Konser

87 14 1
                                    

Sore ini Nori akan mendatangi Live Music House. Dia mendapat tawaran untuk mengisi acara disana. Sebenarnya banyak tawaran untuk Nori, namun dia terlalu malas untuk mengisi semua acara itu, akhirnya dengan alasan sudah ada jadwal di hari itu. Padahal dia hanya marathon anime saja dirumahnya.

Tapi sepertinya untuk sore ini Nori agak tertarik untuk datang. Karena hari ini Eita (atau yang kalian kenal dengan Semi) juga datang kesana. Itu lebih baik daripada datang sendirian.

Beruntungnya Nori diberi kebebasan untuk memilih berapa lagu yang ia inginkan. Sejujurnya Nori hanya ingin menyanyikan satu lagu, tapi karena tidak enak dengan manager disana jadi dia memutuskan untuk menyanyikan dua lagu saja. Itupun lagu orang yang dia cover. Ya, selagi bisa mengcover kenapa tidak? Begitu pikirnya.

Beruntungnya tempat itu tidak jauh dari rumahnya, jadi uangnya tidak terbuang hanya untuk ongkos pulang dan pergi.

Nori keluar rumahnya. Tapi siapa sangka ada sesosok siluman rubah sipit yang menunggu di depan pintu rumahnya. Bukan, itu bukan siluman rubah. Itu hanya Suna yang tersenyum seperti orang bodoh di depan gerbang rumahnya.

Rasanya Nori ingin punya pintu kemana saja milik karakter Doraemon yang dulu selalu ditontonnya, agar ia langsung bisa ke tempat yang akan ditujunya. Ah, jadi rindu masa kecil. Nori membuang rasa rindunya lalu kembali menatap Suna yang masih ada didepan pekarangan rumahnya.

Hidupnya mulai tidak normal setelah dia pulang dari rumah sepupunya. Apa ini karma karena dia mencuri es krim soda milik sepupunya itu diam-diam?

Sepertinya iya. Kalau begitu dia sepertinya harus meminta maaf kepada sepupunya itu. Jika dia ingat tentunya. (ingatkan nori ya!)

Namun pada akhirnya ia tetap keluar, persetan dengan Suna Rintarou yang tersenyum bodoh di depan pekarangan rumahnya.

"Kau akan pergi ke live house ya?" Tanya Suna mendadak.

Sebentar, Suna ini cenayang atau bagaimana?

Nori menampakan ekspresi bingung dicampur dengan rasa curiga. "Ah, benar ternyata. Kau membawa gitarmu jadi kupikir kau akan pergi ke konser atau semacamnya" ucap Suna seakan mengetahui isi pikiran Nori. Benar juga? Kenapa juga sempat-sempatnya Nori memikirkan bahwa Suna itu seorang cenayang? Pemikiran yang bodoh.

"Kenapa? Mau ikut?"

"Nishinoya Nori bodoh. Kenapa juga harus menawarinya? Kau bisa saja langsung lari atau mungkin memanggil taksi untuk pergi dari sini" batin Nori mengumpat ke dirinya sendiri.

Tapi jika dipikir-pikir Nori sepertinya terlalu membenci makhluk didepannya ini. Sepertinya dia sedikit kelewatan. Jadi mungkin tidak ada salahnya jika mengajak orang yang adda didepannya ini. Ya hitung-hitung mengganti roti busuk yang telah lalu.

Plin plan sekali memang.

"Wajahmu seakan memakiku saat kau mengatakan itu tau" ujar Suna. Sepetinya Suna memang seorang cenayang, "Wajahku memang seperti ini sejak dulu, jadi kau mau ikut atau tidak?" Tanya Nori sekali lagi.

Suna nampak berpikir sejenak, kemudian mengangguk sebagai jawaban.

🦊

Mari kita persingkat perjalanan antara Nori dan Suna. Karena keduanya hanya diam saja tanpa adanya percakapan. Orang yang lalu lalang mungkin saja mengira bahwa mungkin saja mereka bertelepati.

Didepan gedung tempat Nori akan tampil. Nori berpesan kepada Suna untuk jangan memberitahukan kepada orang-orang bahwa Nori datang kesini.

Nori memakai sebuah topeng guna menutupi wajahnya. Suna berpikir sepertinya Nori ini anti sosial, dan malu jika wajahnya dilihat orang lain. Padahal Nori iseng saja biar terlihat misterius, memang dasarnya Nori itu aneh.

Normal Day | Inarizaki x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang