•2•

18 3 0
                                    

Selamat membaca


"Jaemin?!"


"Pagi semua!" sapa nya saat memasuki kelas.

Anak kelas pun juga terkejut dengan penampilan Jaemin yang berubah 180 derajat. Kini tampilannya lebih keren dan menarik. Padahal dulunya dia terlihat cupu dengan gaya rambut mangkok, berkacamata, selalu mengenakan seragam berlengan panjang, dan labil.

"Lho, Jaemin? Kamu potong rambut ya?" ucap Isa menyambut kedatangan Jaemin dengan gaya ter-update.

"Ehehe iya," jawab Jaemin malu-malu.

"Cocok banget, kelihatan lebih ganteng," Isa tu de poin.

Dari ambang pintu Jeno melihat mereka saling mengobrol asyik, yang membuatnya cemburu. Kemudian Jeno menghampiri Jaemin.
"Oh jadi habis potong rambut?" nada bicaranya yang terdengar datar serta menggigit sedotan yang diujungnya menggantung sekotak susu yang sudah habis.

"I-iya."

"Terus, barusan kalian habis ngobrolin apa?"

"Oh, maksudmu Isa Lee?"

Jeno menatapnya dengan tatapan datar namun seperti mengintimidasi tapi sang lawan malah memerhatikan yang lain.

"Jaemin kelihatan beda banget, dadakan lagi," batin Jeno.
Jeno terkejut disaat ia melihat Jaemin yang pandangannya tertuju pada satu perempuan yang sedang duduk pada urutan ke tiga dari depan dekat jendela. Tatapannya begitu dalam dan bermakna special.

"Yo Winter!" sapa Renjun menghampiri Winter.

"Oh?"

"Kemarin gue nonton film yang Lu rekomendasiin waktu itu," ucap Renjun yang duduk diatas meja belakangnya Winter.

"Wah, bagus kan."

"Lu suka yang begituan?"

"Lah masalah buat Lu?"

"Ya ngga nyangka ajasih, tapi lumayan menghiburlah."

"Oh begitu, Jadi Jaemin juga lagi kasmaran toh," ucap Jeno dalam hati yang sedari tadi memantau Jaemin yang memerhatikan Renjun dan Winter yang sedang mengobrol.


>.<


Di tengah cuaca yang terik. Kelas 12-8 melaksanakan olahraga. Pak Mingyu memberi tugas kepada murid laki-laki bermain sepak bola sedangkan murid perempuan bermain bulutangkis.

Saat permainan sepak bola sedang berlangsung cukup ketat antara tim A dan Tim B, padahal itu hanya sebuah permainan bukan pertandingan. Renjun dan Haechan berada di Tim A sedangkan Jaemin di Tim B.

Murid perempuan ada yang sebagian bermain bulutangkis dan ada juga yang menonton permainan sepak bola.

"Ayo semangat!"

"Maju! Kamu pasti bisa!"
Kurang lebih mereka besorak seperti itu.

Haechan berhasil merebut bola dari lawannya yaitu Hyunjin, kemudian dioperkannya kepada Renjun. Ia mengerahkan kekuatannya untuk mencapai gawang lawan dan mencetak gol. Namun saat itu Jaemin mengejarnya, untuk mengagalkan rencana Renjun.

Sedangkan di tepi lapangan, Jeno sebagai penghitung skor.
"Jaemin benar-benar berusaha keras," batinnya yang terkejut melihat perubahan Jaemin yang bukan hanya penampilan luar namun sikapnya juga.

SUKI DESUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang