Chapter 2

51 10 3
                                    

Hari ini lebih hangat dari kemarin. Matahari dengan berani menyebarkan cahaya hangatnya kepada dunia diantara hamparan putih yang memenuhi. Mai berangkat kerja dengan meminjam pakaian Maki yang paling kecil. Walaupun mereka sama-sama tinggi dan ramping, tidak dapat dipungkiri tubuh Maki masih sedikit lebih besar darinya.

"Jangan lupa hari ini kakak sudah berjanji." Celetuk Mai pada Maki sebelum mereka berpisah arah. Mai menuju tempat kerjanya, Maki menuju sekolahnya.

Maki menatap malas pada Mai yang begitu was-was seperti anak kecil.
"Iya iya bawel."

"Siapa tau kau akan lebih memilih pergi dengan teman-teman mu." Sahut Mai sambil mengendikkan bahunya.

"Tidak. Sampai jumpa." Gadis berkuncir pony tail itu berkata dan membalikkan punggungnya menuju jalannya.

Melihat punggung kakak kembarnya pergi dengan tegap, entah kenapa Mai masih teringat jelas dengan kehidupan sebelumnya. Ia berusaha mengenyahkan pikiran kalutnya dan meneruskan perjalanannya.

...

Hari ini Cafe nya sangat ramai. Mai berusaha melayani secepat mungkin agar tidak ada pelanggan yang mengeluh. Ketika dia berbalik hendak menyapa pelanggan baru, matanya melebar melihat orang yang datang.

"Mai?." Orang itu menyapa terlebih dahulu setelah terkejut selama 0.5 detik. Tubuh besarnya menutup pintu sehingga terdengar teguran dari orang lain dibelakangnya.

"Toudou jangan menghalangi jalan."
Mendengar hal itu Toudou Aoi menggeser tubuh berototnya dan menampakkan 2 orang lainnya.

Ada seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut pirangnya dikuncir twin tail dan seorang pemuda jangkung dengan matanya tampak terpejam.

Melihat orang-orang tersebut Mai menjadi tertegun dan bergumam tanpa sadar.
"Minna.."

Pemuda jangkung itu memperhatikan Mai yang terpatung di depan mereka dan tersenyum sopan.
"Apakah masih ada meja nona?."

"Kamo.. Momo.."

"Mai, mari kita bicara." Perkataan Toudou membuat Mai tersadar.

Gadis itu menatap kedua orang yang sangat dia kenal pada kehidupan sebelumnya. Perasaan kecewa ketika mengetahui bahwa mereka tidak mengingatnya menyeruak dan tanpa sadar membuatnya bernostalgia.

"Sebentar, aku akan menyiapkan meja untuk mereka." Ujar Mai pada Toudou. Dia tidak tahu kenapa hanya Toudou yang ingat sedangkan Momo yang paling dekat dengannya tidak.

Ia kembali ke sikap profesionalnya dan bertanya kepada sang pemuda dan gadis mungil tersebut.
"Meja 3 orang? Hanya ruang di lantai atas yang tersedia, tidak apa?."

"Ya tidak apa-apa, tolong." Kali ini gadis pirang twin tail itu yang menyahut.

Mai mengantar mereka ke lantai atas dengan ruang terbuka. Dia sengaja membawa mereka ke spot yang bagus. Spot yang memiliki sudut pandang terbaik dan tenang.

Setelah mengantar mereka bertiga duduk, Mai undur diri dan segera digantikan rekannya untuk melayani ketiga orang tersebut. Toudou hanya mengamati Mai dan tidak berkata apapun. Walaupun egois, dia tahu bahwa temannya di kehidupan sebelumnya itu sedang bekerja, jadi dia tidak akan mengganggunya.

"Ne, Toudou apakah kamu mengenal gadis itu? Entah kenapa aku juga merasa seperti pernah dekat dengannya." Celetuk Nishimiya Momo setelah pelayan pergi mengambilkan pesanan mereka.

Pemuda dengan tubuh besar berotot itu menatap Momo sedetik sebelum menjawab dengan acuh.
"Begitulah."

"Aku juga merasa pernah bertemu dengan pelayan tadi. Perasaannya sama seperti saat bertemu kalian pertama kali." Sahut pemuda sipit dengan raut berpikir. Apakah kita pernah bertemu?.

Toudou mengeluarkan ponselnya begitu dia duduk dan menjawab perkataan Kamo Noritoshi dengan asal-asalan.
"Berarti kita ditakdirkan menjadi teman."

"Apakah seperti itu? Pantas saja Toudou dan Kamo-kun dapat tetap bersama walau sering tidak akur." Ujar Momo sambil menatap kedua lelaki dihadapannya. Dia seringkali lelah dengan ketidak akuran mereka, dan heran kenapa mereka masih bisa bersama. Jika memang karena takdir maka tidak ada yang bisa menolak. Kamo Noritoshi adalah orang yang pemikir, dia cukup OCD dan memperhitungkan segalanya sedangkan Toudou Aoi acuh tak acuh dan semaunya walaupun dia sebenarnya orang yang bertanggung jawab.

"Momo, kenapa kamu menjadikanku contoh?." Keluh Kamo dengan matanya yang masih terpejam.

Kali ini Toudou setuju dengan perkataan orang yang tidak terlalu disukainya.
"Ya, jangan asal menjadikan contoh."

Toudou tidak menyukai Kamo karena teman sekelasnya itu terlalu terikat peraturan sedangkan dia tidak suka diatur. Walaupun begitu di kehidupan masa lalu Kamo memiliki kemampuan cukup untuk dia hargai. Lalu untuk kehidupan ini.. pemuda mata terpejam itu juga masih memiliki kemampuan yang membuatnya tidak banyak melawan. Uang. Kamo Noritoshi adalah orang yang memberinya beasiswa sehingga dia masih bisa sekolah di sekolahnya saat ini.

Tidak semua kehidupan masa lalu sama dengan kehidupan saat ini. Walaupun nama mereka masih sama persis, Noritoshi sekarang bukanlah anak dari wanita selingkuhan, melainkan anak resmi dan sulung dari keluarga Kamo. Nishimiya Momo juga memiliki saudara dan tidak lagi menjadi anak tunggal. Sedangkan dirinya, rumahnya mengalami kebakaran setengah tahun yang lalu dan hanya menyisakan dirinya seorang. Mai yang menjadi seorang pelayan menunjukkan bahwa jalan hidupnya juga berbeda. Namun gadis itu masih mengingat kehidupan sebelumnya. Toudou harus menjelaskan kepadanya bahwa tidak semua yang dari kehidupan sebelumnya dapat mengingat hal-hal di masa lalu.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Setelah itu beberapa menit kemudian Mai datang dan menatap Toudou dari jarak 5 meter. Meletakkan cangkirnya, Toudou pergi menghampiri Mai tanpa berkata apa-apa pada 2 orang lainnya.

"Anak itu-"

"Sudahlah. Dia kan memang begitu?." Ujar Momo menghentikan Kamo yang hampir mengeluh lagi tentang sikap Toudou. Sang pemuda sipit itu hanya bisa menghela nafas.

Mai berjalan mendahului Toudou dan berhenti di ruang staff. Dia sudah izin kepada manajernya untuk berbicara dengan kenalannya sebentar. Melipat tangannya kedepan dada, Mai bertanya pada Toudou tanpa basa-basi.
"Jadi, kenapa hanya kau yang ingat?."

"Tidak semua yang kita temui di kehidupan sebelumnya dapat mengingat hal-hal di masa lalu." Jawab Toudou sederhana. Dia menarik kursi dan duduk disana sambil membuka ponselnya. Sayang sekali Takada-chan tidak ada.

Mai menggigit bibirnya. Dia tahu hal itu bisa terjadi namun tetap saja dia sedikit merasa sedih. Tidak ingat berarti mereka tidak dapat bernostalgia, tidak dapat menjadi akrab seperti dulu dan harus memulai pertemanan sejak awal.
"Siapa saja?."

"Aku sudah bertemu semua yang dari Kyoto. Oh aku juga bertemu Maki." Jawab Toudou lalu menyerahkan ponselnya kepada Mai.
"Simpan nomormu jika masih ingin terhubung dengan mereka."

Mai mengambil ponsel tersebut dan mengetikkan beberapa angka.
"Aku juga sudah bertemu dengan Maki. Diantara mereka siapa saja yang tidak ingat?." Tanyanya sembari menyerahkan kembali ponselnya. Dia sudah bertemu Maki dan Yuuta dan mereka berdua masih mengingat kehidupan masa lalu.

"Hanya aku dan Mecha yang ingat." Jawab Toudou mengambil ponselnya dan mengantonginya.

Jelas terkejut, Mai menipiskan bibirnya untuk menenangkan diri lalu berterimakasih dan kembali pada pekerjaannya.

Ketiga orang tersebut tidak tinggal lama dan pergi tanpa bertemu Mai.

Mai segera menyelesaikan pekerjaannya begitu waktu menunjukkan pukul 4 sore. Dia melihat Maki sudah menunggu dengan secangkir Americano yang hampir habis.
"Menunggu lama?." Sapanya pada sang kakak.

"Tidak selama kemarin." Jawab Maki. Dia segera menghabiskan kopinya dan keluar dari Cafe bersama Mai.

Hari ini mereka berencana mengambil barang-barang Mai yang ada di panti asuhan dan secara penuh pindah ke apartemen Maki.





Psst! Aku mau tanya nih.. enaknya Mai x Kamo atau Mai x Toudou ya? Kalau aku sendiri sebenarnya setuju Mai x Toudou hehe. Soalnya aku lebih suka Kamo x Momo nyehehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet Again, Start Again.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang