PRIA ITU_Part 3

15 1 0
                                    

Ayu dan Fisa sedang berbaring di atas kasur mengistirahatkan tubuh mereka yang terasa remuk setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh hari ini. Sama-sama mereka menerawang kejadian yang terjadi pada mereka selama perjalanan dan di cafe tempat mereka menghabiskan waktu.

"Kalo dipikir-pikir lagi, kita terlalu yakin banget gak sih kalo pria itu bener-bener tertarik sama kita?"

Fisa menyuarakan isi hatinya yang mulai pesimis dengan pria itu. Ia menyadari angannya terlalu kelewatan. Pria itu tidak mungkin tertarik dengan mereka yang terbilang biasa ini. Fisa akui mungkin bagi Ayu membuat pria itu tertarik padanya, yang faktanya memang Ayu memiliki wajah yang lebih cantik dan menarik dibandingkan Fisa. Tapi kalau untuk tertarik dengan Fisa yang lebih seperti anak kecil ini, hal yang mustahil.

Pasalnya sosok pria itu pasti merupakan gambaran tipe ideal bagi banyak perempuan. Ia memiliki wajah yang tampan, hidung yang mancung, beralis tebal, bahkan berkulit putih kontras dengan rambutnya yang berwarna hitam legam. Model potongan rambut pendeknya pun begitu cocok dengan wajah rupawannya itu.

Apalagi mengingat sikapnya menawarkan bantuan memberikan kesan sangat baik dan sopan. pesona pria dewasanya memperlengkap kesempurnaan visual yang membuat kemustahilan semakin menjadi. Sudah dipastikan banyak perempuan yang lebih dari mereka menaruh minat kepada pria itu, menurut Fisa.

Ayu mencoba meyakinkan Fisa bahwa pria itu benar tertarik dengan mereka. Ayu menceritakan segalanya yang ia lihat dari sorot mata dan kelakuan pria itu.

Ayu sangat yakin karena selama matanya melirik, pria itu selalu memperhatikan mereka dengan intens. Saat mereka sedang melakukan live streaming, bergosip ria, tertawa keras, bahkan saat membayar pesanan ke kasir, mata pria itu terus melihat kearah mereka berdua. Beberapa kali tatapannya bersitubruk dengannya karena ketahuan sedang memperhatikan mereka.

Kemudian perilaku yang ditunjukkan pria itu saat mereka berdua mengambil foto secara bergantian. Pria itu mengikuti langkah mereka dan berpura-pura mengambil gambar pemandangan di dekat mereka dengan sesekali menatap ke arah mereka berdua.

Sampai akhirnya pria itu menawarkan diri untuk mengambil gambar mereka berdua. Dan saat mencari posisi cahaya yang tepat, pria itu pun ikut berusaha mendapatkan posisi pengambilan gambar melalui telepon pintarnya.

Ayu yakin dari gerak-geriknya, pria itu memiliki suatu tujuan kepada mereka. Namun sayangnya tujuan itu tidak tersampaikan karena mereka yang terlalu malu dan tergesa-gesa sampai akhirnya membuat mereka sendiri penasaran sampai sekarang.

Fisa mulai agak bimbang dengan penjelasan Ayu, namun sisinya yang tidak ingin terlarut lebih lama dengan hal yang sangat tidak pasti lebih kuat. Sehingga ia mengutarakan kemungkinan lain yang lebih masuk akal kepada Ayu.

Mungkin saja Pria itu sejak awal merasa heran di tempat seperti itu yang biasanya didatangi oleh sekelompok orang banyak, sedangkan mereka hanya berdua saja. Dan ia merasa kasihan dengan mereka berdua yang tidak bisa mengambil foto berdua, melainkan hanya bisa bergantian sehingga itulah yang mendorongnya untuk menawarkan bantuan.

"Kalo emang cuman kasian atau heran kita cuman berduaan doang, dia aja datengnya sendirian."

Ayu masih berpegang teguh dengan fikiran optimisnya. Fisa semakin jadi mencoba mengubah fikiran Ayu menjadi sepertinya. Ia mengucapkan lagi perkataan yang pernah Ayu ucapkan mengenai alasan pria itu datang sendirian yang mungkin pria itu sedang melakukan healing entah baru putus hubungan atau apa.

Dan mengingatkan bagaimana pria itu bisa membuat mereka berdua terpesona dalam waktu bersamaan, secara mereka selalu memiliki tipe pria yang sangat berbeda. Sudah pasti sepeninggalan mereka ada perempuan-perempuan lain yang bernasib sama seperti mereka jatuh dalam pesonanya.

Ayu bungkam menelan kata-kata kepesimisan Fisa. Memang seharusnya mereka tidak boleh berekspetasi apalagi secara berlebihan.

Karena jika terlalu tinggi menggantungkan harapan bisa membuat mereka lupa adanya jurang kekecewaan yang bisa saja menarik mereka jauh lebih dalam bahkan menyakiti lebih dari apa yang mereka bayangkan.

Akhirnya mereka menanamkan bahwa pria itu memperhatikan hanya sebatas kasihan kepada mereka yang hanya berdua dan sulit untuk mengambil foto bersama.

Dan jika memang benar pria itu tertarik terhadap mereka, maka dengan jalan postingan foto yang mereka buat akan menjadi jalan bagi pria itu dalam menemukan mereka. Semuanya kemudian diserahkan kepada sang Tuhan dan waktu apabila memang Pria itu memiliki peran lain dalam hidup mereka.

Dengan begitu fikiran mereka perlahan meredup mengenai sosok pria tersebut.

fin~

Nantikan kisah seru selanjutnya:)
With luv
AF     

Truly Stories [OneShoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang