(5)

147 30 3
                                    

_Biasakan menjadi pembaca baik hati dengan memberi vote★_

Kirara POV

Ughh', sudah kuduga pemikiran ku benar. Maunya apa sih? Dikasih hati masih minta jantung', begitu kira kira isi kepalaku sekarang. Sudah kularang padahal.

"Eh, hei"

Raib bergegas mendekati meja Ali.

"Darimana kamu tahu Si Hitam hilang?"

Sembari nyengir --menurutku-- Ali berjalan kedepan pintu kelas.

"Darimana kamu tahu?" Terdengar dari langkahnya, sepertinya Raib menghalangi Ali.

"Jawab dulu salamku yang tadi" Ali berkata santai, "baru kupikirkan akan memberitahumu atau tidak"

Sumpah, jikalau aku mau, aku mungkin sudah menimpuk kepalanya. Kalimatnya itu lho!!💢

"Pagi juga" jawab Raib dengan nada ketus.

"Ah, itu sih bukan menjawab salam. Itu orang lagi ketus."

Astaga! Aku sudah mengepalkan jati jariku. Ingin sekali aku mendorong tubuh si biang kerok itu sampai terjatuh dari lantai dua ini ke lapangan tengah sana!. Biarkan nanti mau mati atau sekarat.💢💢

"Coba diulangi lagi. Nah, selamat pagi, Ra..."

Tidak ada jawaban

"Selamat pagi, Ra..." Ali mengulang salamnya, sepertinya ia sedang cengar cengir. Sepertinya Ali sengaja benar menunggu jawaban.

"Selamat pagi Ali" kali ini ada jawaban. Sepertinya Raib sudah kalah.

"Masih belum pas, Ra. Masih kayak orang kebelet ke toilet" Ali tertawa.

Sudahlah, aku sudah geram. Niat banget minta dipukul ya💢💢💢.

"Selamat pagi, Ra" Ali mengulang salamnya sambil menahan tertawa.

"Selamat pagi, Ali" kali ini Raib menjawab dengan sungguh sungguh.

"Nah! Itu baru keren. Bye! Aku lapar, Ra, maj kekantin dulu" Ali memutar tubuhnya, keluar kelas, menuju ke lorong, hendak ke anak tangga.

"Eh, hei, nanti dulu!" Raib bergegas menghalangi. Aku semakin bersembunyi.

"Tadi kamu sudah janji mau kasih tau aku dari mana kamu tau kucingku hilang."

"Siapa yang janji?" Ali memasang wajah paling bodoh sedunia --mungkin maksudnya untuk mengatakan orang dihadapannya-lah yang paling bodoh sedunia karena tidak mengerti kalimatnya.

Aku menepuk dahiku, facepalm. Sudah kuduga ujung ujungnya bakal jadi begini.

"Aku tadi hanya bilang Nanti kupikirkan akan memberitahumu atau tidak. Hanya itu saja."

Raib terdiam, menggeram.

"Atau kau mau mentraktirku bubur ayam, Ra?" Ali tersenyum, mengedipkan mata. "Nanti baru kupikirkan lagi apakah akan memberitahumu atau tidak"

Lagi, dan lagi. Menyebalkan😓

"Tidak mau" tolak Raib mentah mentah.

"Atau kamu jawab dulu pertanyaanku kemarin. Kamu sungguhan bisa menghilang kan? Nanti akan kuberitahu apa pun pertanyaanmu. Bahkan termasuk misalnya, apakah rambut Miss Keriting itu rambutnya benar benar keriting atau hanya wig"

Raib berpikir sejenak, lantas pergi. Sepertinya ia memutuskan berhenti meladeni Ali.

"Hei, Ra. Kok kamu malah pergi?" Ali mengangkat bahu, bingung.

<<ON HIATUS>>Sirius Girl ( Bumi series x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang