Prolog

6 0 0
                                    

Veyana's pov

Aku dilahirkan menjadi seorang putri di kerajaan dongengku. Bahkan terlalu sempurna untuk diceritakan bahkan itu kepada dia. Lidahku sendiri tak mampu untuk menceritakan betapa menyenangkannya hidupku saat ini. Hidup bersama keluarga yang sangat menyayangiku. Ayah, bunda, kakak, adik, kakek, nenek, dan teman-teman, bahkan juga pacarku. Semuanya menyayangiku dan memperlakukanku sebagai layaknya seorang putri kerajaan. Prestasiku di SMA juga membuat hidupku menjadi lebih sempurna.

"Vey, kamu mau ikut lomba lagi?" tanya bunda Ivana, bundaku.

"Iyalah, bund. Kan Vey jadi satu-satunya wakil dari sekolah" ujarku menjawab bunda sembari bersiap-siap berangkat ke sekolah.
"Yaudah bund, Vey berangkat dulu ya" Kataku untuk berpamitan pergi lalu mencium tangannya.

~~~

"Pagi Vey" Sapa Rifki padaku. Ya, Fergio Rifki dia adalah kekasihku sekaligus rivalku di SMA. Dia cukup tampan dan juga cerdas.

"Pagi juga Rif, kamu pagi banget ke sekolah" jawabku pada Rifki.

"Sekali-kali aku yang nyapa pacar aku duluan hehe" dengan entengnya dia menjawab. Memang dia selalu berangkat sekolah setelahku. Mungkin benar, kali ini dia ingin menyapaku terlebih dahulu.

"Yah kamu mah" Jawabku juga.

"Vey, katanya kamu nanti mau ikut lomba pidato ya?"

"Iya Rif, doain aku ya"

"Tentu dong, aku selalu doain pacar aku yang satu ini. Jangan grogi ya!"

"Makasih banyak ya Rif"

"Sama-sama sayang, eh iya kamu pasti belum sarapan kan?"

"Tau aja kamu"

"Jelaslah orang kamu kan fans nya ibu kantin tiap pagi apelin ibu kantin dengan alasan sarapan tapi sayang lupa apelin pacarnya"

"Ih kamu apaan sih Rif"

"Bercanda Vey, yaudah ayo aku temenin sarapan"

"Okey ayok deh"

Aku dan Rifki langsung berangkat menuju kantin untuk melakukan rutinitas pagiku untuk sarapan bersama ibu kantin. Hanya saja kali ini sangat membahagiakan karena Rifki menemaniku untuk sarapan.

Setelah cukup lama kami melangkahkan kaki, akhirnya aku dan Rifki sampai ke kantin dan seperti biasa aku disapa oleh ibu kantinnya.

"Eh neng Vey, tumben sarapannya dianter sama pacarnya" ujar Bu Inem yang menjadi penjaga kantin langgananku di sekolah.

"Hehe iya Bu, tumben banget dia nemenin saya. Mungkin dia baru inget kali Bu kalo dia punya pacar" sindirku sambil melirik ke arah Rifki.

Rifki melotot tajam ke arahku sambil berkata "Jangan gitu dong Vey, kamu tau kan aku selalu inget sama kamu, bahkan aku selalu mikirin kamu setiap saat setiap waktu"

"Apaansih Rif gombal deh. Udah deh buk ngga usah dengerin dia! Kaya biasanya ya Bu, nasi pecel seporsi" Ucapku pada ibu kantin. Lalu beranjak pergi meninggalkan Rifki untuk mencari bangku.

Mine or Yours?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang