Cahaya matahari menyinari langit Paris seperti biasanya dan hari pun dimulai juga seperti biasanya. Setiap orang pun memulai kegiatannya masing-masing dan termasuk seorang pemuda berambut gelap yang kini telah bangun dari tidurnya.
"Ah, sudah pagi saja. Rasanya masih mengantuk sekali tapi aku harus segera mengunjunginya. "
Pemuda itu beranjak dari ranjang tidur dan pergi untuk membersihkan dirinya.
.
.
.
.
30 menit berlalu dan sang pemuda sudah bersiap untuk pergi keluar. Setelah di rasa sudah ok, dia pun pergi keluar dari tempat tinggalnya lalu berangkat menuju suatu tempat."Oh, ya, aku harus pergi ke toko bunga untuk membeli mawar yang baru. "
Ucap sang pemuda dan segera dia mengarahkan kakinya menuju toko bunga yang tidak jauh dari tempatnya tinggal. Tak lama dia pun sampai dan segera bertemu dengan sang pemilik toko yang tentu saja sudah sangat mengenal nya.
"Selamat pagi, tuan. Apakah anda ingin membeli bunga yang biasanya? "
"Tentu saja. "
"Baiklah. Saya akan segera siapkan bunganya. Mohon tunggu sebentar. "
Sang pemuda menganggukan kepalanya dan dia pun menanti dengan sabar. 5 menit berlalu akhirnya sang pemilik toko kembali dan memberikan sebuket mawar merah pada sang pemuda.
"Ini bunga anda, tuan. "
"Terima kasih. Ini uangnya dan seperti biasanya bunga di toko anda selalu segar. "
"Tentu saja karena bunga yang segar akan membawa kesegaran untuk para pelanggan saya. Semoga kekasih anda juga menyukai bunganya. "
"Pasti dia akan suka jika dia sudah terbangun nanti. Saya permisi dulu. "
"Baik. Hati-hati di jalan, tuan. "
Setelah itu sang pemuda kembali melangkahkan kakinya menuju suatu tempat dimana sang penerima bunga berada.
.
.
.
.
Setelah 20 menit berlalu, akhirnya sang pemuda tiba di sebuah rumah. Meski terlihat seperti rumah namun di dalamnya seperti rumah sakit, meski terkesannya lebih pribadi.Sang pemuda membuka pintu sebuah ruangan dan seperti biasa dirinya di sambut oleh bau khas rumah sakit serta sosok seseorang yang masih terbaring di atas ranjang rawat. Pemuda itu langsung mendekati sosok tersebut lalu menggantikan bunga mawar merah yang sudah layu dengan yang baru.
Setelah menggantikan bunga, sang pemuda menyapa sosok tersebut yang baginya terasa seperti kebiasaan dalam kesehariannya sejak hari itu.
"Selamat pagi, Liam. Mau sampai kau seperti ini terus, huh? Tak ku sangka raja kriminal sepertimu merupakan seseorang yang pemalas ya hahaha.... "
Pertanyaan serta perkataan pemuda itu hanya dibalas oleh kesunyian. Sosok yang disapanya masih nyaman terlelap dalam tidur panjangnya.
"Hebat sekali kau ya bisa tertidur selama 3 tahun tanpa tersadar sama sekali. Aku tahu apa yang kau perbuat tidak bisa di maafkan namun tidak seperti ini caramu menyelesaikan segalanya, Liam. Kau tahu? Kau seperti pengecut saja jika seperti ini terus dan seenaknya saja menyuruhku untuk tetap hidup sementara kau seperti ini. Apakah kau tidak rindu pada saudaramu serta teman satu komplotan mu?. Aku yakin mereka semua sangat khawatir akan dirimu serta merindukanmu, Liam.
KAMU SEDANG MEMBACA
After that Day
FanfictionHanya sebuah kisah antara sang detektif dan sang raja kriminal setelah keduanya menghilang. Tentu saja cerita mereka tidak kalah menarik serta rumit dari sebelumnya.