"Jika masalahmu sebesar kapal, maka solusinya seluas samudera. Dan keyakinanmu harus sedalam palung mariana."
-Syagia Novastala-
Happy reading 🐾
Pekatnya malam begitu memanjakan jajaran para bintang yang mengawang. Berpadu dengan desiran angin yang membawa kesejukan. Menghanyutkan jiwa dalam ketenangan.
Tapi tidak untuk Gia! Di saat malam datang, pikiran mulai berkecamuk. Memikirkan banyak hal. Bukan karena soal percintaan, melainkan beban yang harus orang tua ia tanggung untuknya.
Jam sudah menunjukan pukul 23.00 namun Gia masih terjaga di atas tempat tidurnya. Sedang adeknya sudah terlelap beberapa jam yang lalu.
Gia mencoba memejamkan mata.
Namun tetap nihil, ia susah tidur."Shit!!!"
Tak tahan! Akhirnya Gia bergegas mengambil pulpen dan buku diary-nya. Sembari tiduran di atas kasur, tangan Gia mulai menggerakan penanya untuk menari di atas kertas kosong putih, untuk menuangkan semua yang dipendamnya.
Yaps, bagi Gia, teman terbaik adalah buku. Karena di sana tidak ada penolakan. Mau nulis bahagia ataupun keluhan, tetep aja, buku adalah buku. Yang akan tetap pasrah menerima tulisan-tulisan kita, dimanapun, dan kapan saja.
Tok ... tok ....
Gia menyatukan alisnya.
Tok ... tok ....
"Ibu?!"
Tok .... tok ....
"Ibu bukan? buka aja pintunya. Nggak Gia kunci kok."
Hening
Tok ... tok ....
Geram, Gia bergegas membuka pintu kamarnya. Dan ... Gia sangat terkejut. Ternyata yang mengetuk pintu
bukanlaj Ibunya, melainkan sosok pria tinggi berbaju hitam, pria misterius, berkulit putih, dan bola mata abu-abu. Gia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena pria itu memakai topeng muka."L-lo s-siapa?" Tanya Gia dengan perasaan takut.
"Aku siapa? Ck! Tidak penting siapa aku. Ayok ikuti aku, aku akan membawamu ke suatu tempat yang belum pernah kamu lihat," tutur Pria misterius.
"Eh eh!! T-tapi gue gak kenal Lo! Dan, Lo datang dari mana? Lo, manusia, kan?!"
Eh bego! Ko gue nanya dia manusia apa bukan, ya iyalah dia manusia. Kaki dia aja napak di bumi. Duh tulul.
"Hahahah pertanyaan macam apa itu, tak bermutu. Sudah jangan banyak tanya. Ayok ikut aku," ajaknya sambil menarik tangan Gia menuju keluar rumah.
"T-tapi ...."
Tangan Gia langsung ditarik sama Pria misterius itu.
Sesampainya di luar rumah, Gia terkejut. Bagaimana tidak! Di depan rumahnya ada sepasang kuda berwarna putih yang mempunyai dua sayap.
"What!!!!!!" Gia melotot.
Gia menoleh ke arah Pria misterius untuk meminta penjelasan.
"Sudah kubilang, jangan banyak tanya. Mari naik kuda ini," ajaknya.
"Lhaaa, enak bener lo ngomong!" Protes Gia. "Lo itu siapa sih!? Pria misterius yang tiba-tiba dateng entah dari mana, dan tiba-tiba nyuruh gue untuk ikut sama lo!" Gia menumpahkan kekesalannya.
"Hellowwww bambang!!! Mikir dong, udah malem ginih, dan lagian gue minta ijin ke Ibu dan Ayah gimana? Pasti nggak bakal diijinin. Bisa-bisanya ya lo main tarik tangan gue! Hih!" Gia menghela napas sejenak.Pria misterius tak berekspresi sedikitpun. Mukanya datar sambil menatap Gia tajam. Gia semakin kesal.
"Oke kalau gitu, gue mau ke kamar aja!" Ucap Gia sambil ingin berlalu pergi.
Baru melangkahkan kaki, Gia tiba-tiba merasa pusing. Dan pandangannya menjadi kabur.Lho lho lho! Kok gue-
Brukkkkkkk
Seketika Gia tak sadarkan diri.
...
Perlahan-lahan Gia membuka matanya. Dadanya terasa sedikit sesak. Pantas saja, ternyata posisi tidur nya dengan keadaan tengkurap, dengan satu tangan yang masih menggenggap pulpen menindih buku.
"Huoaammm ...." Gia menguap.
Gia sadarkan diri, dan mengkerutkan alisnya.
Lho! Gua ternyata di atas kasur. Omaygattt jam berapa ini? What!! Jam 24:30. Masih dini hari. Dan ... ck! Aelah gue ketiduran.
Gia bergegas menaruh buku dan pulpen ke tempat semula. Dan kembali berbaring di atas tempat tidur, sambil memikirkan sesuatu.
Aneh banget, berarti yang barusan tuh ... gue cuma mimpi. Tapi kok kayak nyata banget. Duh pusing gue. Bodo ah!
"Hoooaaaammmm ...." Gia mulai kembali mengantuk. Lamat-lamat mata Gia terpejam. Dan tertidur pulas tanpa bunga mimpi.
Udara di luar mendadak dingin, angin kencang mulai berkejaran dengan membawa butiran-butiran debu dan juga ranting-ranting kering. Terdengar suara menggelegar dari cakrawala. Mungkin malam ini akan hujan.
Iya, benar saja. Malam ini hujan. Selamat datang rinai. Udara menjadi semakin dingin dan sangat nyaman untuk waktu tidur. Gia tertidur sangat pulas sekali. Mubgkin dalam benaknya, Gia ingin malam ini diperpanjang, agar dia bisa merasakan kenyamanan ini lebih lama. Aaaaaaa! Nyamanya.
🐾🐾🐾
Guys, help! Aku mau nanya nih. Kalian dapet feelnya nggak sih?
Berikan kritik dan saran kalian di kolom komentar ya. Terima kasih🐾
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Dreamer Dream [ON GOING]
RomanceTinggalin jejak kalian ya guys sehabis membaca.❤🐾🐾🐾 Guys, Siapa sih di dunia ini tak mempunyai mimpi? pastinya semuanya mempunyai mimpi masing-masing, kan? Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan mungkin kakek-kakek nenek-nenek pun masih...