Part 1

426 45 1
                                    

Happy Reading—

Cahaya keemasan berlomba-lomba untuk masuk lewat celah jendela sebuah kamar.
Dikamar tesebut terdapat anak laki-laki yang sedang mengarungi mimpi tidak merasa terusik sama sekali dengan cahaya yang berusaha masuk untuk menerangi tempatnya beristirahat.

Ketukan pelan dari luar pun tidak mengusiknya sama sekali, ia seperti sedang asyik mengarungi mimpi daripada membuka matanya.

Karena tidak ada jawaban dari dalam, ibunya—orang yang mengetuk pintu remaja tersebut— masuk sambil menggelengkan kepala dan tersnyum merasa tidak habis pikir dengan kelakuan putra bungsunya tersebut.

Perlahan dia berjalan dengan senyuman yang terpatri di wajah cantiknya mendekati ranjang anaknya yang sedang terlelap seperti putri tidur tersebut.

"Asghar." Panggil ibunya sambil mengusap sayang kepala anaknya, "Bangun sayang, sudah siang, apakah kamu ingin terlambat dihari pertama masuk sekolah hm?." dan yang diajak berbicara hanya bergumam tidak jelas.

Ibunya hanya terkekeh ringan melihat tingkah gemas anaknya, 'padahal sudah remaja tapi masih seperti anak-anak' pikirnya.

Dengan sayang wanita tersebut mencium lembut dahi anaknya serta memberikan tepukan pelan pada pipi anaknya, berharap itu akan membangunkan anaknya.

"Sayang, ayo bangun nak." Ujarnya, tak lama kemudian kelopak mata dari putranya tersebut bergerak perlahan dan memperlihatkan mata abu-abu yang indah, dan ketika mata itu terbuka dengan sempurna ibunya pun tersenyum lembut serta mengelus sayang kepala anaknya.

Asghar —anak laki-laki tersebut— kemudian membalas tersenyum kepada ibunya, lalu bangkit dan mencium pipi ibunya dengan gemas. "Morning bun." Katanya, "Morning sayang." Jawab perempuan tersebut.

"Nah, sekarang kamu bersiap, Bunda tunggu dibawah." Ujarnya setelah mencium dahi anaknya sekali lagi. "Siap Captain!." Jawab remaja tersebut, kemudian perempuan tersebut meninggalkan kamar remaja itu.

Setelah perempuan tersebut menutup pintu, Asghar segera kekamar mandi untuk bersiap, karena ini hari pertamanya masuk sekolah setelah liburan akhir semester.

Butuu waktu 30 menit untuknya bersiap, lalu pergi kebawah untuk bergabung bersama anggota keluarganya yang lain untuk sarapan.

"Morning Yah, Morning bang." Sapanya setelah sampai dimeja makan. "Morning Son." jawab Ayahnya. Kedua abangnya pun menjawabnya hanya dengan mengangguk dan tersenyum, setelahnya dia duduk untuk memulai acara sarapan disertai beberapa pembicaraan ringan yang cukup menyenangkan.

Pagi yang cerah.

Setelah acara sarapan tersebut Asghar berangkat kesekolah diantar Abangnya yang kedua —Kaliandra atau bang Ian— Asghar memang tidak diperbolehkan oleh Ayahnya berangkat sekolah atau pergi kemana pun sendiri tanpa pengawasan orang dewasa —padahal Asghar sudah dewasa tapi ayahnya beranggapan bahwa Asghar masih anak kecil yang mungkin akan diculik ketika dikasih permen—. Ayahnya memang cukup protective kepada anaknya terutama Asghar anak bungsunya.

15 Menit perjalanan yang ditempuh Asghar untuk sampai kesekolahnya, ia keluar mobil lalu bergeser kedekat jendela pengemudi untuk berpamitan dengan Abangnya. "Inget hari pertama, jangan—" terpotong ketika Asghar dengan cepat menyambungnya "—Jangan bandel, Jangan bolos, dengerin kata guru, jangan jajan sembarangan, jangan suka tidur dikelas." sahutnya dengan merotasikan matanya bertanda dia jengah.

Abangnya yang melihat wajah bungsunya yang kesal tidak bisa menahan tawanya. Dengan lembut dia menepuk kepala adiknya sambil berkata "Bagus, anak pintar." Katanya dengan bangga. Asghar yang melihat tingkah Abangnya semakin dibuat kesal "Udahlah bang mending lo berangkat daripada telat, lo ada kelas pagi kan?." Tanyanya tapi lebih terdengar seperti mengusir keberadaan Abangnya.

AsgharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang