part 1

39 15 4
                                    

"Papa, Ara mohon jangan jododhin Ara Paa, hiks." Ujara seorang gadis dengan mata yang merah dan sedikit bengkak.

Seseorang yang di sebut dengan panggilan Papa itu hanya bisa menatap gadis itu dengan tatapan kosong.

"Apapun yang terjadi, semenangis apapun kamu memohon sama Papa. Kamu akan tetap Papa nikahkan." Ujar Arsyad dengan suara lantang dan tegas.

"Aku tidak mau Paa, padahal Papa mengetahuinya kalo aku tidak akan menikah muda Pa, Ara mohon Pa-"

"DIAM, dasar kamu anak tidak tau balas budi pada orang tua!"

"Hiks, setega itukah. Apa Papa lebih mementingkan perusahaan itu dibanding putri Papa sendiri?!" Teriak Alara tidak kala kerasnya.

Plak!!

Rasa panas menjalar di pipi putih nya dan sekarang terlihat sangat memerah. Alara menatap tajam Papanya. "Oke! Kalo itu membuat hati anda senang, lakukanlah aku akan menikah. Tapi satu hal yang harus anda ingat. Aku, Alara Sidika Uzma. Tidak akan pernah menganggap anda sebagai ayah ku lagi." Ucap gadis itu dengan penuh amarah.

Sedangkan Arsyad dia hanya bisa terdiam membisu, hatinya terhenyak ketika putri kandungnya mengucapkan hal itu. Arsyad mempunyai alasan dibalik menikahkan putrinya dengan anak temannya itu, selain itu bisnins perusahaan yang dia jalankan sedang sangat merosot dimasalah ekonomi. Tidak ada pilihan lain selain menjaminkan putrinya untuk dinikahi anak dari temannya tersebut.

Alara berjalan pergi meninggalkan rumah mewah itu, rumah sebesar dan semewah itu hanya ditempati oleh dirinya dan Papa nya, kemana seorang ibu? Alara sejak kecil sudah ditinggalkan ibunya, tanpa kasih sayang dari seorang Ibu dia hidup bagai bunga tanpa aroma, bagai manusia tanpa kasih sayang, perih dan getirnya hidup dia jalani  seorang dari. Lalu dimana peran seorang Papa dalam hidupnya? Tidak lain dan tidak bukan hanya seorang Ayah visual yang hanya memenuhi kebutuhan hidupnya tapi tidak pernah menanyakan kabar, atau keadaan Putrinya itu. Ya kasarnya Alara adalah gadis yang hidup penuh kemewahan tapi kurang kasih sayang dari keluarganya.

___

Seorang gadis sedang terduduk disebuah teras Masjid, dengan penampilan yang lusuh dan sedikit brantakan. Masjid adalah tempat yang paling menenangkan hatinya sekarang.

"Ara apa kamu baik-baik saja?" Tanya seorang Ibu paruh baya dengan senyuman yang meneduhkan.

Gadis yang tidak lain adalah Alara itu mendongak dan melihat ternyata Uminya lah yang bertanya. Melihat senyuman Umi dia juga ikut tersenyum singkat. "Ara baik-baik saja Umi."

Ibu yang dipanggil dengan sebutan Umi itu mengusap lembut kepala Ara yang berbalut jilbab panjangnya. "Umi tau ada yang tidak beres disini nak. Yaudah kita pulang kerumah Umi yuk." Ajak Ibu itu.

Alara mengangguk seraya tersenyum

Ketenangan, Ara sedang mencari ketenangan sekarang. Setelah pergi meninggalkan rumah dia singgah ke sebuah Mesjid dan kebetulan waktu sudah memasukkan waktu Ashar, setelah menunaikan kewajibannya dia bertemu dengan seorang wanita, yang tidak lain Adik dari Ibunya, Ara memanggil Wanita itu dengan sebutan Umi karna hanya dialah orang yang mampu memberikan kasih sayang kepada Ara hingga dia tumbuh menjadi gadis yang penuh dengan kelembutan dan keceriaan.















Next?
Ini cerita pertama aku, semoga kalian menyukainya, kalo kalian suka silahkan beri dukungan dengan mencet tombol vote nya ya, bagi yang mau aja, kalo ga mau ya gapapa aku ga maksaiin kok😅

My Beloved WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang