Lembur

26 1 0
                                    

astaghfirullahaladzimastaghfirullahaladzim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

astaghfirullahaladzim
astaghfirullahaladzim

kerja lembur bagai kuda
sampai lupa orang tua
oh hati terasa durhaka

maksud hati bahagiakan orang tua
apa daya dipalak preman
pusing sudah ini kepala
sungguh kejam itu preman

kadang hidup sungguh--

Aku belum sempat melanjutkan nyanyianku namun sedikit terdengar suara aneh dari arah belakang yaa aku sendirian di tempat ini karena hanya aku yang lembur

"Astaghfirullah!"kaget serius

Bagaimana tidak kaget tiba tiba pintu dari arah depan terbuka. Karena rasa penasaranku aku melihat siapa orang yang iseng mengganggu ke fokusanku

'Aku rasa hanya angin kencang'batinku

"Capek"

"Itulah konsekuensi kamu jika kamu melanggar peraturan"ujarnya dari arah belakang

'Lah ini orang lewat mana?'batinku

Gue harus jawab apa bro?kalau ada anna mungkin dia ngasih solusi

Dia semakin mendekat ke arahku ketika aku sudah berada di meja kerjaku

"Saya mau bertanya kepada kamu"flis tolong siapa pun gue belum pernah sedeket ini ngobrol ama cowok bro

"Gimana pak?bapknya mau nanyak apa?"jawabku

"Tentang diskusi kita beberapa hari yang lalu"tuturnya

"Hmm yang mana ya pak?"tanyaku

"Yang perihal pacaran"aku membulatkan mulutku sehingga berbentuk o

"Pernyataan yang kamu katakan itu ada benarnya tetapi yang saya pernah lihat tidak semua laki laki seperti yang kamu maksud. maksud saya memegang atau mencium tangan wanitanya"

"Begini pak, saya tau bapak seorang laki laki bukan? apakah bapak punya hasrat ketika bapak berada di dekat seorang wanita"tanyaku

"Ya tergantung jika dia sosok yang saya cintai mungkin saya selalu ingin berada di dekatnya tapi saya selalu menjaganya"

"Begini pak pendapat kita itu berbeda dan saya rasa bapak tidak bakal menyetujui pendapat saya"tuturku

"Kenapa begitu? Apa kamu sudah puas dengan jawaban kamu terhadap saya"tegasnya

"Bukan pak saya hanya ingin beropini sesuai kebenaran bukan pembenaran"

KonveksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang