4

443 54 10
                                    

Beberapa hari kemudian, William dan Sherlock masih saling tak bicara karena keduanya bingung harus memulai dari mana dan juga ciuman yang diberikan Sherlock pada William saat malam itu.

Ketika keduanya saling berdiam diri padahal saling berdekatan, seorang pelayan datang menghampiri mereka sambil membawa sepucuk surat.

"Maaf tuan muda, ada surat untuk anda. Sepertinya surat dari tuan Mycroft. "

"Huh?. Kau bisa kembali ke tempatmu dan terima kasih telah mengantarkan suratnya. "

William pun melirik ke arah Sherlock dengan rasa penasaran dan William tahu siapa itu Mycroft. Orang yang di temui nya bersama dengan kakak serta adiknya saat mengurus masalah Irene Adler.

Sherlock pun membaca surat dari kakaknya dan tak lama dia menggaruk rambutnya seperti menghadapi sesuatu yang sulit. William yang sejak tadi hanya melihat, akhirnya menghampiri Sherlock dan duduk di sampingnya.

"Wajahmu terlihat kusut sekali. Memang isi suratnya tentang apa? "

"Banyak hal dan sepertinya kakakku sudah tahu keberadaan kita dari seseorang. Namun, dia tak akan melakukan apapun sih. Mau tak mau aku pun harus bertemu dengannya di London."

"Begitu ya. "

"Tapi, aku harap kau tidak ikut saat aku bertemu dengannya. Hanya untuk berjaga-jaga saja agar kau tidak kenapa-kenapa. "

"Tanpa kau bilang seperti itu pun aku tak akan melakukannya. Namun, sebelum bertemu dengan kakakmu itu, kau harus sedikit membenahi dirimu. Sejak awal hingga detik ini, aku suka heran mengapa kau bisa tahan dengan gaya berantakan seperti ini. Maksudku gaya berpakaianmu yang terlalu santai padahal kau itu kan detektif ternama. Setidaknya rapih lah sedikit, Holmes. "

"Kau juga sama saja. Sangat labil memanggil namaku. Tapi, soal gaya berpakaian memang aku lebih nyamannya begini dan setidaknya aku tidak telanjang bukan?. Berdandan seperti mu yang merupakan anak bangsawan terasa merepotkan untukku."

"Dasar kau ini. Tapi, aku akan memaksa mu untuk tampil rapih agar kau tidak malu saat bertemu kakakmu. Setelah 3 tahun hilang begitu saja, masa tetap tidak ada perubahan dari seorang Sherlock Holmes. Oh, ya, apakah selain bertemu dengan kakakmu, kau akan menemui orang lain? "

"Sejak kapan kau memiliki kemampuan meramal, Liam? "

"Bukan meramal, hanya menduga saja dan ternyata dugaanku benar. Apakah kau akan menemui adikku dan yang lainnya? "

Sherlock pun memilih diam tapi melalui diam itu William tahu bahwa tebakannya adalah benar adanya. Sebenarnya tidak masalah jika Sherlock pergi menemui adiknya dan kawanannya namun William tidak bisa mengira bagaimana reaksi adiknya jika Sherlock muncul begitu saja tanpa ada dirinya?.

"Tenang saja karena aku sudah mempersiapkan diri untuk menemui adikmu yang galak itu. Aku pastikan semua akan baik-baik saja dan kemungkinan aku akan berangkat lusa. Kau tidak apa-apa kan ku tinggal untuk sementara waktu? "

"Begitu ya. Tidak masalah tapi aku harap kau tidak melakukan tindakan bodoh yang tak di inginkan. "

"Kau mengkhawatirkan ku, Liam? "

"Siapa bilang, huh?. Aku hanya memberi peringatan saja. "

"Cih dasar tidak mau jujur. Tapi, sebelum itu sepertinya aku harus membeli beberapa setelan pakaian baru dan tentu saja kau harus ikut karena kau yang akan mendandani ku bukan? "

"Entah kenapa aku jadi terdengar seperti keka..... Ibumu saja hahaha. "

William segera mengganti perkataannya dan juga sedikit tertawa kecil. Sherlock hanya bisa tersenyum mendengar kata yang tidak jadi dikatakan oleh William.

After that DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang