Jalan kaki

7 3 0
                                    


                                                                                             ***

Viola berdecak,"Aduhh pak Tono gak angkat lagi," ucap Viola yang masih berusaha menghubungi pak Tono lewat telfon. "Kalau ada taksi suruh berhenti yah," sambung Viola yang masih sibuk dengan ponselnya sambil berjalan.

"Mana ada taksi jam segini," ucap Zean santai.

Viola mulai terlihat cemas,"Terus gimana dong? Masa iya kita jalan sampai rumah," tanya Viola yang hampir putus asa.

GUK GUK GUK GUK

Mata Viola melotot, "Zean," teriak Viola yang merasa ketakutan akan kehadiran seekor anjing liar dengan warna hitam bercampur putih menggonggong ke arah mereka. Sontak Zean menarik tangan Viola dan mengarahkan Viola untuk berlindung di tubuh kekarnya.

"Gue takut," ucap Viola sambil meremas jaket kulit hitam milik Zean dan sesekali mengintip menatap wajah anjing yang begitu menyeramkan.

GUK GUK GUK GUK

Viola menutup matanya dengan keras lalu membukanya kembali, "Aduh, Lari aja yuk," ajak Viola yang sudah sangat ketakutan.

Zean mencoba menenangkan Viola yang masih berada di belakang punggungnya, "Kalau kita lari, otomatis dia bakal ngejar kita, jadi sekarang lo tenang, jangan bergerak, percaya sama gue, dia gak bakal gigit kita kok," Ucapnya dengan yakin.

Sedetik setelahnya Zean terlihat tersenyum licik, sepertinya ia sedang merencanakan sesuatu "Lo liat yah kehebatan gue, perhatiin," perintah Zean kepada Viola, dan dengan cepat Viola menuruti perintah Zean, "Lo mau ngapain?" tanyanya cemas sebab takut jika Zean akan berbuat suatu hal yang akan membahayakan mereka berdua. Tanpa membalas pertanyaan Viola, Zean mulai menarik nafas dalam bak sedang mengumpulkan kekuatan, lalu menghebusakannya secara kasar sembari menunduk dengan menyentuhkan tangannya di atas tanah.

GUK GUK GUK GUK

Wow Amazing, seketika anjing itu lari terbirit-birit menjauh dari mereka.

Viola membulatkan mulutnya sebab tak percaya melihat kehebatan Zean yang menurutnya sudah di luar nalar. Bagaimana mungkin anjing yang begitu galak bisa lari terbirit-birit saat Zean hanya menyentuh tanah dengan tangannya?

Ia kini berjalan ke samping Zean sebab tak lagi merasa takut. "Wow, Zean lo apain tuh anjing?" tanya Viola yang masih terkagum-kagum melihat kehebatan Zean tadi.

Zean menaikkan sebelah alisnya, lalu menepuk telapak tangannya agar sisa-sisa debu bisa hilang dari sana, "Gimana keren kan gue?" ucapnya dengan sombong

"Lo pake mantra apaan? Ajarin gue dong, gimana caranya?" tanya Viola penasaran

Zean mendengus, kemudian berbalik ke arah Viola, "Sini tangan lo," cowok tampan itu mulai memegang ke dua tangan Viola

"Lo mau ngapain, lo mau modus yah?" tanya Viola yang sepertinya itu adalah sebuah tuduhan.

Seketika Zean mempletakkan jarinya di atas kening Viola, "Aww," ringis gadis itu. "Gak usah geer, lo mau hebat kayak gue kan?" tanya Zean dan diangguki oleh Viola, "Yaudah diem," ucapnya lalu mulai menaikkan tangan Viola setinggi dada.

"Tutup mata lo," perintah cowok beralis tebal dan pemilik mata yang tajam itu.

"Gak mau, lo pasti mau bodoh-bodohin gue kan? Ngaku loh, atau lo mau lari terus ninggalin gue?"

"Ya kalau lo gak mau yaudah gak apa-apa juga," sahut Zean yang mulai menurunkan tangan Viola. Namun dengan cepat Viola menggenggam sebelah tangan Zean dan satunya lagi ia taruh di atas telapak tangan kanan Zean.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang