1. Pertemuan kenikmatan

47.6K 179 1
                                    

Seorang gadis yang sedang berjalan di koridor kampusnya dengan senyum lebarnya yang mengembang. Gadis tersebut berbelok ke arah toilet.

"Hei, Jennie, sepertinya harimu indah" sapa seseorang yang sedang mencuci tanganya di wastafel, membuat gadis tadi tambah menaikan sudut bibirnya.

Jennie, gadis bertubuh mungil, namun tidak berbentuk, dengan kepribadian yang sangat manis dan humoris.

"Aku akan bahagia meski hariku buruk" sahut Jennie menghentikan langkahnya untuk sekedar mengobrol dengan orang yang tadi menyapanya.

"Aku tau itu" kata seberang mengelap tanganya yang basah dengan tisu.

"Kau baru berangkat? Sepertinya aku akan lulus terlebih dahulu" kata Jennie dengan terkekeh geli.

"Kan mbak Jennie lebih tua, muka keriputan, gak punya pacar, miris sekali hidupnya, hanya bisa di tutupi dengan senyum palsu" ketus gadis tadi, dengan wajah songongnya.

Gadis seberang mendengus kesal, melempar tisu kotor yang baru saja dia pakai ke arah Jennie.

"Risa! Jorok sekali" protes Jennie dengan kencang, menatap penuh amarah pada gadis yang tadi menyapanya.

Risa, satu satunya teman dekaat Jennie. Bisa di katakan sahabat, karena sering bersama, Risa memiliki badan sexy, pemalas dan pemarah.

Risa pergi dari toilet membuat Jennie terkekeh geli. Jennie tau sekarang Risa sedang marah padanya, Jennie tidak mempedulikanya, tidak lama lagi pasti mereka saling sapa lagi.

Jennie juga tau, jika Risa tadi tidak sedang memojokan Jennie ataupun sebagainya, itu hanya ejekan pembalasan untuk Jennie yang menggoda juniornya, sahabatnya sendiri.

Jennie memutuskan untuk pergi ke salah satu bilik toilet, tujuan pertamanya datang ke toilet.

...

"Tian! kemana?" tanya seseorang laki laki yang sedang duduk di sebuah meja kantin dengan tatapan malas.

Pria yang bernama Tian membalikan badanya, dengan senyum kecilnya, yang terkesan horor jika di lihat.

Tian, pria berparas tampan, dengan rambut kecoklatan, sifatnya sangat ceria pada orang yang di kenalnya dan yang bisa membuatnya nyaman, tidak tau dengan yang lain.

"Bosen, mau beli hotel" kata Tian berjalan mendekat ke arah temanya yang memanggilnya tadi.

Temanya hanya menganggukan kepalanya dengan raut muak. Sungguh menyebalkan jika Tian melebihkan ucapanya. Meski Tian bisa membelinya, sama saja dia memamerkan kekayaanya.

"Ya, aku tau orang kaya! Mending cari cewek" usul temanya yang membuat Tian menghela nafas kasar.

"Bosen ah" kata Tian merebahkan punggungnya ke dada kursi.

Teman Tian tidak menyahuti ucapan Tian melainkan sibuk memai ka handphonenya. Teman Tian berdiri, mengambil jaketnya, membuat Tian segera bangkit ikut berdiri.

What is this?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang