"if you only knew how much those little moments with you mattered to me"
Hari pertama tanpa Jeno.
Kaila menghembuskan nafasnya beberapa kali, ia tidak bisa konsentrasi pada tugasnya saat ini. Beberapa kali ia berusaha untuk fokus, namun fokusnya selalu buyar karena bayangan memorinya bersama Jeno.
Ia teringat saat ia dan Jeno mengerjakan tugas bersama, rasanya sangat hangat saat itu. Jeno yang selalu serius saat mengerjakan tugasnya, dan Kaila yang usil ke Jeno. Jeno yang tersenyum, Jeno yang kesal, Jeno yang khawatir, Jeno yang cemburuan, Jeno yang usil...
Jujur Kaila sangat merindukan Jeno.
"La minum nih" ujar seseorang sambil menaruh minuman kaleng di depan Kaila.
Kaila mendonggak dan menatap orang yang memberinya minuman kaleng itu datar.
"Makasih" balas Kaila lalu kembali berusaha fokus pada tugasnya.
"Gue temenin ya" ujar orang tersebut.
"Gausah Jaem, gue ga lama juga kok" jawab Kaila kepada orang tersebut. Ya, orang itu adalah Jaemin, sahabat Jeno sekaligus orang yang membuat Kaila bertindak bodoh saat itu.
"Udahh gue temenin ya" paksa Jaemin lalu duduk di depan Kaila.
Di saat bersamaan, ternyata Jeno juga datang ke ruang belajar. Suasana menjadi sangat canggung.
"Woy Jen!" sapa Jaemin saat dia melihat Jeno masuk ke ruang belajar.
Jeno tidak menjawab Jaemin, hanya meliriknya dengan sinis lalu berjalan menuju meja kosong yang terdapat di 3 meja setelah meja Kaila dan Jaemin.
"Eh mau kemana, disini aja kali, luas gini meja" ujar Jaemin seraya menahan tangan Jeno.
Jeno kembali menatap Jaemin dengan tatapan dinginnya, lalu sempat melirik Kaila sesaat. Di mata Kaila, tatapan Jeno terkesan sangat dingin dan tajam. Kaila menundukan kepalanya, ia takut pada Jeno yang saat ini, tapi disisi lain ia merindukan Jeno.
"Ck" decak Jeno lalu menghempaskan tangan Jaemin dan berjalan menuju meja kosong.
Jaemin menatap Jeno dengan tatapan bingung.
"La, lo lagi berantem ama Jeno? Kenapa dia kek sensi banget si hari ini?" tanya Jaemin, kebingungan.
"...." Kaila diam tidak menjawab pertanyaan Jaemin.
"Laa gue tau lo bisa denger gue" ucap Jaemin lalu mengambil pulpen yang sedang Kaila pakai saat ini.
Kaila menatap Jaemin dengan sendu, ia berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Siniin pulpen gue" ujar Kaila, suaranya sedikit bergetar.
"Lahh, lo kenapa La?" tanya Jaemin sedikit terkejut.
"Hhh... ga, gue gapapa... siniin Jaem pulpen gue" ujar Kaila
"Ga. lo kasi tau dulu lo kenapa"
"Jaem..." ujar kaila dengan suara paraunya.
"Please, balikin pulpen gue" pinta kaila.
Akhirnya Jaemin mengembalikan pulpen Kaila. Di satu sisi Jaemin sangat penasaran tentang Kaila dan Jeno, tapi di sisi lain ia tak tega melihat Kaila menahan air matanya agar tidak jatuh.
Tingg!
Ponsel Kaila berbunyi, Kaila segera membuka ponselnya dan betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yang mengiriminya pesan.
Jenooo: bagus ya, sekarang mainnya terang-terangan wkwk
Jenooo: langgeng deh ya, ga percuma gue mutusin lo wkwkwk
Kaila terdiam, menatap Jeno yang saat ini sedang menatapnya dengan pandangan sinis, dingin dan tajam.
Kailaa: Aku ga pacaran sama Jaemin Jen
Kailaa: Aku juga gamau pacaran sama Jaemin
Kaila melihat Jaemin yang saat ini sedang sibuk bermain ponsel di depannya.
"gue sayangnya sama lo Jen, bukan sama Jaemin."
Tingg!
Jenooo: oh
Jenooo: bd amat jg si mau lo pcrn ama Jaemin atau g, bkn urusn gw.
Kailaa: Jen, aku beneran ga ada hubungan apa-apa sama Jaemin.
Kailaa: Aku sadar, aku emang salah pas itu malah ngeladenin Jaemin yang gombalin aku.
Kailaa: Tapi serius Jen, aku ga ada apa-apa sama Jaemin.
Kailaa: Aku cuma sayang sama kamu Jen...
Read
Tak lama kemudian Jeno berdiri meninggalkan mejanya, berjalan melewati meja Kaila dan Jaemin tanpa berkata apapun. Terlihat dari sorot mata Jeno, ia sangat marah saat ini.
Kaila menatapnya sendu, kemudian kembali mencoba berkonsentrasi pada tugasnya.
"Jen.... aku harus gimana biar kamu maafin aku"
Di sisi lain, Jaemin yang dari tadi memperhatikan Kaila diam-diam tersenyum. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini, ia lumayan terlihat 'bahagia' sekarang.
To Be Continued...
Hai~ ketemu lagi sama aku di penghujung cerita :D
Ah! kalian jangan lupa Vote juga ya, biar aku makin semangat ama rajin up juga.
Thanks buat kamu yang udh ijinin aku mengadaptasi kisah kita makasih banyak ya :D
See yaa in next chap~
KAMU SEDANG MEMBACA
SNOW | The First One
RomanceSalju adalah perumpamaan yang tepat untukmu. "oh" "terserah" "ya" Kamu sangat dingin setelah kita berpisah. "gue peduli?" "yaudah" Dan aku disini masih mencoba menjadi matahari yang berusaha membuatmu hangat kembali. "jen, kamu kenapa?" "jen, liat d...