G O N E (1)

4 1 0
                                    

Cerita ini sudah pernah di ikutsertakan lomba di sebuah Grup Literasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini sudah pernah di ikutsertakan lomba di sebuah Grup Literasi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***










Purnama bersinar tepat di atas Mansion tua yang mangkrak sejak beberapa tahun lalu. Renovasi yang gagal berlanjut itu membuat bangunan tersebut terlihat usang. Sebagian pilar-pilarnya telah ditutupi oleh tanaman hijau, juga beberapa bagian lain seperti dinding dan kosen jendela yang mengalami kerusakan.

Di Halamannya yang luas, bertumpuk daun-daun kering yang sebagian telah lapuk dan berubah menjadi pupuk. Pohon Holly dan beringin tumbuh berdekatan, ranting dan dahannya saling melambai di terpa angin.

Ben menapaki halaman Mansion tua tersebut tanpa ragu, walau sesekali ia akan di sapa oleh burung hantu yang manggut-manggut di atas dahan.

Semilir angin mengikuti langkah kakinya menuju ke dalam rumah besar itu. Ben sudah mengunjungi tempat ini selama satu minggu terakhir. Bukan tanpa alasan, tentu saja untuk menemui kekasihnya, Elea.

Bangunan besar yang kosong di gunakan sebagai tempat pertemuan sepasang kekasih itu.  Suasananya yang sepi, jauh dari keramaian dan tak pernah terjamah manusia dalam kurun waktu yang lama.

Jika bukan karena hubungan Backstreet yang di jalani Ben dan Elea, mereka tidak mungkin bersembunyi hanya untuk bertemu di tempat kumuh seperti ini.

"Ayah melarang ku untuk bertemu dengan mu lagi." Keluhan yang sama selalu ia utarakan saat bertemu dengan Ben.

"Kalau begitu, mari sudahi hubungan kita." Hanya itu yang bisa Ben katakan. Tidak banyak yang bisa ia perbuat, ketidaksukaan orangtua Elea tentu membuat hubungan terasa sangat hambar.

"Tidak, Ben. Aku begitu mencintai mu. Kita tidak akan berpisah sampai kapan pun." Air mata Elea lolos begitu saja pada pipi mulusnya. "Selamat kan aku dari kekangan Ayah! Aku lelah menjalani hubungan seperti ini."

Permohonan Elea membekas dalam ingatan Ben. Memaksa pria berambut blonde itu berpikir keras untuk menemukan bagaimana cara menyelamatkan hubungannya. Ben dan Elea hanya sepasang kekasih yang ingin hidup normal seperti pasangan di luar sana. Bebas memamerkan kemesraan, tertawa lepas tanpa beban.

Outstanding Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang