Mon Avenir Pt.2::How we lost

888 64 59
                                    

Mon Avenir II

Seseorang yang hidup didunia, harus bisa menguatkan hatinya lebih dari apapun. Karena terkadang dunia yang dia huni bercanda dengan sangat keterlaluan, mempermainkan tidak hanya sekali dua kali, bahkan bisa semasa hidupnya hanya dipenuhi ejekan dunia. Kejam bukan? Tapi itulah hidup

+++

"Nona bisakah kau berhenti mengikuti ku? Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan? Aku laki laki memangnya kau tidak takut dengan ku?" Tekan Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona bisakah kau berhenti mengikuti ku? Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan? Aku laki laki memangnya kau tidak takut dengan ku?" Tekan Jimin

Jimin jenuh, hampir satu harian gadis Kim mengikutinya kemanapun dia pergi, bukan hanya jenuh diikuti. Jimin juga risih karena banyak pasang mata yang memperhatikannya, mencapnya sebagai lelaki brengsek yang tidak perduli dengan gadis nya

"Takut? Untuk apa? Akukan mengikuti manusia bukannya sejenis makhluk halus yang menyeramkan, lagipula aku---

"Cukup!!" Sela Jimin, pria itu menghela nafasnya kasar. Kepala nya pusing mendengar rentetan kata yang diutarakan Nayya sejak tadi

"Kumohon pergilah pulang, ini sudah hampir malam. Aku bukan orang yang bersedia memberi tumpangan tempat tinggal, dan berhenti bicara omong kosong!" Kesal Jimin habis habisan

"Jangan ikuti aku! Atau aku akan melaporkan mu kepolisi!! Aku serius, aku tidak pernah main main dengan ucapanku" Ancam Jimin pada Nayya, gadis itu diam hanya menatapnya dengan binar

Jimin memutar kembali tubuhnya memunggungi Nayya, hendak pergi melangkah namun suara gadis itu kembali menghentikannya, berbeda dengan yang sebelumnya kali ini suara Nayya lemah lembut dan begitu mendayu

"Tapi aku hanya punya kau Jimin, aku mau pulang kemana? Satu satunya yang kupunya didunia ini hanya dirimu, jika bisa pulang juga aku tidak ingin pulang kerumah" Ujar Nayya gemetar

Jimin kembali menatap Nayya, gadis itu tengah menunduk sedih, memainkan kedua tangannya bersamaan seperti anak kecil, Jimin tidak tega melihatnya. Tapi dia juga tidak bisa percaya begitu saja dengan ucapan gadis asing dihadapannya ini

"Aku tidak perduli" Dinginnya

Nayya menatap binar manik Jimin, tapi pria itu tampak begitu dingin dan acuh, Jimin bahkan tetap pergi meski Nayya sudah begitu lirih meminta izin padanya untuk ikut. Nayya juga tidak bisa memaksa, dia harus sabar. Jimin itu keras kepala dan ini ujian pertama untuk dirinya

"Aku akan menunggumu" Gumamnya perlahan, dan Jimin mendengarnya, terdengar samar namun Jimin tau Nayya bicara apa, tapi tetap dia tidak perduli. tidak

 tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MON AVENIR [Oneshoot] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang