"Eh kalian sudah tau belum?""Apa tuh?", tanya nya dengan rasa penasaran. Satu persatu dari mereka pun berkumpul mendengarkan.
"Katanya Tama meninggal bunuh diri"
"Astaga"
Lambe turah nya kantor terus melanjutkan ucapannya " Kalau gak salah, denger-denger penyebab dia bunuh diri karna patah hati ditinggal—"
Belum selesai bicara, kata-katanya dipotong duluan oleh atasan,"Hei kalian ini. Tidak baik menggosipkan orang yang sudah tiada"
Mereka pun berpencar ke tempatnya masing-masing.
Keadaan kembali sunyi namun tidak ada yang tahu jika salah satu dari karyawan kantor tersebut sedang bersandar di dinding dengan kedua tangan yang menutupi mulut.
"B-bagaimana bisa...padahal baru kemarin aku melihatnya makan tahu bulat sambil jongkok di pinggir jalan"
Ia melangkahkan kakinya keluar gedung dan berlari ke suatu tempat. Alisnya terus berkedut dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tak lama kemudian ia akhirnya sampai. Ke tempat dimana banyak pepohonan dan gundukan tanah yang sedikit ditumbuhi rumput. Kuburannya.
"Tama...aku tak percaya kau sudah—", air mata kian mengalir ,dia menangis sesenggukan dan sambil menundukkan kepala kata-kata dari bibirnya terus keluar.
"Mungkin kau tak mengenaliku tapi aku mengenalmu, bahkan sejak kita satu kampus.Kau orang yang aneh, disaat cuaca panas kau mengenakan baju berlapis-lapis seperti kue lapis legit, dan saat tengah musim hujan kau malah memakai kaos oblong tipis dan memakan es krim strawberry"
Tawa kecil pun terdengar sembari mengingat masa lampau , "pfft dan jangan lupakan kau yang dihukum dosen karna tak sengaja memecahkan kaca ruangan pak aheng saat bermain basket!hahahaha"
"Tama."
"Aku tau ini tak masuk akal tapi, jika aku diberi kesempatan untuk memutar balikkan waktu. Walau hanya sebentar... aku ingin lebih berani dan dekat denganmu. Aku tau itu mustahil namun setidaknya kalau tak bersamaku aku ingin kau tetap tersenyum dan tertawa bebas seperti dulu tama..."
Seketika tawa yang sementara muncul sirna, pertahanannya runtuh, tangisannya semakin keras. Tangannya memegang batu nisan Tama dengan lembut tetapi bahunya bergetar.
"Tuhan, maukah engkau mempertemukanku dengan Tama? aku ingin melihatnya... Walaupun hanya dalam mimpi, sekali saja kumohon...sekali saja..."
Tiba-tiba pandangannya menggelap. Hal yang pertama kali ia rasakan adalah keempukan?. Ia merasa nyaman seperti sedang di kasur, dan sebelum ia menyadarinya, ia benar-benar berada di atas ranjang kamarnya.
Apakah benar ia kembali ke masa lalu?
←⊙▼⊙→
↓ ↓
■■■■■■
■■■■
■■
■Yo semuanya!
Ini cerita pertama ku, kuharap kalian suka ya!Oh ya dan mungkin ada yang bingung kenapa dia alias pemeran utama kita, Alana tahu dimana makam Tama. Sebenarnya beberapa hari sebelumnya dia lagi cuti keluar kota karna ada kepentingan mendadak. Dan tetiba aja dapet berita kalau tama udah meninggal, awalnya dia gak percaya, sampai akhirnya dia balik ke kantor dan menemukan kalau beritanya bener. Pas dia berlari itu dia udah tau dimana letak kuburannya karna sebelumnya temennya memberi tahukan lokasinya.
Nah jadi gitu gaes
Cerita aku ini per bagiannya berisi 500-600 kata. Gatau sih kalau aku lagi moodyan mungkin bisa lebih. Jadi nantikan terus ceritanya!!!
Sampai jumpa di bagian selanjutnya^^
Kalau kamu suka boleh lah pencet votenya dan jangan lupa buat komen! aku ga terlalu tau tentang tanda bacaan dan sebagainya jadi mohon sarannya juga ya (•̀ᴗ•́)وAssalamualaikum,
Sayonara✧٩( 'ω' )و
KAMU SEDANG MEMBACA
3 wishes - kth [Slow]
Romance[1] Ini kisah pendek tentang aku, Alana Safira yang kembali ke masa lalu, dan karena itu hanya satu tujuanku sekarang yaitu menyelamatkannya , iya, dia si sadboi berkepala brokoli! |500-600 kata| |b. non baku|