Vending Machine

202 45 2
                                    

Nori melangkahkan kakinya menuju Vending Machine. Mulutnya terasa pahit karena belum meminum kopi. Aneh aneh saja memang.

Jarinya menekan tombol untuk memilih kopi mana yang akan diminumnya. Namun tiba-tiba saja ada yang memanggil namanya. Dia menoleh,rasanya Nori tidak mengenali pria yang sekarang ada di sampingnya ini.

"Aku yang mengirimu surat dan coklat" kata Pria itu. 'ah jadi dia,lumayan juga wajahnya'

"Lalu,kau mau apa?" tanya Nori lalu mengambil kopinya. "Apakah kau memakan coklat dariku?"

Nori meneguk kopinya. "Tidak,coklatnya kuberikan kepada Miya Abu" jawab Nori. Pria itu kemudian menatap Nori intens. Rasanya tidak terima jika coklat yang diberikannya untuk Nori malah dimakan oleh Miya Osamu.

"Itu artinya aku menolakmu. Masih butuh 10 tahun lagi untuk kau boleh menyukaiku" ucap Nori lalu bersandar di Vending Machine. Untung saja tidak jatuh Vending Machinenya.

Pria itu kembali terkejut. Apa yang dimaksud Nori? 10 tahun lagi? Itu terlalu lama.

"Aku hanya bercanda bodoh,aku hanya tidak bisa membalas perasaanmu itu. Aku terlalu sibuk" ujar Nori lalu membuang kaleng bekas minumnya itu. "Setidaknya kau belajar lah yang benar dasar anak kelas satu"

Sekali lagi Pria itu terkejut. Padahal dia tidak menuliskan nama dan kelasnya tadi. Bagaimana Nori bisa tau?

"Aku cenayang"

Lalu pria itu terlihat terkejut. Nori hanya tertawa melihat reaksi itu. "Aku hanya bercanda" jelasnya.

"Sudah ya aku tinggal dulu. Jangan lupa belajar anak bodoh hahaha" tawa Nori sembari memukul pelan kepala adik kelasnya itu.

Pria yang dipukulnya hanya menatap punggung Nori yang mulai menjauh. Jadi begini rasanya ditolak.

"Oy kau yang disitu"

Pria itu menoleh. Menampakkan Miya Osamu disana.

"Coklat yang kau berikan tadi enak" ujar Osamu. Sementara yang memberikan hanya mengangkat satu alisnya tanda kebingungan.

"Kau,kenapa bisa menyukai Nishinoya san?" tanya Osamu menatap pria itu.

Namun saat ingin menjawab malah terdengar bel yang berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai.

"Kalau begitu jawab kapan-kapan saja" ucap Osamu kemudian meninggalkan pria itu sendirian yang sedang dilanda kebingungan.

A.N

ga ada ide nama jd sensor aja

Normal Day | Inarizaki x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang