"Aku berasal dari dimensi lain."
Kurasa aku juga harus mencari seseorang untuk bisa melindungiku dari Claude. Aku tidak main-main saat mengatakan jika Kak Asher adalah seorang yang berbakat. Usianya saja baru 7 tahun dan ayunan pedangnya bukan main-main. Satu hal yang akan menyulitkan adalah bagaimana aku bisa meyakinkan Asher untuk mempercayai hal itu. Beruntung saja kalau hanya Lily yang dipanggil.
Kalau sampai ia memanggil Claude, dan si kaisar Tirani itu semakin tidak mau mempertahankan hidupku karena aku gila, bisa-bisa aku dipenggal saat ini juga.
"Kalau... kalau kakak tidak percaya tidak apa--"
"Aku percaya," huh? Aku melihat kearahnya mencari tatapan mengejek yang mungkin saja ia berikan. Maksudku, siapa yang akan percaya begitu saja dengan perkataan dari seorang anak berumur 5 tahun? Bahkan kalau aku sudah dewasapun akan susah percaya pada perkataan jika aku berasal dari dunia yang berbeda, "apapun yang dikatakan oleh Tuan Puteri, aku akan mempercayainya dengan sepenuh hati."
Dia serius.
"Tapi Athy bahkan tidak menceritakan apapun pada kak Asher."
"Tuan Puteri bahkan tidak perlu menceritakan apapun pada saya, saya akan percaya sepenuhnya pada Tuan Puteri," whoah, bahkan di duniaku yang sebelumnya, menemukan orang sepertinya tidak pernah.
"Kalau begitu kak Asher mau mendengarkan ceritaku kan?"
"Jika itu adalah rahasia yang anda jaga, Tuan Puteri tidak perlu menceritakannya."
"Kakak sudah percaya pada Athy, jadi Athy akan percaya pada kak Ash kalau kakak tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun," Asher tampak diam sebelum mengangguk perlahan. Aku duduk di bagian bawah dari pohon, menepuk bagian sampingku agar Asher duduk disampingku dan mulai menceritakan apa yang terjadi.
▪︎ x ▪︎
Asher's POV
▪︎ x ▪︎Sejujurnya itu sangat susah untuk dipercaya.
Ada pikiran jika itu adalah imajinasi tuan puteri saja. Tetapi bagaimana Tuan Puteri menceritakan jika ia adalah seorang wanita berusia 20an tahun yang tinggal di tempat yang disebut Korea, lalu jika dunia ini adalah novel di dunianya sebelum ini. Ia menceritakan dengan jelas bagaimana Claude yang sudah membunuh kakak laki-lakinya untuk merebut tirani dan semua hal seperti pembantaian di istana Ruby.
Semua itu terlalu terdengar nyata untuk imajinasi seorang anak kecil. Aku mendengarkan bagaimana di kisah tersebut Tuan Puteri akan bertemu dengan Yang Mulia di usianya yang ke-9, tidak pernah mendapatkan kasih sayang sedikitpun dari Yang Mulia hingga bertemu dengan saudara tirinya yang malah lebih disayang.
Lebih jauh lagi, Tuan Puteri bahkan akan dibunuh oleh Yang Mulia sendiri hanya karena sebuah kesalahpahaman.
"Begitulah, jadi aku akan mati di usiaku yang ke-18 karena ayahku sendiri."
"Saya tidak akan membiarkannya," aku berlutut didepan Tuan Puteri dan mensejajarkan pandanganku padanya. Kutancapkan pedang didepanku dan menatapnya, "mulai saat ini, saya Asher Robane akan mengorbankan sepenuhnya tubuh dan jiwa saya untuk melindungi Tuan Puteri."
...
Tidak ada jawaban selama beberapa saat dari Tuan Puteri, namun setelah itu ia tertawa kecil.
"Tetapi, kak Ash kan bukan kesatria."
"Saya akan berusaha untuk bisa menjadi Kesatria terbaik dan pantas untuk bersama dengan Tuan Puteri," kalau dipikir-pikir apa yang kulakukan sedikit memalukan. Maksudku, aku seperti hanya bermulut besar. Bahkan dibandingkan dengan kakakku saja aku jauh lebih lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORCHID ¡ Ijekiel x MALE!OC x Lucas
FanfictionIjekiel x male!OC x Lucas ORCHID. Bunga yang indah namun menjadi benalu. Asher menganggap dirinya sebagai benalu. Setiap saat ia bersama dengan seseorang, orang itu akan tertimpa sial. Ia mengunci ekspresinya, menjauhkan dirinya dari semua orang aga...