#Pecinta Wanita Pt.4

68 53 18
                                    

"Aksi pikir tidak mudah berteman dengan seseorang yang berbeda agama dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aksi pikir tidak mudah berteman dengan seseorang yang berbeda agama dengannya. Ternyata Aksi salah, dari situlah dirinya mengetahui arti toleransi. Dimana dirinya harus pergi ke masjid dan mengantarkan sahabatnya itu ke gereja secara bersamaan. Toleransi sudah menjadi kekuatan kita untuk menciptakan persatuan"

-A K S I N A T R A-

Kini Aksi sudah berada dirumah. Aksi tengah bersiap pergi kemasjid untuk mengajarkan anak-anak kecil mengaji. Ini sudah menjadi kebiasaan Aksi. Meski berotak dongo begini kalau soal kebaikan tetap manjadi nomor satu. Selama hidup Aksi tidak pernah meninggalkan kewajibannya.

Sembari menunggu Hisam, Aksi memutar lagu cari berkah-- Wali. Dalam suasana yang sejuk ini, Aksi menggulungkan sarung pada pinggang. Ketampanannya menambah sebab dia mengenakan baju koko berwarna putih yang membuat kesan sangat rapi dan sopan.

Tokk... tokk... tokk

"Bentar Sam." Ujar Aksi sambil melangkah membuka pintu

Aksi tidak mendapatkan Hisam dibalik pintu "Loh Abi, aku pikir Hisam."

"Bang, Abi laper." Ujar Abi dengan wajah melasnya

"Tuh kan kebiasaan, sini masuk." Ujar Aksi memberi ruang untuk Abi masuk

"Ada makanan apa aja bang?" Tanya Abi kala menuju meja makan

"Makan aja apa yang ada." Ujar Aksi yang diangguki oleh Abi

"Ngomong-ngomong Ibu kamu mana?" tanya Abi sambil mengedarkan pandangannya was-was jika tiba-tiba mantan istrinya itu mengusirnya lagi

"Ibu lagi keluar sebentar tadi, gatau tuh kemana."

"Syukur deh." Perlahan Abi mulai mengambil nasi ditambah lauk dan lodeh yang ada

Abi makan dengan lahap. Aksi pikir Abi terlihat lebih kurus. Biasanya Ibu menjadi pengingat jam makan Abi, segala sesuatu yang Abi lakukan pasti selalu diingatkan oleh Ibu. Setelah bercerai mungkin Abi kurang diperhatikan.

"Makan yang banyak Abi." Ujar Aksi sambil memperhatikan Abinya

"Iya bang, makasih ya Abi udah dikasih tumpangan buat makan."

"Abi ngomongnya kok gitu, ini kan juga rumah Abi."

"Huh, andai pikiran Ibumu sama kaya pikiran kamu bang." Keluh Abi

Pintu rumah terbuka "Bang, kok belum berangkat?" Tanya Ibu dengan volume yang dibesarkan

Seketika raut wajah Ibu berubah "Kamu ngapain kesini lagi!! Pasti ngemis makan lagi ke anak kamu kan!!"

"Hehe ngga ngemis kok ras. aku cuma minta makan sedikit, aku belum makan dari tadi!!" Ujar Abi dengan wajah tak berdosanya sambil memperlihatkan deretan giginya

MESIN WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang