Snow Frost, pria paruh baya selaku kepala keluarga dengan marga Frost. Ia hanya menghela napasnya lelah sembari menatap figura yang terpasang di dinding rumahnya.
Foto sepuluh tahun yang lalu, dimana semuanya belum seperti ini. Keluarga Frost, dulu paling disegani oleh orang lainnya.NIa merasa sangat kecewa dengan putra tunggalnya tersebut, bisa-bisanya ia membuat malu nama keluarganya.
Tiba-tiba ponselnya berdering, menampilkan sebuah nomor yang tidak asing lagi bagi dirinya. Dengan enggan dirinya pun mengangkat panggilan tersebut. "Ya? Snow Frost disini, apa yang bisa saya bantu?"
"Saya Sadhiyya, kepala sekolah dari sekolah Amphiribite Senior High School. Apa anda bisa datang ke sekolah? Ini mengenai anak anda, Ice Frost."
Tangannya mengepal keras begitu mendengar nama putra semata wayangnya, dia sudah muak mendengar namanya. "Baiklah saya akan datang kesana, saya akan mengurus masalah yang dia perbuat kali ini."
Dengan rasa kesal, ia langsung menyambar kunci mobil yang berada diatas meja dan pergi menuju ke sekolahan anaknya tersebut. Begitu sampai disana, ia langsung memasuki ruang kepala sekolah. Sedikit heran karena anaknya tak ada disana, namun ia tetap abai.
"Ada apa nyonya? Masalah apa yang anak saya lakukan kali ini?" tanyanya, namun sang kepala sekolah malah menggeleng.
"Bukan, saya akan meluruskan kesalahpahaman yang selama ini terjadi. Namun, apakah Ice tidak ikut bersama anda?" Snow menyerngitkan dahinya begitu mendengar ucapan Sadhiyya, kesalahpahaman apa? Dan kenapa dia malah menanyakan kemana anaknya?
"Bukankah Ice ada di sini?"
"Ice sudah di drop out dari sekolah sebulan yang lalu, karena itu saya ingin meluruskan kesalahpahaman ini." Drop out? Bagaimana ia tak tau masalah ini? Kalau begitu, kemana perginya pemuda itu?
"Jadi semua ini berawal dari seorang siswi yang sedang curhat dengan putra anda, kemudian ada yang menguping pembicaraan mereka hingga kemudian menyebarkan kabar tersebut," jelasnya sambil menunjuk kearah tiga pelajar yang berada di ruangan itu juga.
"Maaf, aku melakukan semua ini karena aku iri dengan anak anda. Ia begitu disenangi oleh semua orang," tambah seorang siswa sembari menunduk. Seakan ada yang pecah dalam hati Snow, kini ia merasa menyesal atas perlakuannya pada putra sulungnya tempo hari.
"Karena perbuatan Celine, Gisel mengira Ice lah yang menyebarkan rahasianya, karena itu ia balas dengan menyebarkan kabar buruk tentangnya."
"Maaf tuan," timpal siswi dengan name tag 'Gisel'.
"Dan saya minta maaf, karena pihak sekolah memercayai omong kosong tersebut begitu saja. Sebagai permintaan, saya akan menggratiskan biaya putra anda selama setahun."NSnow pun meneguk ludahnya kasar. "Tapi Ice sudah dua minggu tidak ada di rumah."
Keheningan terjadi begitu mereka mendengar penuturan Snow, seakan tak percaya dengan ucapannya.Tanpa basa basi, ia pun segera menghubungi nomor putranya. Namun sayang, tak bisa diangkat.
Kemana ia pergi?
"Maaf."
The End
__________________________________________________________________Spam update 3/3
Hiks, niatnya langsung 5 sama SFTR sekalian. Tapi bentar lagi nyampe---
Cuma keburu segini maaf 😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust [Completed]
Fanfiction[Revised] Boboiboy Fanfiction! Apa itu kepercayaan? Kepercayaan hanyalah sebuah omong kosong, sandiwara sempurna untuk menghancurkan seseorang dari dalam. Mungkin kau tak merasakannya, namun pihak lain banyak yang terluka. Maka biarlah ku tutup kis...