○○○
Ini bukan kali pertama Sunghoon mengunjungi panti asuhan, tapi antusiasnya lebih dari apapun. Bahkan Heeseung yang sejak tadi fokus menyetir pun tahu kalau suaminya itu sudah sangat tidak sabar.
Mereka akan bertemu anak-anak kecil, favorit Sunghoon sepanjang masa. Seharian ini mereka mengambil cuti dan ingin menghabiskan waktu di panti asuhan, seperti yang selalu Sunghoon lakukan dulu bersama keluarganya.
"Kak, mau perempuan atau laki-laki?"
"Kamu maunya yang bagaimana?"
Sunghoon terkekeh, "Aku mau anak perempuan!"
"Okay. A girl, then."
Mobil Heeseung terparkir rapi di panti asuhan yang sepi. Pagi belum genap jam sembilan saat sepasang suami itu disambut oleh ibu panti—yang tentu sudah mengenal Sunghoon sejak masih belia.
"Selamat pagi, Bu."
"Selamat pagi, Sunghoon dan..."
Suami Sunghoon itu tersenyum manis, "Heeseung, Bu."
"Ah, Sunghoon dan Heeseung. Ada yang bisa ibu bantu?"
Keduanya bertatapan. Siapa yang mau memulai obrolan?
"Ingin bertemu anak-anak dahulu?"
Tanpa ragu, keduanya mengangguk.
Ibu panti membawa mereka ke ruang makan yang besar. Ah, ada beberapa anak yang masih Sunghoon kenali. Mereka berbondong-bondong memeluk tubuh ramping Sunghoon yang baru saja datang di ambang pintu, sampai laki-laki dewasa itu nyaris terjatuh kalau tidak ditahan suaminya.
"Kak Sunghoon, dia siapa?"
Sunghoon tersenyum, "Suami. Mau berkenalan dengannya?"
Semua menunduk, agak takut. Heeseung yang sejak tadi diam merasa canggung, tapi sebisa mungkin memasang senyum lebar dan menyanggah, "Lebih baik mereka makan dulu, Sayang. Ayo, dihabiskan sarapannya!"
Anak-anak manis itu kembali ke tempat duduknya. Hm, kalau tidak salah hitung, ada kurang lebih dua puluh anak kecil di ruangan ini. Dari rentang usia tiga sampai empat belas, kalau kata ibu panti.
"Sunghoon, mau menengok bayi-bayi? Mereka sedang bersama suster di kamar."
Mata Sunghoon tidak pernah seberbinar ini. Heeseung mengikuti langkah antusias Sunghoon, mau tak mau terpengaruh akan senyumnya.
Kamar yang cukup besar itu sedang lengang. Ada sekitar tiga suster dan tiga bayi di sana. Sunghoon menutup mulutnya, spontan, merasa iba dengan anak-anak tanpa dosa yang ditinggalkan begitu saja oleh orang tuanya.
"Kalian mungkin belum mengenal mereka, ya? Tapi Sunghoon jelas kenal dengan suster-suster, kan?
"Suster Hera sekarang ini merawat Khael, dia masih sepuluh bulan."
Sunghoon nyaris tak percaya.
"Yang sedang menangis itu Hana. Suster Nina yang merawatnya. Kamu tahu, kan, suster Nina paling hebat dalam merawat bayi?"
"Tentu. Aku masih ingat Julio kecil bersama suster Nina," kekeh Sunghoon.
"Kemarin datang seorang bayi, diantarkan kepolisian. Namanya May, sesuai dengan secarik kertas yang ditinggal ibunya."
"Ada penjelasan di kertas itu, Bu?"
"Entah, tapi hampir semua tintanya nyaris luntur. Kami hanya melihat informasi nama bahwa perempuan kecil ini bernama May dan usianya tiga bulan."
Mata Sunghoon dan Heeseung bertabrakan.
Bayi cantik itu sedang tertidur tenang di gendongan suster Sarah. Kedua pipinya bersemu merah muda, matanya yang segaris seperti tersenyum, dia mungkin sedang bermimpi. Di mata Sunghoon, dia melihat malaikat.
Dan saat itu juga, hati Sunghoon dan Heeseung telah jatuh untuk si cantik May.
○○○

KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened with The Lees?
Fanfiction// Ini yang terjadi kalau alpha!Heeseung menikahi seorang beta, Sunghoon. yellow-postitgirl, 2021. # heehoon, omegaverse, might contain 🔞 (but trying my best to make this FLUFF).