Bismillah.
Assalamu’alaikum teman-teman semua. Tulisan kali ini agak panjang karena aku mau cerita proses penulisan novel terbaruku, Love Heals.Pertama kali tulisan ini aku unggah di Wattpad dengan judul 240 Hari Menunggu Cinta. Novel ini sudah tamat di Wattpad pada Desember 2017.
Aku memutuskan untuk merombak novel ini dan melakukan beberapa perubahan agar nantinya layak untuk diterbitkan.
Alhamdulillah, akhir tahun lalu, sekitar November 2020, novel ini dipinang oleh KMO Indonesia.Senang atau senang banget?
He he, ya senang banget, lah. Semenjak Tahajud Cinta Rania, aku kepingin bisa kerja sama lagi dengan KMO Indonesia.Menulis ulang novel ini cukup memakan waktu karena aku perlu melakukan beberapa riset terkait dengan isi cerita.
Proses wawancara, membaca artikel dan buku terkait, juga menonton beberapa video terkait tema yang aku angkat di novelnya.Aku beberapa kali bongkar pasang outline, mencoba fokus pada plot utama dan tidak melebar ke mana-mana. Aku sendiri banyak belajar selama proses menulis ini.
Menjadi pemilih. Memilih mana yang penting, mana yang tidak penting, mana yang hanya tempelan, mana yang mendukung cerita, mana yang tidak.
Jadi kalau teman-teman pernah membaca cerita 240 Hari Menunggu Cinta di Wattpad, lalu membaca novel Love Heals, maka akan terasa perbedaannya.
Buat aku novel Love Heals lebih “dalam” karena aku berusaha menggali perasaan dan pikiran karakternya.Apakah ceritanya masih sama?
Iyes, masih sama, kok.
Ini kisah cinta antara Naya dan Nata (Kalau dulu namanya Hana dan Angga). Perjodohan mereka yang diprakarsai oleh Dira, adiknya Nata garis miring sahabatnya Naya, tidak berhasil. Namun, takdir mempertemukan mereka kembali. Mereka bekerja di perusahaan kontraktor yang sama dan Nata menjadi atasan Naya dalam sebuah proyek. Kedekatan mereka akhirnya menimbukan rasa saling suka, tapi menjadi rumit karena Naya masih terjebak di trauma masa lalunya. Naya selalu mempertanyakan kepada dirinya, “Apakah aku harus menikah?” Naya berada di persimpangan antara meninggalkan Nata atau menghadapi traumanya?Kenapa aku tidak memakai judul 240 Hari Menunggu Cinta?
Karena judulnya sudah tidak relevan lagi dengan jalan ceritanya.
Loh, kok bisa? He he. Kalau teman-teman baca novelnya, nanti akan tahu kenapa.Dalam menulis sebuah novel, aku selalu mendahulukan kepentingan tema.
Kenapa cerita ini penting untuk aku ceritakan?
Penting buat setiap orang bisa jadi berbeda, tapi ketika cerita ini penting untuk aku ceritakan, maka aku menjadi bersemangat dalam menuliskan dan menyelesaikannya.
Dalam novel ini aku ingin berbagi tentang “menerima”.
Setiap kita tahu bahwa takdir Allah itu selalu yang terbaik. Bisa jadi buruk dalam pandangan mata manusia, tapi baik dalam pandangan Allah.
Beberapa dari kita sadar tapi belum yakin.
Kadang masih mempertanyakan takdir.
Kadang belum bisa menerima takdir.
Padahal kita selalu bilang kalau takdir Allah itu selalu baik.Ternyata menerima (ikhlas) itu bukan perkara lisan, tapi perkara hati.
Menerima kejadian buruk di masa lalu bukanlah hal mudah. Setiap luka pasti menimbulkan bekas. Bagaimana kita berdamai dengan masa lalu?
Waktu tidak pernah menyembuhkan luka apabila luka tersebut tidak pernah diobati dan dirawat agar menjadi sembuh.
Insya Allah dengan membaca novel ini, sedikit banyak bisa membantu mengobati luka masa lalu.Jangan khawatir ceritanya akan menjadi gelap dan suram. He he.
Seperti biasa, novel ini aku tulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Juga kisah cinta manis yang bikin baper.Aku berharap tulisan ini bisa menemani waktu luang teman-teman. Sedikit memberi hiburan di sela-sela rutinitas yang padat. Syukur, alhamdulillah, kalau ada manfaat yang bisa diambil.
Terima kasih sudah membantu memilih kovernya. Atensi teman-teman sangat berarti buat aku.
Terima kasih untuk teman-teman yang selalu menunggu novel terbaruku terbit, insya Allah ini bisa mengobati rasa kangen dengan tulisanku.Siap-siap sebentar lagi akan ada Flash Sale dari KMO Indonesia, ya.
Kapan waktunya? Nanti akan diinfo kembali.Kumpulin dulu uang jajannya, he he.
Pas waktunya Flash Sale sudah bisa transfer.Kamsahamnida.
Jazakumullah khair.
Thank you so much.
Terima kasih. <3
KAMU SEDANG MEMBACA
240 Hari Menunggu Cinta
SpiritualBagiku, perempuan itu harus kuat. Dia harus bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Bagiku, perempuan itu harus mandiri finansial. Dia harus bekerja untuk bisa menghidupi dirinya sendiri. Bagiku, perempuan itu harus tegas. Dia harus bisa berkata tidak...