"Kadang disitu saya merasa sedih," ujarku sambil tersenyum didepan kaca.
Sambil menatap wajahku yang tidak terlalu jelek-jelek banget dan juga tidak terlalu cantik, aku memandangi wajahku terus menerus, entah sudah berapa lama aku terus memandangi wajahku sambil berkata, "Aku gak jelek-jelek banget sih, tapi kayaknya laki-laki pada gak suka sama aku atau naksir, masa iya?", Kataku sambil memanyunkan bibirku.
Lagi-lagi aku masih memandangi wajahku dikaca, tiba-tiba suara ketukan pintu membuatku tersadar Memangnya aku sedang melamun atau apa ya? Sudahlah.
Tok... Tok... Tok...
Suara pintu yang diketuk oleh Mbak Tini, pembantuku.
"Iya tunggu sebntar" Jawabku
"Non, tuan nyonya menyuruh non untuk turun dari kamar dan segera menuju meja makan untuk sarapan,"
Akupun membukakan pintu untuk mba tini,
"Iya, bilang ke Mama aku sebentar lagi turun, masih ada pr yang belum aku selesaikan" jawabku sambil membawa kaca yang langsung aku sembunyikan dari penglihatan Mbak Tini.
"Yasudah non kalau begitu, saya harus melanjutkan menyiapkan makanan". Jawabnya langsung pergi dari hadapanku.
Akupun langsung menutup pintu dan melihat kekaca bagaimana keadaan wajahku saat ini dan akupun langsung menaruh kacaku kemeja rias.
--------------------
Aku pun sudah siap-siap untuk pergi kesekolah, sebelum aku pergi kesekolah aku dan keluargaku punya ritual untuk sarapan dipagi hari walaupun itu hanya sepotong roti dan susu.
"Hai, Mam" ujar ku menyapa Mama.
"Iya sayang, kamu masih ada pr?" kata mamaku sambil melahap roti yang ada digenggamannya.
"Engga kok Mam, sudah selesai. Oh iya Papa kemana?" Tanyaku sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Papa.
"Oh, tadi Papa sudah berangkat duluan katanya ada meeting pagi ini," jawab Mamaku
"Oh, yaudah aku berangkat dulu, oh ya Mam," ujarku sambil meraih tangan mamaku dan menciumnya, setelah itu aku pergi dari hadapannya.
"Qilla, kamu gak sarapan dulu?" Tanya mamaku sambil mengangkat tangannya.
"Oh iya, lupa," jawabku akupun langsung mengambil sepotong roti dan susu, susu yang kupegang langsung kuhabiskan dalam satu tenggakan dan rotinya kubawa pergi menuju pintu keluar yang langsung disambut Pak Tatang, supirku.
"Yaampun Qilla". Ujar mamaku sambil geleng-geleng.
-------------------
Tumben-tumbenan tuh anak gak nyamper, biasanya paling duluan kalau nyamper aku, mungkin dia udah dianterin kali sama Papanya. Ujarku dalam hati.
Akupun mengambil hpku yang ada disakuku, "Sambil menunggu sampai sekolahan dari pada bete, mendingan baca Wattpad" Ujarku, yang diliatin oleh Pak Tatang.
-------------------
Akhirnya aku sampai juga baru sampai depan kelas sicecurut datang.
"Qilla, maaf ya tadi aku gak nyamper kamu," Ujarnya sambil tersenyum.
"Iya, lagi pula tumben-tumbenan kamu gak nyamper aku?" Jawabku sambil berjalan pelan yang diikuti sicecurut ini.
"Iya, tadi aku nebeng sama Papaku, dia lagi masuk pagi" Ujarnya sambil berjalan pelan
"Bukannya papa kamu selalu masuk pagi?" Jawabku bingung sambil memberhentikan langkahku.
"Iya juga sih," Jawabnya sambil cengengesan dan diapun baru menyadari bahwa aku tidak ada disampingnya.
"Kenapa?" Tanyanya sambil menengok kearahku.
"Tidak." Jawabku singkat.
Dan diapun berpamitan kepadaku (ceelah berpamitan) lalu dia pergi kekantin yang ada disebelah kelasku.
----------------
Ketika aku sedang melamunkan kejadian tadi pagi (memangnya ada kejadian apa) itu lho yang waktu aku lagi ngaca, akupun dikagetkan oleh temanku Fanny. Sontak akupun langsung berdiri dan mengelus-elus dadaku, takutnya dadaku copot, ups bukan dada ding tapi jantungku yang kurasa hampir copot.
"Ah, kamu mengagetkan saja" tanyaku masih mengelus-elus dada.
"Lagian kamu melamun terus aku perhatiin," Jawabnya sambil duduk disampingku.
Lalu akupun ikut duduk disampingnya.
"Kamu kenapa sih belakangan ini sering melamun?" Tanyanya kepo.
Emang iya ya? Padahal baru ini aku ngelamun,
"Sebenarnya aku mau bilang kekamu tapi, aku malu ceritanya" Jawabku sambil malu-malu.
"Yaelah sama teman sendiri aja malu," Sahutnya sambil menyenggolku.
"Gini lho, gak jadi deh nanti aja." Jawabku langsung mengambil hpku dari sakuku.
"Iiiih, kenapa? Aku kepo tau," Tanyanya sambil menarik-narik bajuku.
"Nanti aja kalau yang laiinnya sudah kumpul bareng baru aku mau cerita," Jawabku sambil memasukkan hp kesakuku.
"Bener ya?" Katanya kepadaku
"Iya." Jawabku singkat
"Serius?" Katanya sambil meyakinkan.
"Iya, bawelllllllll". Jawabku sambil mencubit pipinya yang cabi-cabi gimana gitu.
-------------
"Qilla, katanya mau cerita?" Tanya teman-temanku yang menunggu jawabanku, ya gak heran kenapa mereka tau aku mau bilang sesuatu, pasti tadi Fanny memberi tahu
"Oh iya, sampe lupa" jawabku sambil menepuk jidatku
"Mau cerita apa sih emangnya?"
"Gini lho aku ngerasa beda aja"
"Beda gimana?" Jawab teman-temanku yang penasaran
"Ya, beda aja gitu, kadang aku merasa sedih,"
"Lebay kamu."
"Haha, tapi beneran,"
"Kenapa?"
"Aku iri sama yang lainnya punya pacar,"
"Haha, seorang Aqilla bisa kepingin punya pacar?"
"Emangnya salah ya?" Tanyaku sambil mengangkat sebelah alisku
"Gak juga sih."
"Menurut aku beda peran teman sama pacar, sekarang aku punya teman tapi disisi lain aku juga kepingin punya pacar."
"Bener juga sih,"
"Aku curhat kekalian tentang apapun, tapi disisi lain aku juga mau curhat apa yang gak mau aku curhatin kekalian, yang seharusnya aku curhatin kepacarku,"
"Ah, qilla." Jawab teman-temanku sambil memeluku
"Udah dong jangan pelukan kayak gini, jadi kayak teletubies"
Semakin erat lah pelukan teman-temanku ini.
------------------
Maaf ya readers tulisanku masih agak ya gitulah taukan, tolong masukkannya ya, tentang cara menulis diwattpad, terimakasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionAqilla adalah seorang perempuan yang sangat disenangi teman-temannya karena dia mempunyai karakter baik, ramah, cantik, dan terbuka yang membuat teman-temannya selalu nyaman saat didekatnya. Suatu hari, Aqilla bertemu dengan seorang laki-laki yang m...