Chapter 1

83 11 2
                                    

Dinginnya butiran salju menghujani Maki yang sedang terdiam di depan sebuah kuil. Sudah 17 tahun lamanya dia terlahir kembali. Nama Zen'in bahkan tidak mau terlepas darinya yang entah kini dia menjadi generasi keberapa. Meski begitu kenangan di kehidupan sebelumnya masih terasa begitu nyata. Teman-temannya.. Kekacauan yang terjadi.. dan Mai..

Sekali lagi, sudah 17 tahun lamanya dia terlahir kembali. Namun dia masih belum menemukan adik kembarnya itu. Maki sudah mencari sosok itu di seluruh keberadaan Klan Zen'in, dia juga sudah mencari hampir di seluruh Tokyo dan Kyoto. Sudah 17 tahun.. Apakah mereka tidak ditakdirkan bertemu pada kehidupan ini?.

Meski begitu Maki tidak menyerah. Dia bertemu Inumaki Toge dan Okkotsu Yuuta teman sekelasnya dulu. Bahkan trio adik kelasnya dulu juga ada. Begitupula guru beruban dengan sahabatnya. Mereka semua menjadi manusia normal. Tidak ada lagi era Jujutsu. Entah apa yang telah terjadi pada bumi Maki tidak peduli soal itu. Yang dia pedulikan saat ini adalah dimana Mai?. Semua kenalannya di kehidupan masa lalu telah bertemu dengannya walaupun profesi dan status mereka berbeda. Kenapa dia belum menemukan Mai? Apa karena kematian Mai disebabkan oleh pengorbanan?. Jika pengorbanan itu membuatnya tidak bisa reinkarnasi, Maki akan menyesal seumur hidupnya.

Gadis tinggi berambut hijau itu kemudian beranjak dari kuil dan memutuskan pergi ke Cafe terdekat karena salju yang terlalu dingin. Kaki jenjangnya memasuki pintu kayu Cafe yang bernuansa tradisional dan mengambil tempat di sudut ruangan. Tangannya sibuk membersihkan salju yang masih menempel di pakaiannya. Hingga suara seseorang membuatnya melebarkan netra zamrud yang bersembunyi di balik bingkai kaca.

"Selamat datang nona, mau pesan apa?." Tanya seorang pelayan gadis yang tampak sangat mirip dengannya. Pelayan tersebut tersenyum dengan senyum yang tampak sendu dan menertawakan sesuatu.

"Mai?!." Seru Maki begitu melihat pelayan yang berdiri di depannya sambil membawa nampan.

Mai mengganti sikap manis sebelumnya dan melipat tangannya didepan dada.
"Heh. Aku tidak menyangka kau masih mengingatku. Kakak."

"Tentu saja. Aku mencarimu selama ini bodoh!." Maki merasa senang tapi juga kesal. Dia sangat senang karena berhasil menemukan adik kembarnya dulu, dan kesal karena ternyata adiknya berada di Kyoto dekat lokasi Sekolah Jujutsu dulu!. Kenapa dia tidak kepikiran? Apapun itu, sekarang dia sudah menemukan tujuannya.

Mai menggerutu ketika Maki mengetuk kepalanya dan mengusak rambutnya.
"Mou! Aku masih kerja tau!."

"Haha. Bekerja seperti orang biasa huh?." Sindir Maki tentang cita-cita Mai di kehidupan sebelumnya.

Gadis bersurai hijau pendek dengan netra sama itu memberengut dan menatap galak.
"Kau sendiri juga manusia biasa sekarang."

"Ah benar, aku bahkan merasa dingin karena salju." Sahut Maki sambil menatap lantai yang kini basah karena salju dari pakaiannya mencair.

Mai menggerutu kecil sebelum pergi mengambil alat pel dan kembali untuk memberikannya kepada Maki.
"Tanggung jawab sendiri."

Menatap alat pel yang disodorkan, Maki tertawa dan berkata sarkas.
"Bukannya ini pekerjaan mu? Kenapa aku yang harus bertanggung jawab?." Meski begitu dia tetap mengambil alat pel dan membersihkan lantai yang basah. Menjadi pelayan bukanlah hal yang disukai Maki, namun membahagiakan adik kembarnya sedikit tidak apa-apa.

"Jadi dimana kau tinggal sekarang?." Tanya Maki sembari menyerahkan alat pel pada Mai yang setia berdiri dan mengawasinya. Seolah-olah Maki bisa kabur kapanpun agar tidak mengepel.

"Di panti asuhan. Tahun depan aku hidup mandiri." Jawab Mai dengan acuh tak acuh. Namun Maki dapat melihat mata adik kembarnya itu tampak sedih dan tidak terima dengan takdirnya.

Meet Again, Start Again.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang