2. Eight's Cafe

92 9 0
                                    

Halo! Apa kamu sudah tersenyum hari ini?

Jangan lupa voment-nya ya!




Junhui benar - benar datang ke Eight's Cafe di saat hari menjelang sore. Baru saja sampai di depan cafe tersebut, Junhui sudah dibuat terpana.

Indah adalah kata pertama yang refleks terlontar dari mulutnya tanpa suara.

Papan bertuliskan Eight's Cafe yang sangat besar yang diletakkan di atas pintu cafe. Banyak sekali pot berukuran sedang dengan isinya yang beragam macam bunga di depan cafe. Bahkan ada sebuah Pohon Mangga besar di sebelah kanan cafe dengan bangku kayu yang melingkari pohon tersebut. Beberapa meja dan bangku panjang diletakkan di dekat sana. Beberapa pengunjung memarkirkan motor dan sepeda mereka di dekat tempat mereka duduk. Sementara itu, pengunjung yang membawa mobil memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang disediakan. Tetapi, karena tempat parkir mobilnya sekarang sudah penuh, pengunjung lain terpaksa memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

Sayang sekali. Andai aja parkiran di sini besar kaya di mall.

Junhui melangkah ke arah pintu cafe dan masuk ke dalam. Suasana di dalam cafe tak jauh beda dari yang di luar. Kalau di luar cafe ada pohon, di dalam cafe dindingnya bergambar hutan bambu yang asri. Beberapa pot tanaman diletakkan di tempat strategis sehingga terlihat rapi, juga indah. Sebuah meja bundar dengan 4 kursi tersebar di beberapa tempat. Semua jendela dibiarkan terbuka dan udara dari luar masuk ke dalam. Pantas saja Junhui tetap merasa sejuk, walaupun di dalam sini tak kalah ramai dengan yang di luar.

Seusai puas melihat seisi cafe, Junhui berjalan ke arah antrian yang mengarah ke depan etalase cafe. Syukurlah kalau ia tak perlu menunggu lama, hanya ada 3 orang di depannya.

Giliran Junhui membeli akhirnya datang. Junhui menganga begitu melihat beraneka ragam makanan di balik kaca etalase dan daftar menu makanan dan minuman di atas meja etalase. Kelihatannya semuanya sangat enak.

Sayangnya gue cuma bawa uang pas - pas-an.

"Anda mau membeli apa?"

Junhui mendongak. Seorang lelaki berpewarakan lebih tinggi darinya, tersenyum dan menampilkan kedua gigi taringnya. Junhui segera menurunkan masker hitam yang dipakainya ke bawah dagu.

"Rasanya saya ingin membeli semua yang ada di sini."

Lelaki itu tertawa kecil. "Kami sudah sering mendengar pujian tak langsung itu. Terima kasih. Apa Anda ingin menu andalan cafe?"

"Apa menunya?"

"Saya sarankan Hot Chocolate kami. Itu sangat lezat. Atau Anda mau Boba Milk Tea? Makanannya... ada Pancake Durian, Sandwich Blueberry, Roti Isi Cokelat, dan Salad Buah."

Junhui terdiam. Ia bingung mau membeli apa.

Bisa beli Minghao kagak? Eh, bercanda.

"Mingyu,"

Junhui dan lelaki di hadapannya menoleh secara bersamaan pada lelaki yang baru saja datang mendekat. Junhui tersenyum kecil begitu tatapannya dengan lelaki tadi bertemu.

Tak ada salahnya, kan, tersenyum ke musuh baru gue? Tapi percuma juga, dianya malah natap gue datar, seakan gue adalah barang rongsokan yang harus segera dibuang.

"Apaan?"

Oh, ternyata cowok bertaring itu namanya Mingyu. Junhui mengeryitkan kening. Kenapa rasanya aneh ya? Rasanya seperti familiar, tapi gue kagak pernah denger namanya di namapun.

Minghao memutus kontak mata mereka, lalu menatap Mingyu.

"Itu..."

"Kenapa?"

My Eight 《Junhao》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang