Chapter II

103 21 1
                                    

Author POV

"APA?! ERWIN SENPAI?!"

"Emangnya Erwin Senpai kenapa? Kok bisa sampe luka sih? Duh darahnya banyak ngga? Erwin Senpai ngga sampe pingsan 'kan? Terus lukanya parah ngga?" tanya (Y/n) bertubi-tubi.

"Tch ... berisik! Lebih baik bantu saya cari obat merah sama perabannya!" suruh Levi.

"Siap Senpai! Tapi, boleh ngga nanti aku ikut Senpai? Aku mau ngeliat Erwin Senpai," pinta (Y/n).

"Ngga Brat, kamu harus jaga temen kamu itu. Ada saya dan Hanji, Erwin baik-baik aja."

"Iya juga ya, ya udah kalo gitu titipin salam buat Erwin Senpai, ya? Bilangin juga semoga cepet sembuh."

"Ya."

Setelah menemukan perban dan obat merah, Levi langsung pergi menuju ke pintu keluar tapi tiba-tiba berhenti. "Sebegitu sukanya kamu sama Erwin, kenapa?"

"A-aku ... aku juga ngga tau si, suka aja." Mendengar jawaban (Y/n) Levi mendecih lalu melanjutkan jalannya, meninggalkan UKS.

Satu jam kemudian bel istirahat berbunyi, untungnya Armin sudah sadar sejak setengah jam yang lalu. Eren juga sudah kembali dari kantin, dan mereka sekarang sudah berada di kelas.

"Beb ke kantin yuk! Biar Abang Jean yang traktir deh," tawar Jean sambil senyum-senyum sok ganteng.

"Ga, sama Mika aja sono. Gue mau ke kantin bareng Eren, BYE!" (Y/n) langsung pergi menghampiri Eren, tanpa menunggu balasan dari Jean.

"Oi Anoa! Ke kantin yuk!"

"Skuy lah mamen, eh lo mau beli apaan? Biar ntar gue yang pesenin nah lo yang cari tempat duduknya."

"Samain aja sama lo."

Sesuai rencana, sesampainya di kantin Eren langsung menuju ke stan makanan sementara (Y/n) mencari meja yang masih kosong. Untungnya kantin masih belum terlalu ramai, jadi masih tersisa satu meja kosong yang terletak di sudut ruangan.

"Hai (Y/n), sendirian aja? Kami boleh ikut duduk di sini ngga?" tanya perempuan berkacamata yang datang bersama kedua temannya.

"Eh Hanji boleh kok, aku sama Eren tapi dia lagi pesen makanan. Silakan duduk semuanya."

"Makasih, (Y/n)."

"I-iya sama-sama Erwin Senpai, eh ngomong-ngomong Senpai ngga apa-apa? Lukanya udah baikan?" tanya (Y/n) sambil memperhatikan perban yang melilit tangan kanan Erwin.

"Iya ngga apa-apa, makasih ya kata Levi kamu bantuin dia buat cari perban sama obat merahnya," ujar Erwin tulus.

"Sama-sama Senpai, aku seneng kok bisa ngebantu," balas (Y/n) sambil sedikit tersipu.

Di tengah-tengah obrolan mereka, Eren datang sambil membawa dua mangkuk miso ramen, sekotak susu strawberry kesukaan (Y/n), dan minuman kaleng bersoda untuknya.

"Makasih Eren, baik deh," ujar (Y/n) sambil tersenyum manis.

'Shit, si babi ngapa dah senyumnya manis banget? Kan gue jadi tambah suka,' batin Eren. Eren memang suka pada (Y/n), tapi terjebak friendzone.

"Eh rame ternyata," ujar Eren saat menyadari keberadaan ketiga kakak kelasnya di meja yang sama dengan (Y/n).

"Iya, kami ikut duduk di sini ngga masalah 'kan?" tanya Erwin.

"Engga kok."

Mereka memulai makan siangnya, diselingi dengan candaan dari (Y/n), Hange, dan Eren, juga Erwin yang menimpali sesekali. Sedangkan Levi seperti biasa, hanya duduk anteng sambil diam-diam memerhatikan (Y/n).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In High School (AOT x Reader) (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang