•1•

44 5 0
                                    

Selamat membaca

"Sudah sejak lama aku menyukaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah sejak lama aku menyukaimu."


Di pagi yang cerah, kicauan burung terdengar saling bersautan. Ke dua siswi sedang menunggu temannya di depan rumah. Tak lama kemudian oknum yang ditunggu pun keluar.

"Winter berangkat dulu!" salamnya saat membuka pintu rumah.

"Pagi Winter!" sapa gadis berparas elok kalem dengan rambut panjang yang tergerai.

"Lama juga ya," celetuk gadis satunya.

"Ah maaf ya," Winter merasa sungkan.

"Ahaha canda, ngga kok kita juga baru nyampe," balas Somi terkekeh. 

Seperti biasa, Winter, Isa, dan Somi berjalan bersama menuju sekolah mereka. Melewati keramaian kota di pagi hari. Klakson kendaraan baik beroda dua maupun empat juga saling bersautan. Kota yang sibuk. Dalam perjalanan mereka berbincang banyak hal.

"Dingin banget," ucap Winter sembari mengusap kedua lengannya.

"Cielah, nama doang tapi ngga kuat dingin," celetuk Somi.

Cuaca hari ini memang dingin. Tadi matahari cukup menampakkan sinarnya  dan kini telah tertutup awan mendung. Padahal baru beberapa langkah berangkat dari rumah Winter.

"Jam pertama hari ini apa ya? Gue lupa," tanya Winter.

"Sejarah. Bukannya kemarin dikasih tau kalau bakal ada kuis?" jawab Somi selaku classmate Winter.

"Eh! Masa sih? Anjir gue belum belajar," rengek Winter layaknya anak kecil.

"Jadi?" Isa mengganti topik obrolan.

Winter menoleh ke arah Isa dengan ekspresi bingung. "Jadi?"

"Renjun... Apa kamu jadi... menyatakan cintamu?" tanya Isa dengan pelafalan perlahan.

Winter menghentikan langkahnya dan mengingat sesuatu yang membuatnya sedikit malu.

"Renjun!"

"Oh, ngapa?"

"Tunggu!" Winter berlari kecil mendekati Renjun yang berada di ruang loker.

Renjun menatap Winter dengan heran. Menaikan satu alisnya sebelah kiri.

"A-aku..."

Renjun menatapnya bingung.

"Sebenarnya gue udah lama banget mendem ini—," ucapan Winter terhenti.
Winter menatap kedua mata Renjun yang membuat jantungnya semakin berdegup tak karuan. Winter menelan ludahnya sekali.

"Kenapa?"

"Gue suka Lu."

Renjun melebarkan kedua matanya. Terkejut.

SUKI DESUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang