Eunbi turun dari mobil Seonghwa, mereka lebih tepatnya Eunbi akhirnya mutusin buat makan di restoran bebek favoritnya dan Eunseo! Plus karena restoran ini merupakan milik teman papanya Eunbi.
Sembari menunggu Seonghwa turun dari mobilnya, Eunbi merapikan poninya yang baru ia potong sebelum bertemu dengan Seonghwa di kaca mobil milik Seonghwa.
"Udah cantik Eunbi."
Eunbi melirik Seonghwa lalu terkekeh. "Cowok mulutnya manis di awal semua!"
"No, i tell you the truth! Lo cantik."
Eunbi menggelengkan kepalanya sembari terkekeh menghampiri Seonghwa. "Just like you, handsome!" Ujarnya meledek.
"Lo satu-satunya cewek yang kalo dimanisin malah ngebalikin. Unik." Seonghwa memasukkan tangannya kedalam saku celana jeans nya, lalu mulai jalan terlebih dahulu memasuki restoran.
Eunbi mengekori Seonghwa. "Makanya karena unik, harus lo baik-baikin. Gimana?"
"Okay princess." Seonghwa terkekeh, matanya mengedar melihat sekeliling mencari posisi yang tepat kira-kira dimana mereka bisa duduk.
"Lo mau pesen apa? Biar gua yang pesen dan lo cari tempat duduk." Tanya Seonghwa, menoleh ke Eunbi yang kebetulan sedang memperhatikannya dari samping.
Eunbi menggeleng cepat, mengedipkan matanya beberapa kali lalu menaikkan cengirannya. "Mau ikut mesen bareng lo aja, ayo pesen! Kita ngehalangin pintu masuk!"
Eunbi berjalan terlebih dulu ke meja kasir. "Eh Kak Eunbi? Apa kabar?"
"Ryujin??? Hai! Aku baik-baik aja! Kamu gimana? Terus ngapain disini?" Balas Eunbi balik yang diiringi rentetan pertanyaan.
"Baik juga kok kak! Ini, aku gantiin mama sebentar jaga kasir! Kakak mau pesen? Bisa ke Ryujin pesennya!"
Didepannya ada Ryujin, anak pemilik restoran ini. Teman papanya Eunbi.
"Aku mau pesen kaya biasa dong Ryu, kamu hapal kan? Terus, Mars pesen apa?" Eunbi menoleh ke Seonghwa.
"Samain aja." Balasnya dengan senyum.
Eunbi mengangguk, "Pesen yang kaya biasa aja ya Ryu, aku pengen cabenya agak banyak apa boleh?"
"Boleh kak! Nanti aku bilangin yang masak buat nambah cabenya khusus kakak!"
Eunbi tersenyum senang. "Anak pinter, Mars---"
Seonghwa menggeleng.
Eunbi menyeritkan alisnya. "Pedes gak?" Tanyanya.
Seonghwa lagi-lagi menggeleng. "Ih kenapa?" Eunbi bertanya dengan bingung.
"Gasuka pedes." Bisik Seonghwa yang tiba-tiba mendekat ke telinga Eunbi.
Eunbi spontan menjauh begitu Seonghwa selesai berbicara, lalu dengan raut kagetnya ia berucap. "Yang satu jangan pake cabe Ryu!"
"Beneran?" Tanya Ryujin.
Eunbi mengangguk. Matanya melirik ke Seonghwa yang hanya diam menatap keduanya.
"Udah kan Ryu? Aku duduk dulu ya kalo gitu! Nanti kamu yang anter kan?"
Ryujin terkekeh. "Boleh, sekalian aku mau kenalan sama pacarnya kakak."
Mata Eunbi membulat, menunjuk Seonghwa dengan jempolnya. "Dia temen!"
"Gausah malu-malu gitu deh kak! Udah sana duduk, tungguin makanannya! Langgeng ya!" Ryujin mengedipkan sebelah matanya ke Eunbi.
"Kakak pacarnya kak Eunbi, kenalin ini Ryujin! Hati-hati ya sama Kak Eunbi. Orangnya galak!" Ujar Ryujin yang diakhiri dengan tawa.
"Ryu---"
"---Seonghwa, dan makasih infonya Ryujin." Seonghwa memotong perkataan Eunbi.
Ryujin mengangkat kedua jempolnya ke arah Seonghwa lalu melirik Eunbi jahil.
"Apasih! Dia bukan pacar kakak Ryu! Dan Mars jangan dengerin Ryujin!"
Ryujin memasang senyum jenakanya. "Ih masa udah punya nama panggilan sayang gitu masa cuma temen sih?"
"Ya memang temen!" Balas Eunbi matanya menyipit menatap Ryujin.
"Doain aja ya Ryujin." Seonghwa tiba-tiba berkata.
"Hah?" Cengo Eunbi.
Ryujin tersenyum senang. "Oh calon ternyata? Kalo gitu baik-baik ya kak Seonghwa sama kak Eunbi! Aku doain yang terbaik deh buat kalian!"
"Ryu---" "---Amin, makasih ya Ryujin."
Eunbi melirik Seonghwa dengan malas. "Dasar cowok buaya."
✨✨✨
"Oh ini rumah lo?" Seonghwa berucap begitu sampai di titik yang Eunbi bilang rumahnya.
Eunbi mengangguk mengiyakan. "Masuk dulu gak?" Tanyanya.
Seonghwa melirik jam tangannya, kemudian menggeleng. "Lain kali deh Esther."
Eunbi mendengus. "Eunbi! Kaya yang ngeganjel dengernya kalo lo manggil Esther!"
"Curang! Lo aja dari tadi panggil gua Mars! Masa gua ga boleh panggil Esther?" Protes Seonghwa.
"Hehe. Lucu aja manggil gitu Mars! Janji deh kedepannya manggil Seonghwa!"
Seonghwa menaikkan jari kelingkingnya ke depan Eunbi. Eunbi kelihatan bingung diawal lalu akhirnya tertawa. "Kaya anak kecil banget sih! Yaudah nih pinky promise!"
Eunbi mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Seonghwa, lalu tersenyum setelahnya. Sedangkan Seonghwa malah terkekeh. "Bukan kaya anak kecil! Ini artinya janji!"
"Iya-iya, nih kan udah janji!" Eunbi mengangkat jari kelingkingnya yang terkait dengan jari kelingking Seonghwa kehadapan si lelaki.
Seonghwa mengangguk lalu tersenyum. Melepaskan tautan antara kelingkingnya dengan kelingking Eunbi. "Masuk gih." Ujarnya.
"Ih ngusir!" Eunbi mendengus malas, membuka seatbelt nya.
"Bukan ngusir, cuma... Ya, udah malem Esther..."
"I know I know. Inget ya Eunbi, bukan Esther!" Eunbi memperingati Seonghwa karena kerap memanggilnya Esther.
Seonghwa mengangguk. "Seonghwa ya, bukan Mars!"
Eunbi tertawa. "Lo selalu ngebalikin ucapan gue deh! Yaudah gue masuk dulu ya. Lo inget jalan keluar kompleknya kan?"
"Inget."
"Oke! Kalo nanti nyasar, pap aja oke!"
"Oke."
"Gue masuk dulu ya Seonghwa, lo hati-hati dijalan!"
"Bye Eunbi! I hope we can meet again soon!"
"Yes of course!"
Eunbi membuka pintu mobil Seonghwa, setelah keluar, ia kembali menutup pintu itu lalu Seonghwa membuka kaca mobil sisi penumpang. Merendahkan sedikit tubuhnya lalu melambai-lambaikan tangannya ke Eunbi.
"Bye Mars!"
"Bye Esther!"
✨✨✨
ya kira-kira gitu mereka ketemuan...