Pakaian? Sudah.
Tiket? Sudah
Barang penting? Sudah.
Uang tabungan? Sudah.
Tempat tujuan? Sudah.
Secarik senyuman terukir di bibirnya, sekarang ia hanya perlu menunggu kapan rencananya akan dimulai.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam, masih ada waktu untuk membuat skenario seakan ia hanya pergi seperti biasanya. Sprei kasur ia biarkan rapi, juga tidak menyentuh barang apapun yang mudah terlihat agar terlihat normal. Mungkin baru akan terbongkar begitu mereka membuka lemari bajunya yang kosong, tapi semua itu sudah terlambat.
Ia akan pergi dengan kereta sembari membawa tas carrier ukuran besar melewati tiga kota hingga tiba di tempat tujuannya. Untuk sementara, ini ia menyimpan semuanya dalam lemari agar tidak ketahuan, terutama oleh pembantu menyebalkan yang membuatnya dituduh menjadi pencuri di rumah ini.
Sudah mana ia difitnah berbagai macam rupa di sekolah hingga kedua orangtuanya berpisah karena malu, kini pembantunya ikut memanaskan keadaan keluarganya. Ia yakin, wanita sialan itu hanya ingin mengincar harta ayahnya saja. Apa pedulinya? Toh, ia dibuang oleh mereka. Ia tak akan terkejut jika suatu hari nanti ayahnya akan menikah dengan wanita tamak tersebut.
Detik demi detik berlalu hingga tanpa disadari, waktu telah menunjukkan pukul 2 pagi. Tanpa perlu berpikir dua kali, ia pun segera mengeluarkan barang bawaan miliknya ke luar jendela kamarnya yang berada di lantai satu.
Setelah tasnya sudah diluar, ia pun melompat keluar pintu yang kemudian ia tutup dengan rapat. "Suatu saat, kalian akan menyesal."
Dengan lincah, Ice memanjat tembok pagar rumah dan berjalan menuju halte bus terdekat. Memang ia harus menunggu cukup lama untuk sebuah bus, tapi dewi fortuna tengah berpihak kepadanya sehingga tak perlu menunggu lama.
Ada beberapa penumpang lain dalam bis tersebut, ia memilih duduk di dekat pintu untuk berjaga-jaga..Siapa tahu ia menaiki bis hantu, jadi ia bisa kabur dengan mudah.
Empat puluh lima menit perjalanan, akhirnya ia tiba di stasiun kereta. Menunggu sebentar sebelum kereta tiba bukan lah hal yang berat. Menatap sekeliling, ia hanya sendiri. Tapi tak peduli, yang penting ia sudah berhasil keluar dari rumah neraka tersebut.
"Perhatian, kereta tujuan xxxxx akan segera tiba di peron 5. Harap tetap berada di belakang garis kuning hingga kereta berhenti sempurna."
Ice pun segera bangkit dari kursinya dan berdiri tepat di belakang garis aman sembari menggendong tasnya. "Say good bye to Ice Frost, fools. From now, Ice Frost is dead."
T. B. C.
____________________________________________________
Spam update 2/?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust [Completed]
Fanfiction[Revised] Boboiboy Fanfiction! Apa itu kepercayaan? Kepercayaan hanyalah sebuah omong kosong, sandiwara sempurna untuk menghancurkan seseorang dari dalam. Mungkin kau tak merasakannya, namun pihak lain banyak yang terluka. Maka biarlah ku tutup kis...