❄️ K | Act 1

21 4 1
                                    

Kamu adalah hal terindah yang pernah ada di hidupku.

"Maksud kamu apa sih La?!" Bentak Jeno tak terima.

"Aku.. aku bisa jelasin jen-"

"Alah udah lah. Udah jelas-jelas kamu selingkuh sama Jaemin, sahabat aku sendiri. tega banget ya kamu La" ucap Jeno menahan air matanya.

"Engga Jen, aku ga selingkuh. Aku bisa jelasin serius.." ucap Kaila, suaranya bergetar menahan tangis.

"Mau jelasin gimana lagi La? ini jelas-jelas udah ada bukti tertulis. Kamu mau jelasin gimana lagi?" ucap Jeno, air matanya jatuh.

"astaga... apa yang udah gue lakuin..." batin Kaila saat ia melihat Jeno menangis. Perih rasanya, melihat sosok pria yang sangat ia sayangi ini menangis didepannya.

"Jen, sumpah aku ga ada apa-apa sama Jaemin. Lagian chat itu juga udah lama, pas kita lagi break Jen" jawab Kaila, mencoba menjelaskan.

"....." Jeno hanya diam, memalingkan wajahnya. Mungkin ia butuh waktu untuk memulihkan dirinya dari perasaan "Terkhianati" yang ia rasakan saat ini.

"Jen..." panggil Kaila pelan.

"....." Jeno masih diam, tak berapa lama dia menghapus air matanya yang jatuh. dan segera pergi dari tempat itu.

"Jen!" panggil Kaila, ia mencoba mengejar Jeno.

"cukup La! Please, buat sekarang jangan ikutin gue. Tolong." ucap Jeno lirih.

"...." Kaila terdiam mematung di tempatnya. Hatinya terus menyuruhnya untuk mengejar Jeno, tapi kakinya seakan tidak mau bergerak. Ia terdiam, mematung, sampai akhirnya ia kembali duduk dan menyesali semua hal yang telah terjadi.

------------

Dingin. itulah yang bisa di rasakan Kaila saat ini.

Tanpa Jeno, apa yang bisa di lakukan Kaila? Mereka biasanya bersama, Kaila tanpa Jeno bagai Tumbuhan tanpa Air.

Sungguh, Kaila sangat menyesali perbuatannya bulan lalu. Saat ia dan Jeno dalam masa "Break" karena suatu alasan. Kaila dengan bodohnya membukakan pintu untuk Jaemin, sahabat Jeno. Padahal Kaila tau, itu bukanlah hal yang benar. Karena emosi sesaat, ia malah membukakan pintu hatinya untuk pria lain, padahal didalam hatinya masih terukir nama "Jeno".

"hhhhhhh" hembusan nafas Kaila terdengar begitu pilu. Di satu sisi dia memang bersalah karena sudah membukakan pintu hatinya untuk pria lain. Tapi disisi lain, ia juga merasa sakit karena sudah membuat pria yang ia sayang menangis.

"pria yang menangis buat kamu itu berarti dia sangat serius sama kamu. Jangan di sia-siain."

Perkataan itu melekat di kepalanya.

"Jen..." ucap Kaila lirih.

--------------

"Jeno-"

"....." tangan Kaila di tepis oleh Jeno, seakan-akan Jeno gamau sedikitpun tersentuh oleh Kaila.

Suasana saat ini sangat canggung. Jeno yang melihat Kaila dengan tatapan dinginnya, dan Kaila yang menatap Jeno dengan tatapan lirihnya.

"Jen, aku-"

"La, cukup." potong Jeno dingin.

"Tapi Jen-"

"Cukup La. Gue gamau denger apa-apa lagi. Cukup ya, hubungan kita juga cukup sampai sini aja" Ucap Jeno dengan nada dinginnya lalu berbalik meninggalkan Kaila yang mematung di tempat.

"....." Kaila terdiam, lagi-lagi ia mematung tak bisa menggerakan tubuhnya untuk menahan Jeno. Perasaannya saat ini sangat bercampur aduk.

"Jen..." ucap Kaila sangat pelan, hampir tak terdengar.

Menyesal mungkin merupakan satu hal yang terbesit di kepala Kaila saat ini. Ia sangat menyesal atas semua yang telah terjadi. Andai saja saat itu Kaila tidak membukakan pintu hatinya buat Jaemin. Andai saja saat itu Kaila tidak menanggapi Jaemin. Andai saja saat itu Kaila langsung menghubungi Jeno.

Jujur, di lubuk hati Kaila, ia sangat mencintai Jeno. Perpisahan ini membuatnya jatuh ke lubang terdalam di hidupnya. Sangat gelap, sangat dalam, dan sangat menyakitkan.

Saat ini ia hanya membutuhkan Jeno.

To Be Continued...

Hi guys! Apa kabar?

Semoga kalian suka ya sama cerita aku :D

jangan lupa pencet tombol Vote ya, biar aku bisa semangat juga buat lanjutinnya.

Terimakasih kepada para pembaca, Love U All (.◜◡◝)

SNOW | The First OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang