C

4.5K 689 158
                                    

"Aku harus mengatakan yang sebenarnya padanya."

"Tidak, Lee Seolhwa bilang untuk tidak mengatakan apa-apa. Mungkin akan ada efek sampingnya. Mungkin tidak. Dia tidak mau mengambil risiko."

"Yoo Joonghyuk mengira kita ...!" 

Kim Dokja membisikkan kata-kata yang teredam.  Terlalu pelan untuk didengar oleh siapa pun kecuali dirinya dan Jung Heewon.

"Terus ? Lagian kau selalu ingin duduk di atas penisnya. Aku tidak paham apa masalahnya?."

"Heewon!"

[Konstelasi 'Demon-like Judge of Fire' setuju dengan inkarnasi Jung Heewon]

[Konstelasi 'Secretive Plotter' telah mensponsori 69 koin untuk inkarnasi Kim Dokja]

Kim Dokja membuat suara melengking tinggi sementara Jung Heewon menghela nafas.

Joonghyuk mengerutkan kening.  Dia memasuki dapur. Ini sudah Pagi. Beberapa  orang sedang berburu. Beberapa di luar sedang mengawasi perimeter.  Ada juga yang keluar untuk menikmati udara.

Yoo Joonghyuk hanya ingin mencari istrinya.

Kedua pasang mata itu mendarat padanya begitu dia di dapur.  Jung Heewon meliriknya sebelum dia pergi tanpa berkata-kata. Kim Dokja mengawasi kepergiannya tanpa daya.

Mereka adalah teman dekat.

Wanita itu melewatinya dengan tenang tepat sebelum dia memberinya tatapan peringatan.

Yoo Joonghyuk hampir menyeringai.

Semua orang sangat peduli pada Kim Dokja.  Bagus, itu berarti lebih banyak orang yang rela mati untuk menjaga keamanan Kim Dokja.  Dia tidak perlu khawatir mereka akan menikam istrinya dari belakang.

Dia beralih ke yang lebih pendek lalu menatap Kim Dokja dengan mesra.  "Kau lapar? Aku bisa menyiapkan sarapan."

Kim Dokja menatapnya. "Kau ingat cara memasak?"

"Kurasa. Aku bisa menyiapkan apapun yang kau mau," Joonghyuk meyakinkan. Saat  dia memikirkannya, ini adalah pertama kalinya dia menawarkan diri memasak untuk istrinya.  Setidaknya, dirinya versi amnesia ini.

Kim Dokja-nya terdiam sesaat.  Akhirnya, dia menjawab. Walau Seakan ragu." Nasi goreng kimchi. Apa kau tidak keberatan?"

"Tentu saja."

Yoo Jonghyuk memikirkan bahan-bahan yang diperlukan. Dokja pergi untuk mengumpulkan semua bahan-bahan tanpa disuruh.  Seolah dia bisa membaca pikirannya. Sebuah gagasan yang kekanak-kanakan

Mungkin Kim Dokja sudah terbiasa dengan rutinitas ini.  Joonghyuk bersedih atas kenangan indah yang dia telah lupakan tentang istrinya.

Yang terpenting, Yoo Joonghyuk merasa miris karena dia tidak mengingat hari pernikahan mereka. Dia sudah mencoba tapi dia tetap tidak bisa mengingatnya. Rasanya seperti ingatan itu bahkan tidak ada di sana sejak awal.

Kim Dokja pasti terlihat sangat Etheral *sewaktu pernikahan mereka.

*kecantikan bagaikan sebuah cahaya halus yang bukan bagian dari dunia ini (surga)


Mereka berdua pasti telah membuat banyak kenangan indah bersama dalam dunia yang rapuh ini.  Tidak mungkin nggak, bersama Kim Dokja sebagai istrinya.

Yoo Jonghyuk mencuri pandang ke arah pasangannya hanya untuk melihat wajahnya yang memerah. Mungkin karena udara yang panas?

Kim Dokja kembali ke sisinya, meletakkan semua bahan di atas meja. "Nasinya akan segera matang. Kenapa kita tidak menyiapkan yang lain dulu sambil menunggu?"  dia bertanya.

Yoo Joonghyuk tidak menjawab istrinya.  Sebagai gantinya, dia meraih kedua tangan Kim Dokja lalu memutarnya di bawah lengannya.  Dokja mengeluarkan suara terkejut.

"A-apa? Apa?"

"Menari, Kim Dokja. Tahukah kau caranya?"  dia menggoda pria yang lebih kecil. Wajah Kim Dokja kembali memerah dengan cantik.

"Tentu saja, aku tahu itu," balasnya, tersinggung.

Senyuman Joonghyuk mencapai ujung matanya.  Dia meletakkan tangan istrinya di pinggul dan tangan lainnya di atas bahunya.  Kim Dokja menatapnya dan Jonghyuk menggunakan kesempatan itu untuk mengecup hidung suaminya.

Mereka bergerak, berdansa dengan malas.  Tidak ada musik untuk mengiringi mereka tetapi mereka berdua bergerak, terlepas, lalu mereka bergerak bersama.  Dua sisi dari koin yang sama.

Angin berhembus.  Untuk sesaat, ada kedamaian di sini, di antara keduanya.

Kim Dokja menginjak kakinya.  Sekali.  Dua kali.  Tiga kali.  Jonghyuk menyeringai pada suaminya.  Kim Dokja tahu apa itu menari tapi dia tidak bisa menari untuk menyelamatkan hidupnya.  Itu sangat menawan untuk Yoo Jonghyuk.

"Kau bahkan tidak bisa berputar?"

"Aku bisa. Aku sengaja bersikap buruk karena kamu sangat menggangguku."

"Tentu."

"Itu benar," bentak Kim Dokja.

Bibir Jonghyuk mungkin sakit karena semua senyuman tersebut. Mereka menari lagi.  Waktu berlalu.  Kim Dokja menganggapnya sebagai tantangan untuk menginjak kaki Jonghyuk sebanyak yang dia bisa.

Istrinya sangat berharga.

"Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya," kata Kim Dokja akhirnya.

"Menari denganku?"

"Menari dengan siapa saja," jawab Kim Dokja.

Jonghyuk bersenandung.  Dia membawa Kim Dokja lebih dekat dengannya.  Dada saling dada.

"Bahkan dengan seseorang yang kam
u cintai? Mungkin ketika kau masih kecil. Dengan ibumu. Atau teman masa kecilmu,"

pertanyaan Jonghyuk.  Dia ingin tahu lebih banyak.  Serakah bahkan hingga kisah terkecil kehidupan Kim Dokja sebelum semua ini.

Kim Dokja menatap Yoo Jonghyuk selama beberapa detik yang lama, merenungkan apakah dia harus jujur.  "Tidak. Tidak juga. Cinta adalah hal yang aneh bagiku. Selalu terasa seperti sesuatu yang tidak bisa kubawa."

"Ah," hanya itu yang Jonghyuk berikan padanya.  Dia mengerti.  Dia memahami.

Mereka berputar lalu berdansa. Jonghyuk menyeringai pada Kim Dokja setiap kali dia tersandung dan pria lain itu hanya melotot padanya.

Kim Dokja terkadang mengeluh dan Yoo Jonghyuk dengan sungguh-sungguh mendengarkan semua yang dikatakan istrinya, itu mencuri napas Yoo Jonghyuk.

★★★

"Hei, apa sub skenario apa itu?"

"Apa?"

"Yang membuatmu kehilangan ingatan."

Jonghyuk melirik Sooyoung.  "Tidak yakin. Aku tidak ingat."

Dan itulah kebenarannya.  Lee Seolhwa hanya tahu efek dari kegagalan dalam menyelesaikan skenario.  Tidak ada lagi.

Kim Dokja melewati mereka dan Yoo Jonghyuk tersenyum kecil.  Dadanya membuncah.

"Oh. Sulit sekali," kata Han Sooyoung.

✩✩✩

[Konstelasi 'Demon-like Judge of Fire' menangis bahagia karena inkarnasi Kim Dokja bukanlah seorang kasim]

[Konstelasi 'Secretive Plotter' telah mensponsori 69 koin]

[Konstelasi 'Abyssal Black Flame Dragon' telah mensponsori 69 koin]

[Konstelasi  'Prisoner of the Golden Headband'  telah mensponsori 69 koin]

Apa ada yang salah dengan mereka?  Jonghyuk menjulurkan leher ke arah langit.  Dia menarik istrinya yang sedang tidur lebih dekat ke dadanya.

Kim Dokja akhirnya tidak lagi malu dipeluk oleh Jonghyuk dalam tidurnya. Dia tidak akan membiarkan para konstelasi merusak momen berharga ini.

Abendrot  by OldeShoestringsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang