✗ apaan nih

282 40 1
                                    

Mama Bae baru tiba dirumah, baru selesai dengan urusan kantornya. Netra miliknya melirik dua curut di ruang tengah.

Irene yang asik menonton televisi langsung membalas lirikan Mama nya, "ma.. Irene tau mama udah lama gak punya pasangan, tapi gak gini-gini amat dong"

Mama Bae langsung mengangkat alisnya dan menaruh tangannya di pinggang "Gini-gini gimana sih? Kamu ngapain sewot, Mama baru pulang ini"

"Gimana gak sewot, Calon Pap-- Calon Mami aku itu adik kelasku sendiri, gimana sih ma"

"Joohyun, kamu itu masih kecil. Gak usah ngatur-ngatur deh. Sekolah aja yang bener"

"Justru calon mami aku itu yang masih kecil, dia lebih pantes jadi adikku ma!"

"Halah kamu ini, kamu iri kan mama dapet yang cantik. Atau karena kamu naksir Rosé ya makanya kamu kaya gak setuju gitu"

Irene mendengus, apa-apaan. Mending Suho kemana-mana.

"Mamaa ishh."

Wendy yang sedang main ps tidak menghiraukan keributan antara ibu dan anak itu. Niatnya mau menemani Irene menonton televisi, tetapi Irene bertingkah menyebalkan.

"Wkwk udah kalian tidur sana" Nyonya Bae langsung melangkah ke kamarnya. Berbicara dengan anak sulungnya tidak akan ada habisnya.

Irene kembali mendesah, "Pokoknya gue gak setuju anj—"

"Eh eh lisan woe lisan" Wendy buru-buru menyahut.

"Kampret, tidur sana"

Wendy melirik sekilas, "males amat."

"Heh kata Jennie lo ada tes besok."

"Sok tau, lagian Kak Jennie tau darimana? Ngarang." Wendy berbicara tanpa melirik Irene, fokusnya hanya pada layar televisi yang menampilkan game nya.

"Ya dari Lisa lah."

"Lisa beda kelas sama gue ye."

"Lisa dari Rosé! Udah gak usah bantah! GUA GAMPAR NTAR LU."

Wendy mendengus "Lo tu pelit banget sama gue." Ujarnya, tapi tidak beranjak atau setidaknya mematikan playstation-nya.

"Cepet atau gue matiin!?"

"Matiin aja kalo berani" Wendy santai, tapi wajah Irene tidak.

"NANTANGIN YA LO!?" Irene langsung lari dan menyambar kabel utama, kemudian dia lepas. Dilanjut dengan kabel-kabel kecil lainnya.

Wendy memekik heboh, "BENTAR LAGI TAMAT KAK YA AMPON!!" Dia langsung melempar stick nya asal dan mengejar tubuh Irene yang sudah lari-larian sembari tertawa menggelegar.

"HAHAHA MAMPOS DEH"

"KAK IIREEEENEEEEE!!"

"HAHAHHAHA"

"AWAS YA LOO"

Sudah kelelehan, tapi Wendy belum bisa mengejar tubuh Irene. Tinggi mereka tidak beda jauh sebenarnya, Irene lebih tinggi 2 cm.

Tapi maklum, dulu Irene atlet lari di SMP. Jadi gitu.

"Duh kak capek banget gue." Kembang kempis Wendy bicara, Irene masih tertawa.

"Ciyee lemah!"

Wendy semakin memerah wajahnya, wah harga dirinya. "AWAS YA LO KAK!"

"WENDY LEMAHHHH PFFT HAHAHHAHA"

Wendy berdecak kesal. Tapi tidak bertenaga untuk mendekati Kakak nya.

"JOOHYUN, SEUNGWAN! INI UDAH MALEM. KALIAN TERIAK-TERIAK GAK TAU TEMPAT, EMANG KALIAN FIKIR INI HUTAN HAH?"

Mama Bae muncul di pembatas tangga, Gemas sedari tadi dua curutnya tidak mau diam. Berteriak pula, memang nya mereka pikir rumah sebesar ini bisa digunakan untuk berteriak sesuka hati.

Walaupun nyaris Mama Bae tidak jadi menegur, sebab dirinya jarang melihat putri sulungnya tertawa begitu kencang.

Tapi karena mereka berteriak semakin keras, Mama Bae langsung ikutan berteriak.

"KAK IRENE DULUAN TAN!"

"ENGGAK MAA, WENDY TUH!"

"HEH ELOO YA KAKK!"

"ELOO!"

Keduanya malah saling menyalahkan dan tidak mau mengalah, kepala Mama Bae terasa nyut-nyutan mendengarnya.

Dia menarik nafas panjang "JAANGAAN DIAAAAAM!"

Wendy dan Irene bertatapan sejenak dibawah sana, kemudian tertawa.

Mama Bae tersenyum malu diam-diam, berharap kedua anaknya tidak melihat senyumnya. Malu hehe.

"Hahaha Tante ih receh banget."

"Mama minum aqua dulu hahaha!" Irene berbicara dengan tangan memukul-mukul tubuh Wendy di sampingnya. Membuat Empu-nya memekik sakit.

"Bisa ngga sih ngga nggebuk kalo ketawa?" Ujar gadis itu tidak suka.

"UDAH, DIEM KALIAN! MAMA MAU MASKERAN, POKOKNYA MAMA GAK MAU DENGER ADA SUARA KALIAN LAGI" Mama Bae kemudian meninggalkan tempatnya, membuat Wendy menatap jahil Irene.

Tadi dia belum bisa mengejar Irene, dan sekarang Irene berdiri di sampingnya.

"WEEENDDDDYYY"

Wendy tertawa keras. "HAHAHAHHAH KENA JUGA KAN LOO"

"WENDY JOOHYUN! KALO SAMPAI MAMA DENGER SUARA KALIAN LAGI, TIDUR DI LUAR SANA BERDUA"

"AMPUNNN TANTE"

"GAK USAH TERIAAAK!"

Wendy diam, memperhatikan tubuh Irene yang terkapar. Kelelahan karena Wendy menggelitiki nya.

Dia menyusul di samping Irene. "Gak ada salah nya kan Tante nikah lagi?"

Irene menatap langit-langit rumah mereka. "gue masih bingung"

"Tante Bae sibuk banget kak, nanti Mami baru bisa urus kita"

"Yakin amat lo"

Wendy terdiam sejenak, benar juga. Chaeyoung itu pemalu. Sementara Irene dan Wendy.. ah ya begitulah.

"Tapi pasti dia punya cara sendiri"

Irene memajukan bibirnya tanda berfikir. Sebenarnya terserah sih, tapi Irene ingin ada drama di antara dia dan mamanya.

"Eh tidur kamar gue yok"

Wendy menatap Irene kaget "tumben"

"Yaudah kalo ogah" Irene beranjak meninggalkan Wendy yang langsung mengejar.

"Yaudah kalo Lo maksa"

Irene mencebik "Yee setan"

Duh cantik-cantik mulut lemes.

Numpang HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang