Tiga jam setelah kematian Rava.
Keenam orang itu semuanya berpakaian hitam, semuanya berwajah muram nan sedih.
Najiru membawa sebuah wadah berisi abu dari tubuh Rava sahabatnya.
(FYI, di Jepang kalau ada org mati jasadnya dibakar sampai jadi abu, trus nanti yg dikubur itu abunya.
Bukan jasadnya)Najiru menatap nisan bertuliskan nama kawannya itu.
Dengan berat hati ia mengalihkan pandangan
ke pohon besar yang besar di tepat di samping nisan Rava.Diulurkannya tangan untuk meletakkan
abu di kuburan dengan hati tak rela.Tiba-tiba sepasang tangan merebut wadah di tangan gadis bereyepatch itu.
Najiru terkejut, namun
tak bisa mencegah.Refleksnya cukup lambat saat itu karena kedepresian.
Namun lamat-lamat ia
mengenal tangan yang merebut wadah tadi,Kisaki.
"Biarkan aku yang meletakkan abu di tempat yang pantas!!!" seru Kisaki.
Sambil berkata begitu, ia
tertawa kejam sambil menaburkan abu di pohon gersang yang terletak di samping nisan Rava.Kazuki bangkit.
Kemarahannya meledak, pemuda bersurai putih yang mendapatkan pangkat idol
angkatan bersama kembarannya itu nyaris saja memukul Kisaki jika tidak ingat orang itu adalah
perempuan.Najiru memeluk Kisaki dari belakang, bukannya sayang.
Melainkan meminta agar gadis berambut
hitam yang merupakan penyebab kematian Rava itu agar meletakkan abunya kembali."Hentikan!! Balikin Rav!!" jerit gadis bereyepatch tersebut.
Katsuki tak kuasa menghentikan Najiru
karena ia sendiri sedang menahan Kazuki yang sudah mengamuk sambil melontarkan kata-kata
mutiara.Kisaki menendangkan kakinya ke arah belakang dengan keras, menyebabkan wajah Najiru
tertendang dengan tidak estetod.Tentu saja darah langsung mengalir dari hidung dan matanya yang
tertutup eyepatch."Kalau di dongeng Hanasaka Jii-san*, menaburkan abu dari anjing akan tumbuh bunga sakura!!" seru
Kisaki sambil terus menebarkan abu ke pohon gersang tersebut dengan tawa kejam,"Kalau yang
ditabur abu dari babi, nanti bakal bersemi bunga apa ya!?!?!?""BERHENTI BAJINGAN!! BERHENTI SEBELUM GUA BUNUH LO!!" Kazuki mengamuk sedemikian rupa,
surai putihnya tertiup angin kemarahan.Manik biru lautnya berkilat karena marah, suaranya yang
berat kini berseru sekeras mungkin.Kasian, kalau suaranya abis kan ntar gabisa nyanyi :( Padahal kan suara dia bagus :(
Kisaki tak peduli.
Ia terus menebarkan abu sambil tertawa kejam.
Lalu abunya hilang.
Terbang terbawa angin.
********
Kazuki berjalan di koridor dengan tatapan kosong. Setengah-tidak-seluruh jiwanya seakan ikut
terbang pergi bersama seluruh abu orang yang disayanginya sejam lalu."Oi,"
Sang kembaran, Katsuki, menyentuh pundaknya sambil tersenyum.
Niatnya ingin tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
[] The story of my life []
RandomWarning!! Cerita ini hanya cerita kehidupan virtual seorang Rava bukan kisah nyata