekat dekat dengan duo curut di sini . Mending dia pergi , biarlah mereka adu bacod sampek puas .

Saking hikmadnya mereka berdua – duo curut , beradu bacod . Sampai sampai mereka tidak sadar jika Adrian sudah meninggalkan mereka .

“ Loh ilang kemana dah tu bocah ? “ Tanya Andra saat tau Adrian sudah tidak ada di tempat semula .

“ Terjun kebawah kali , stress dia punya temen kek lu . “

“ Hehh jan ngadi ngadi lu , yang ada Adrian itu stress gegera punya temen modelan kek elu . “

“ Dih kata sapa? Jelas jelas gue ganteng ngalahin mas ceye ,  punya sifat lemah lembut kek pantat bayi . Ya kalik gini bikin stress orang  .“

“ Pantat bayi gundulmu , pantat kuali baru gue percaya . “

“ Temen yang halal di bunuh .” Ucap Candra .

“ Ohh jadi selama ini gue cuman lu anggep temen gitu? Lu kagak inget apa dulu kita udah pernah berbagi rahim, berbagi susu bahkan berbagi sempak doraemon . Tapi sekarang lu cuman ngangep gue temen?? Ja-“ Crocos Andra , namun sayang sekali . Belum juga selesai ngomong mulut Andra sudah di sumpal dengan tangan sialan milik Candra , mana asin pula rasanya .

“ MINGKEM! BAYEM! HELEM! “

“ LEWPUWSIW GWUE WANGWJING.”

“ Apa?? Kalau ngomong itu yang je- JANGKRIK.” Umpat Candra saat tanganya digigit  oleh Andra .

Di lain tempat ,  Adrian tengah duduk di dalam kelasnya yang sepi . Hanya ada dia dan satu siswa di dalam kelas . Sebenarnya Adrian lapar ingin mengisi perutnya yang kosong ini . Namun ia terlampau malas jika harus berdesak desakan di kantin .

Ia berharap akan ada gadis cantik yang menawarinya makanan ataupun minuman , ahh namun itu mustahil . Hal seperti itu hanya ada di dunia perorenan yang sering di baca Andra ketika gabut . Toh mana ada yang berani mendekati Adrian Martadinata yang garang macem kak Ros ini .

Keheningan menemani Adrian di dalam kelas yang sangat kontras dengan suasana di luar kelas yang sudah sebelas duabelas dengan pasar  . Saking heningnya kelas Adrian suara dari perut Adrian bisa terdengar .

“ Ahh sial , kalau bunyi jan keras keras . Gue malu bego.” Ucap Adrian dalam hati sembari memukul perutnya yang rata .

Adrian berharap tidak ada orang yang mendengar suara itu . Terlalu sibuk memikirnya suara perutnya , Adrian tak sadar jika ada satu orang yang tengah memperhatikanya .

“ Kamu lapar?? “ Tanya Zura – orang yang tidak sengaja mendengar suara perut Adrian.

“ Nihhh ada roti , boleh kamu makan . “  Ucapnya sambil memberikan 1 bungkus roti selai coklat .

“ Gak makasih. “ Ucap Adrian dingin sambil mendorong kembali roti yang di berikan Zura . Sebenarnya Adrian ingin , sangat ingin memakan roti selai coklat itu . Tapi bagaimana ya , Adrian  malu dan lebih tepatnya gengsi .

“ Udahh makan aja , aku iklas kok ngasinya . Lumayan buat ganjal perut , aku tau kok kamu laper ."

“ Gak u-"

“ Aku gak nerima penolakan.” Ucap Zura tegas .

“ gilak , berani bener motong omongan gue . untung cewek. “ Ucap Adrian dalam hati

“ Hmm , makasih .” Ucap Adrian

“ sama sama , ini minunya kalau seret .” Ucap  Zura sembari  mendorong susu kotak  dan meninggalkan Adrian menuju bangkunya  .

Jika kalian pikir Zura itu kaum kaum terzolimi di sekolah ini , kalian salah besar . Zura merupakan salah satu dari sekian banyak siswa yang berhasil mengharumkan nama sekolah ini . Tak hanya berprestasi , Zura juga memiliki paras yang cantik serta attitude yang  perlu di acungi jempol . Berbanding terbalik dengan Adrian .

Keheningan kembali hadir di dalam kelas ini , Adrian yang tengah sibuk menikmati roti pemberian Zura , sedangkan Zura tengah sibuk membaca novel hasil ia meminjam di perpustakaan sekolah .

Namun keheningan itu hanya sementara sebelum Candra dan Andra  masuk dengan rusuh bersamaan dengan suara bel yang berbunyi tanda jam istirahat .

~*~

Selamat membaca!
Jaga imun jaga iman!

Rahya's

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang