|GC-2 drama dikantin|

21 2 0
                                    

Hohohoo kembali nih gue
-
enjoy reading

Hari senin adalah hari dimana Caca mulai
beraktifitas kembali dari bangun pagi, mandi pagi, berangkat sekolah, ngerjain tugas. dan banyak lagi aktifitas di hari itu.

Pagi ini dimulai dengan Caca yang udah rapi dengan seragam ala anak SMA tengah duduk sambil menikmati sarapan paginya dengan nasgor buatan Mama Lisa. Bersama Mama dan Keen, Papa Kusuma keluar kota kerja, ngurus perusahaan.

"Ca nanti pulang cepet ya temenin mama ke mall, belanja kebutuhan dapur."

"Yah maaa ntar Caca mau jalan sama My genk." jawabnya sambil menyilangkan tangannya dengan jari menekuk metal.

"Ajak Keen aja tuh!" lanjut Caca sambil mengarahkan sendok nya ke arah Keen.

Keen menoleh ke arah Caca "Eh gue pulang sore mao futsal."

"Heleh futsal gak ada yang nyemangatin ae."

"Yee ngejek, gue kan ganteng otomatis cewek2  juga bakalan nyemangatin gue!"

"STOP, kalian mau apa deh ntar mama beliin? Udah lama loh kita agak jalan2."

Mama Lisa itu kalo belanja lamaaaa banget belum lagi mampir toko baju, toko sendal, toko prabotan, mabel, semuanya deh.

Caca menyunggingkan sebelah bibirnya, "Okedeeh Caca mau. Udah Caca berangkat dulu!"

"Keen juga deh futsal besok aja gakpapa." ucap Keen mantab sambil tersenyum manis.

"Ikut2 aje lo!"

"Bay Mamaa Assalamualaikum." ucap Caca disusul Keen setelah mencium punggung tangan Mama Lisa.

"Waalaikumsalam, semangat belajar anak mama."

***

"Assalamualaikum pagii gaiis." Teriak Caca saat tiba di dalam kelasnya.

"Aelah jawab napa salam guee!!" lanjutnya.

"Waalaikumsalam." jawab cowok bernama Nusa cepat sambil berlari menghampiri Caca.

Caca meletakan tas punggungnya di atas meja. "Sibuk bener lu pada?"

"Caca adek gue yang paling cantik salinan PR dong plisss, bukunya Rama di monopoli Jehan noh gue gak kebagian contekan." hadang Nusa memohon agar diberi contekan oleh Caca.

Caca membuka tas nya mengambil buku bersampul coklat bertulis Tugas Bu Cicik killer.

"Janji dulu ntar lo beliin gue kinderjoy." ujar Caca sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Iyaiya ntar gua beliin segudang." jawab Nusa ngasal sambil menautkan jari kelingkingnya.

Caca memberikan bukunya "uang jajan masih dari om Prio ae sok beli segudang."

"Biar seneng lu nya."

Dikantin

"Caa woyy!" pekik dua cewek tengah duduk di kursi pojok kantin.

"Bentarr mo pesen basoo." jawabnya.

"Buk sitiii macam biasa baso, mie nya yang putih aja, caos sambelnya biar Caca ambil sendiri." cerocos Caca memesan.

"Ca buruannn lama banget lu." teriak Fania, karena Caca lama sekali pesan bakso padahal hanya beberapa siswa yang antre itupun di belakangnya.

Saat Caca ingin menambah saos, tangan seseorang lebih dulu memegang botol saos tersebut.

Caca mendongak menatap cowok yang lebih tinggi darinya. "Ck.. Buruan ngapa temen gua pada nunggu noh."

"Eh elu, sabar dong bocil." ucap cowok tersebut, yang tak lain ialah Cavero.

"Heh gua udah kelas sebelas, nih lihat bet kelas gua!" sambil memperlihatkan bet yang ada di lengan atas sebelah kirinya.

"Bocil lah, orang lo suka ngadu." ucap Cavero kemudian beranjak pergi.

Caca mendengus, mencolet kecap kemudian ia peperkan ke seragam Cavero. "Rasain."

"Heh kotor nih baju gua." tak kalah Cavero membalas mempeperkan caos ke lengan Caca.

"Wah ngajak gelud lo ya!"

"Ehhh malah berantem di lapak buk siti." ucap Devia yang masih duduk di pojok kursi kantin.

"Lo yang duluan, ngambil caos lama banget terus segala ngatain gua bocil."

"Kalo lo kemaren gak kerumah gue, hidup gue mungkin masih tenang." Ucap Vero sambil berjalan pergi, membuat siswa yang berada di kantin melihat ke arah Caca.

"Maksud loh?"

Devia menarik tangan Caca, "Heh Ca udah kek ayo disuruh push up tau rasa lo nanti sama dia." bisik nya.

Fania tertawa, "Anjay sih lo kerumah Bang Vero? Gimana ceritanya?"

"Mama nyuruh gue ikut ke acara reuni nah terus gua ketemu deh sama tuh cowok."

Mereka bertiga kenal mulai SMP. Tetapi sekarang walaupun satu sekolah mereka dikelas yang berbeda. Fania Bhs 1, Devia IPS 2, Caca IPS 1. Padahal mereka termasuk murid pintar tidak satupun berniat masuk ke kelas IPA.

"Tante Lisa kenal dong sama emak dia?"

"Kenal lah, mana akrab lagi."

"Awas! jangan benci2 ke cowok tiati lo sama bang Vero berjodoh." ucap Devia kek emak2.

"Ngancem lo?"

"Berdoa sih Ca HAHAHA."

"Anjayyy, tarik dong doa lo biar gak terkabul."

"Doa sahabat tuh gabisa di tarik ulur kek perasaan." ujar Fania dramatis.

"Alay lo Fan."

"Hehh Ca

...

Dilain tempat

Rama sahabat karib Cavero tengah duduk sambil minum teh botol, "Knape baju lo? Kek bocah kalo makan cilok cemong trus baju buat lap mulut."

"Enak aja lo, noh gara2 cewek tengil adek kelas lo."

"Gascha lagi?"

"Siapa lagi, aneh loh cuma itu anak yang berani sama gue."

"Gimana kalo lo pacarin dia, nah lo bisa tuh ngatur dia biar dia gak berani sama lo." saran Vian dengan pemikiran cetek.

"Eh dia masih punya mak bapak ngapain gua yang ngatur!"

"Ya maksudnya-" sebelum Vian melanjutkan kalimat nya cavero menyela. "Lagian hubungan cuma pacaran doang gak ada hak buat ngatur2 kecuali kalo gue sama dia nikah, baru gue ada hak buat ngatur dia."

"Wah lo ngarep nih bisa nikah sama dia?" Rama Vian tertawa puas.

"Gak gitu juga anjg."

"Emang lo gak tertarik sama dia? Ya walaupun dia emang ngeselin."

"Gak." jawab Vero singkat.

..
...

***

Tungguin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Caca With CaveroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang