2. Protective

44 4 0
                                    

"Tiaaa.. jangan lari" teriak Dafi sambil berlari, saat Dafi melihat Tia mau lari ketika menyebrang jalan.

"Jangan ceroboh." Ujar Dafi saat berhasil mencegat Tia menyebrang. Tia sering kali melupakan menengok kanan kiri saat menyebrang.

Itu yang menyebabkan Dafi harus selalu memperhatikan Tia ketika di jalan raya.

"Kckckc.." kikik Tia ketika Dafi menasihati Tia agar berhati-hati saat menyebrang jalan.

"Kalo jalan liat kanan kiri Tia, untung gue bisa cegah. Kalo ngga gimana coba? Hmmm.." geram Dafi.

"Maaf" ujar Tia menunduk, saat mengetahui kalu Dafi benar-benar marah sekarang.

Dafi menghela nafas panjang. Dia berusaha menahan emosinya.

"Ya udah sini sama gue, jangan jauh-jauh" ujar Dafi seraya menggandeng tangan Tia.

Tia diam sambil terus memperhatikan tangannya yang di genggam Dafi. Tia rasa wajahnya memerah sekarang.

Beruntung Dafi fokus pada jalan di depannya. Jadi dia tidak melihat wajah Tia saat ini.

"Cika, entar nonton yuk!" Ajak Tia semangat.

"Yuk, kebetulan ada film yang pengen gue tonton, Marmut Merah Jambu" ujar Cika tak kalah semngat.

"Sama! Gue juga pengen nonton itu. Udah kepo banget malah."

"Kalian mau kemana tadi?" Tanya Dafi, tiba-tiba ikut dalam percakapan mereka berdua.

"Mau nonton" jawb Cika singkat.

"Gue ikut! Ntar Tia kenapa-napa lagi. Dia kan ceroboh"

"Cieeee.." goda Cika saat mendengar jawaban Dafi.

"Iiihhh, lo ngga boleh ikuuutt, dan gue ngga ceroboh" larang Tia. Sebenarnya boleh-boleh saja Dafi ikut tetapi alasan Dafi ikut yang menyebalkan.

"Gue ikut lo nonton titik. Ngga ada bantahan" ujar Dafi sebelum dia pergi dari hadapan Tia dan Cika.

"Ciee.. yang kemana-mana ada yang jagain, haha" ledek Cika sambil tertawa.

"Udah deh nggak usah rese, dianya aja tuh yang lebay. Gue bisa kali jaga diri sendiri huh" ujar Tia lalu menggembungkan kedua pipinya.

"Itu tandanya dia peduli sama lo" ujar Cika setelah berhasilmengontrol tawanya.

"Peduli? Itu sih bukan peduli tapi lebay." Ujar Tia kesal.

"Gue malah pengen di kaya gituin. Sweet banget" ujar Cika dengan mata yang berbinar-binar.

"Ya udah lo aja yang jadi gue, huh" ujar Tia singkat sebelum melenggang pergi.

"Haha gila lo, kalo ntar Dafi marah gimana?" Tanya Cika saat mereka sedang mengantri untuk membeli tiket bioskop.

"Biarin aja. Emang gue anak kecil, kemana-mana di ikutin. Huh" ujar Tia sedikit kesal.

Yap, mereka sudah berada di bioskop tanpa Dafi, dengan cara kabur tentunya.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, mereka langsung berlari keluar sekolah, dan menaiki angkot.

Kelas mereka yang berbeda dengan kelas Dafi memudahkan mereka untuk kabur.

"Nonton tanpa gue? Nggak bisa. Pada akhirnya gue tetep ikut kalian nonton!" Ujar Dafa dengan tersenyum miring.

Entah dari mana dia datang. Tiba-tiba saja sudah di hadapan Tia dan Cika.

A StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang