Janji

8 1 0
                                    

Lagi-lagi Zean menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, melihat waktu yang berjalan dengan cepat, Zean pun menambah laju kecepatan mobilnya. Sebenarnya Kesya sedikit takut melihat Zean mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi, namun ia juga tak ingin mengganggu konsentrasi zean, sehingga ia memilih untuk tetap tenang dan diam.

                                                                                                       ***

Sambil menunggu kedatangan Zean, Hanz kembali melihat jam di pergelangan tangannya, "Udah kita pulang sekarang, kayaknya urusan Zean belum selesai," ungkap Hanz saat merasa Zean tak akan datang.

"Udah Yo', panggilin taksi," sambungnya. Dengan cepat Cleo menghentikan taksi yang masih sedikit jauh dari arah mereka.

Sebenarnya Viola masih ingin menunggu Zean sampai Zean benar-benar kembali, tapi ia juga tak ingin menambah masalah, sebab jika ia telat pulang, otomatis papanya pasti akan melarang Viola untuk keluar dengan teman-temannya lagi. Akhirnya, Viola dan yang lainnya memutuskan untuk segera pulang menggunakan taksi.

Dan tanpa mereka sadari, taksi yang mereka kendarai berpapasan dengan mobil Zean. Kalau saja mereka menunggu kedatangan Zean beberapa detik lagi, mungkin itu akan jauh lebih baik. Tapi tunggu, mungkin lebih baik lagi kalau Zean tak menjemput Kesya dan meninggalkan Viola dan teman-temannya di sana.

Dengan cepat Zean memarkir mobilnya, keluar dari mobil, dan berlari mencari keberadaan Viola dan yang lainnya di pantai tempat mereka tadi berada. Sial, Zean telat, mereka sudah tak ada di sana.

Zean benar-benar merasa kacau, bagaimana mungkin ia mengingkari janjinya kepada om Yadi?

Kesya pun ikut turun dari mobil dan menyusul Zean. "Kamu cari siapa sih?"

Zean yang masih sibuk menyapu tempat itu dengan pandangannya memilih untuk tak menjawab pertanyaan dari Kesya, ia langsung saja menarik pergelangan tangan perempuan itu pergi dari sana dan segera kembali ke dalam mobil, sedangkan Kesya, ia hanya pasrah saja tangannya ditarik oleh Zean.

"Sorry, aku buru-buru, tangan kamu gak sakit kan?" tanyanya saat tersadar telah menyakiti tangan Kesya. Sambil menunggu jawaban dari Kesya, Zean segera menancap gas mobilnya.

"Dikit," jawab Kesya sembari mengelus pergelangan tangannya yang sedikit terasa sakit.

Sambil mengendarai mobilnya, Zean langsung saja mengambil alih untuk mengelus pergelangan tangan Kesya dengan tangan kirinya, berharap tangan gadis itu tak merasakan sakit akibat ia yang tadi menggenggamnya mungkin terlalu erat.

Melihat Zean mengelus pergelangan tangannya, sontak membuat Kesya tersenyum tipis, ia benar-benar senang, sebab Zean masih peduli padanya.

                                                                                                    ***

"Udah jam berapa? Gue gak pake jam soalnya," ucap Cleo pada Deri yang seakan dikejar oleh waktu.

"Jam 04:57," balas Deri yang tak tenang, bagaimana tidak, waktu mereka sisa tiga menit lagi.

"Seriusan Lo? Mati!"

"Pak cepetan pak, GAS PAK, GASSSSSSSSS!," sambung Cleo yang lebih tak tenang. Sedangkan Viola, ia masih saja memikirkan Zean, ia benar-benar khawatir jika terjadi apa-apa dengan sahabatnya itu.

Dua menit kemudian, akhirnya mereka telah sampai tepat di depan pagar rumah Viola dengan menggunakan taksi. Dengan buru-buru mereka turun dari taksi itu, berharap satu menit kemudian mereka sudah mengembalikan Viola dengan selamat. "Buruan," ucap Cleo parno

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang