Malam yang larut membawa keheningan seolah mengerti sendu yang dirasakan oleh setiap insan. Ketika hening itu telah datang, pasti selalu menemani dikala Air mata seseorang telah jatuh dari singgasananya. Air mata dari gadis itu benar-benar terjatuh mengingat kejadian dimana ia harus melihat orang yang mungkin dia cintai bersama orang lain. Dia sendiri masih belum bisa memastikan apakah dia masih mencintainya atau tidak. Apalagi setelah kejadian itu menimpanya.
Vey menutup mukanya dengan bantal kesayangannya yang selalu menemaninya di saat saat ia sedang terpuruk. Sesekali ia menepis air matanya agar tak mengenai bantal. Karena saat ini bantalnya hampir penuh dengan air matanya.
Tokkk...tokk....
Vey yang mendengar suara ketukan pintu itu langsung mengusap air matanya. Siapapun yang mengetuk pintu kamarnya, ia tak mau ada yang tau dia menangis. Sebisa mungkin Vey menutupi kesedihannya.
"Siapa?" tanya Vey masih mencoba menyeka air matanya.
"Ini bang Fero, Vey. Gue masuk ya"
"Masuk aja" Teriak Vey dari dalam kamar.
Fero yang telah mendapatkan izin untuk masuk ke kamar adik perempuannya itu kemudian membuka pintu secara perlahan. Ia masuk dan ia mendapati wajah Vey tengah tidak baik-baik saja. Meskipun Vey mencoba menutupi, tetap saja Fero tau bahwa adik perempuannya habis menangis. Ditambah lagi mata Vey yang sembab dan merah membuatnya tak bisa berkutik lagi.
"Lo abis nangis?" Tanya Fero dengan sifat konyolnya.
"Engga, gue nggak nangis" Bela Vey agar tidak ketahuan Fero. Karena jika Fero tau dia habis menangis, pasti ia akan menjadi bahan Bullyan nya Fero.
"Jangan boong deh, lo ga cocok jadi artis, sok sok an akting. Lagian lo cengeng banget" Celetuk Fero dengan tampang songongnya.
"Dih apaan sih lo bang? ngapain lo masuk ke kamar gue?" Tanya Vey yang udah lumayan gedeg sama Fero.
"Oiya sampe lupa gue ngasih tau lo gara-gara gue liat lo nangis pengen gue ketawain"
"Anjir lo, cepetan ada apa?"
"Iya iya sabar dong saudari, ituloh ada yang nyariin lo. Cowok sih, kayanya sih pacar lo, tapi gue nggak yakin itu pacar lo secara lo itu kan perempuan setengah abang-abang jadi mana ada cowok yang mau sama lo" Ucap Fero sambil menyeruput air putih di meja belajar Vey.
"Lo tuh Abang gue ga sih? dendam mulu perasaan sama gue" Tukas Vey sedikit kesal lalu beranjak pergi untuk menemui tamunya.
Tak berapa lama Vey berada di luar dan betapa kagetnya ia ketika melihat siapa tamu yang mencari dirinya.
"Ngapain lo malem-malem ke sini?" Tanya Vey pada Rifki. Iya, tamunya adalah Rifki orang yang membuatnya menangis semalaman.
"Eh Vey, gue mau mastiin lo baik-baik aja" Jawab Rifki dengan berdiri menyambut kedatangan Vey.
"Lo liat? gue baik-baik aja. Jadi udah kan? lo bisa balik sekarang" Tutur Vey yang menyuruh Rifki pergi. Bukannya ia berniat mengusir, tapi ia hanya takut hatinya semakin sakit ketika melihat Rifki berada di depannya saat ini.
"Enggak, gue masih mau di sini" Kekeh Rifki ingin tetap di rumah Vey.
"Terserah lo" Ketus Vey.
"Jangan cuek Vey, lo makin cantik kalo cuek" Mendengarnya Vey merasa aneh, ia sesegera mungkin menepis kata itu. Ia akan sangat merasa bersalah jika Rifki kembali padanya. Apa yang akan dia katakan pada Alana?
"Jangan ngaco deh Rif, lo udah punya Alana! Jangan macem-macem lo" Dengus Vey sinis.
"Alana? gue udah nggak ada hubungan sama Alana Vey" Ucap Rifki enteng. Vey yang mendengarnya terlonjak kaget. Ia tak menyangka Rifki bisa sejahat itu sama Alana yang sedang sakit.
"Serius lo? jahat banget lo Rif salam Alana"
"Dengerin gue Vey, gue pernah bilang ke lo kalo cinta gue cuma buat lo" Ucap Rifki sambil meraih tangan Vey.
Vey segera menepis tangan Rifki dari tangannya dan mulai tersulut emosi mendengar penjelasan Rifki "GILA LO RIF?? BUAT APA LO PACARIN ALANA KALO GITU? LO SADAR NGGAK SIH ITU BISA BUAT ALANA SAKIT? HAH? HATI LO DIMANA? GUE NGGAK NYANGKA LO SEJAHAT INI RIF" Bentak Vey pada Rifki.
"Hey Vey dengerin gue dulu" Ucap Rifki berusaha menjelaskan pada Vey.
"APA??? APA YANG MAU LO JELASIN HAH?" sinis Vey.
"Gue sama Alana pacaran itu karna gue kasihan sama Alana Vey, karena Alana baik sama gue dan dia juga lagi sakit. Apalagi gue lo putusin, gue bener bener hancur Vey"
"TERUS LO LAMPIASIN ITU KE ALANA? LO JAHAT RIF. GIMANA PUN ALASAN LO, ITU SEMUA TETEP AJA SALAH. MENDING LO PULANG!! GUE NGGAK MAU LIHAT MUKA LO DI RUMAH GUE" Emosi Vey yang sudah tidak bisa ditahan.
Vey tidak menyangka Rifki bisa melakukan hal sekeji itu. Apalagi dengan sahabatnya Alana. Ia hanya mengkhawatirkan kondisi Alana yang tengah berjuang melawan sakitnya. Tapi apa yang Rifki perbuat? hanya dapat menambah sakit yang Alana alami.
Rifki sendiri tak pernah melihat Vey semarah ini. Mungkin Vey benar, dia keterlaluan untuk menjadikan Alana sebagai pelampiasan sakit hatinya. Rifki bergegas pergi sebelum Alana lebih marah dari ini.
~~~
Pagi ini koridor kampus ramai seperti biasanya yang dipenuhi oleh mahasiswa mahasiswa yang tengah memiliki jam kuliah pagi. Begitu juga Vey dan Keyla.
Terlihat Vey dan Keyla tengah duduk di sebuah meja di kantin dengan semangkok bakso dan segelas es jeruk di hadapan mereka masing-masing.
Mereka menikmati makanan yang mereka makan saat ini.
Keyla lebih dulu menghabiskan bakso miliknya. Ia merasa geram dengan Vey yang sedari tadi belum menghabiskan baksonya. Sebenarnya Vey bukan tipe orang yang makan dengan lama, tapi beda jika dia makan bersama Keyla, dia akan makan sangat lama bahkan hingga Keyla merasa geram.
"Vey, lo makan lama banget perasaan kalo sama gue" geram Keyla yang melihat Vey makan begitu lelet.
"Ah elah kaya nggak tau gue aja lo" jawab Vey santai sambil memasukkan bakso ke mulutnya.
"Ah terserah lo deh" Ketus Keyla yang lalu teringat sesuatu. "Eh Vey, gimana kemaren lo pas jenguk temen SMP lo itu? kondisi dia gimana?" tanya Keyla mendadak yang membuat Get sedikit tersedak mendengar pertanyaan Keyla.
Keyla yang melihatnya merasa tidak enak karena dia berfikir Vey tersedak karena lontaran pertanyaan darinya. Namun, dia berfikir pasti ada sesuatu yang aneh pada Vey karena tak biasanya Vey bersikap seperti ini.
"Jangan bahas itu key, gue lagi ngga mood buat bahas itu" Jawab Vey ketus yang lalu kembali memakan bakso miliknya.
Ada apa nih sama Vey? Apa ada sesuatu yang terjadi kemaren yang gue ngga tau? Ah tar aja deh gue nanya pas dia udah enakan - Key
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine or Yours?
Teen FictionVeyana Alinskie, seorang gadis dengan hidup yang sangat sempurna. Fergio Rifky, lelaki yang sangat penting dalam hidup Vey. Alana Meyshila, gadis berparas cantik yang selalu ceria dalam kekurangannya. .... "Jadi, untuk apa kamu kembali jika akhirny...