B.M. 1 RAHASIA SANG GURU (2)

1.2K 209 26
                                    

Mike Jones tidak pernah bermain-main dengan kalimat yang sudah diucapkannya. Setelah keluar dari restoran yang tak sesuai dengan transaksi yang mereka lakukan, ia melajukan mobilnya ke arah luar kota. Tidak ada hotel apapun maupun sejenisnya dan merasa berada di jalur aman, Mike menghentikan mobilnya dan mematikan sinar lampu benda itu. Ia menoleh dan tertawa melihat kilat mata biru yang duduk di sebelahnya.

"Kau mau di jok belakang atau di kursi supir?" Mike menelengkan kepalanya dan meletakkan sikunya di setir mobil, menikmati raut wajah kesal dari wanita itu.

Wanita itu tidak mengira bahwa klien kali ini benar-benar berbeda dari yang sebelumnya. Ia mengepalkan kedua tangannya dan menatap wajah Mike Jones yang menyeringai puas. Sialan! Ia tersenyum miring dan memajukan tubuhnya, menyentuh kerah kemeja itu.

"Di kursi supir saja." Helen berbisik serak. Dan dia mengumpat melihat seringaian laki-laki itu melebar. Tangan yang terlihat kokoh itu bergerak ke sisi bawah kursi dan seketika benda itu bergerak ke belakang, memberi ruang lumayan lebar bagi Helen berada di atas Mike.

"Kau ternyata cepat tanggap." Mike berkata rendah, mulai membuka resleting celana jeansnya. "Apa kau ingin melihat dulu sebelum memasukkannya ke milikmu." Dia menantang Helen.

Mike tidak tahu bahwa untuk pertama kalinya dalam pekerjaannya kali ini, Helen -bukan nama sebenarnya- merasa pipinya merona hangat. Meski keadaan di dalam mobil samar-samar, ia bisa melihat kejantanan Mike yang sangat menggodanya. Benda itu menantangnya dengan pongah, keras, besar dan panjang. Ia harus menyudahi permainan ini sesuai ketentuan.

Mike menatap wajah Helen yang kaku. Dia berkata pendek. "Buka bajumu." Nada suaranya jelas memerintah dan itu salah satu hal yang tak dilakukan klien Helen selama ini.

Helen tersentak saat tangan Mike menjangkau pinggangnya dan memindahkannya tepat di atas laki-laki itu. Secara otomatis kedua tangan Helen berada di bahu lebar Mike. Tanpa aba-aba sedikitpun laki-laki itu mencium bibir Helen dengan rakus, lidahnya menyelusup masuk dan membelit lidah Helen dengan erotis.

"Uuch." Helen mencetuskan desah tertahan dan merasa terjebak saat merasakan senyum Mike di bibirnya yang masih didaulat laki-laki itu. Ia dikendalikan! Helen tidak suka dan dia mencoba membalikkan permainan namun dia tak berkutik saat tangan laki-laki itu membuka jaket kulitnya, merasai kulit bahunya yang telanjang dan dengan kurang ajar dalam sekali sentak kemben yang dikenakannya telah berada di pinggangnya.

Mike melepaskan pangutannya dan tersenyum puas. "Menarik. Seperti yang kuduga bahkan kau tak mengenakan bra."

Helen menggeram kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helen menggeram kesal. "Diam kau!" kali ini dia membalas mencium laki-laki itu dengan rakus. Dia melumat bibir seksi itu dengan rasa kagum yang di luar nalarnya sendiri. Tanpa sadar justru dialah yang terangsang hebat saat kedua tangan laki-laki itu memosisikan tubuhnya tepat di atas miliknya yang keras.

Helen memejamkan matanya erat-erat dan kehilangan kendalinya saat Mike mengulum lidahnya, saat laki-laki itu menurunkan rok ketatnya dan meremas bokongnya yang polos dan lagi-lagi dia mendengar tawa dari kerongkongan jantan itu.

BEAUTIFUL MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang