Gumara| gumara turning point

12 3 0
                                    

Gumara, 03. Titik balik gumara.

 Titik balik gumara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


H A P P Y R E A D I N G
_________________________

Gumara masuk kedalam kamar, mengunci pintu lalu melemparkan hoddie yang dikenakannya sembarangan. Menjatuhkan dirinya diatas kasur, pandangan nya menerawang kelangit-langit kamar. Ada banyak hal yang tak terduga terjadi hari ini salah satu nya itu terjadi satu jam yang lalu.

Hampir saja ia menjadi orang paling bodoh didunia ini, karna berniat bunuh diri. Jika saja rhea tak menghentikan nya mungkin saja saat ini hanyalah sebuah ilusi ia masih bisa menghirup nafas bebas.

Entah apa yang dirinya pikirkan sampai ide itu tiba-tiba muncul dibenak nya. Yang ia tau dirinya lelah akan hidup ini yang selalu saja mempermainkan nya.

Ia sudah melakukan segala hal agar bisa terlihat dimata nya tapi apa? semua nya percuma selalu saja. dirinya malah dianggap tak berguna. Ia jadi bertanya-tanya apa ia harus seperti kakak nya agar dirinya terlihat, yang benar saja.

"Masih memikirnya?," tanya sebuah suara retoris.

Gumara beranjak dari tidur dan berjalan duduk pada single soffa yang berada didekat jendela kaca kamar miliknya. Menghampiri sesorang yang baru saja masuk kedalam kamar nya seraya menyodorkan segelas esspreso padanya.

"Aku tidak mau bertanya apa alasan mu melakukan itu. Hanya saja aku ingin bilang kenapa kau sangat bodoh tadi, jika saja adik ku tak datang tepat waktu mungkin aku akan sangat membenci mu mara,"

"Kau harus nya ingat kau masih punya keluarga disini. SIPA tidak akan meninggalkan mu sendiri, tidak usah perdulikan apa kata orang tetap jadi dirimu sendiri untuk dicintai seseorang." Ujar kaestro serius seraya menepuk bahu gumara pelan.

"Berhentilah menyiksa dirimu dengan membandingkan mu dengan yang lain."

"Maaf," cicit gumara kembali mendongakan kepala nya, netra nya menyiratkan penyesalan yang mendalam, "maaf sudah membuat kalian khawatir karna kebodohan ku."

Suasana mendadak sendu, kaestro memilih diam dan hanya menepuk lembut bahu sahabat nya itu seolah memberi semangat. Kae tau dengan pasti gumara sudah melalui hidup yang sulit, bersahabat dari kecil membuat ia paham apa yang pria itu lakukan sebelum nya merupakan puncak dari lelah nya.

Jika pun dirinya berada diposisi gumara mungkin ia malah akan lebih parah, menahan sakit selama hampir sepuluh tahun bukanlah hal yang mudah.

Lamunan kedua laki-laki itu terintrupsi oleh sebuah langkah kaki seseorang yang berjalan mendekat, sontak kedua nya kompak menoleh kearah pintu masuk.

Tepat diambang pintu berdiri naka disana. Raut wajah datar ptia itu menyiratkan keseriusan saat ini.

"Mara, mr.rayes mau bertemu dengan mu. Dia ada dibawah sekarang."

GUMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang