Prolog: Apa itu Atmarini

1.4K 90 2
                                    

Indekos adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu. Sebuah kosan pastinya diisi oleh berbagai macam individu dari berbagai daerah dengan karakter yang beragam.

Seperti salah satu kos yang bisa dibilang menjadi tempat berkumpulnya berbagai mahasiswa/i dengan kepribadian yang beragam. Hingga tak jarang membuat Bu Rini, selaku pemilik kosan pun pening menghadapi tingkah laku para manusia yang tinggal di kosan milik nya tersebut.

Seperti saat salah satu penghuni kos nya yang tak sengaja menghancurkan tanaman yang terletak di halaman depan.

"Janu... Tanaman ibu kenapa dilindes.." Ucap Bu Rini ketika melihat tanaman yang baru saja ia siram tiba tiba sudah rata dengan tanah.

"Bu sumpah bu Janu ga sengaja bu.. Ini motor Janu bu, aduh Janu minta maaf bu asli ini mah bu ga sengaja.. Janu beneran ga tau ini motornya ngambek gamau ngerem." Januar benar benar panik ketika tau yang dilindas nya adalah tanaman kesayangan Bu Rini.

Ditengah kepanikan yang dirasakan Januar, ada beberapa manusia yang sedang asik menyaksikan kejadian tersebut sambil mengeluarkan sorakan penuh provokasi yang membuat suasana semakin ricuh.

"HAYOLOO JANUUU,"

"WAH BU! YANG DI LINDES JANU ANGGREK BU!!"

"MARAHIN BU MARAHIN!"

Sorakan demi sorakan dilontarkan oleh teman-teman Janu dari lantai dua kosan, berniat untuk memprovokasi suasana.

"Bu.. Janu janji nanti kalau uang ngeband udah turun, Janu langsung ganti itu tanamannya. Tapi jangan usir Janu ya bu, Janu mohon..." Ujar Janu memelas karena ia takut benar benar diusir dari kosan hanya karena tidak sengaja menghancurkan tanaman milik ibu kost nya tersebut.

Bu Rini yang melihat mimik muka memelas Janu pun merasa iba dan tidak tega, mau bagaimana pun Januar merupakan salah satu anak kost nya yang paling baik. Ya.. Meskipun kelakuannya sering kali membuat dirinya mengelus dada.

"Yaudah gak usah diganti juga gapapa, tapi jangan diulangi lagi ya Janu. Janu gapapa kan? Ada yang luka ga?" Tanya Bu Rini.

"YA ALLAH BU, MAKASIH BANYAK BU!" Teriak Januar yang langsung berlari dan memeluk Bu Rini, ia tak henti-henti nya menyalami ibu kost nya tersebut sambil mengucapkan terimakasih.

"Iya-iya, tapi kamu gapapa kan?" Tanya Bu Rini sekali lagi.

"Iya bu, Janu gapapa alhamdulillah."

"Yaudah ibu mau balik dulu, setrikaan ibu masih numpuk di rumah. Tolong beresin ya nu tanamannya, itu yang diatas! Abi, Dika, sama Kamal, tolong ke bawah ambil baju sekalian bantu ibu angkat barang" Seru Bu Rini.

Merasa bahwa dirinya terpanggil, Abimanyu pun mulai memutar otak untuk mencari alasan agar dirinya tak perlu turun. Rasanya terlalu malas jika ia harus mengambil pakaiannya sekarang, mungkin ia akan mengambilnya di lain waktu, atau mungkin di lain hari?

"Yah maaf bu Abi masih ada tugas bu lupa hehe, itu Kamal sama Dika kayak nya senggang bu hehe, nanti Abi ambil baju nya agak maleman bu, duluan ya bu." Ucap Abi yang langsung berlari dan masuk ke dalam kamarnya.

Melihat aksi sang kawan, membuat Kamal pun turut mencari-cari alasan agar dirinya tidak perlu menjadi relawan untuk membantu mengangkat barang.

"Duh bu ini.. Apa ya, eu.. Ini bu, Kamal lupa ada rapat BEM aduh maaf ya bu ini rencana baru mau berangkat."

"BOHONG BU! Si Kamal mana ada ikut begituan." Naas nya alasan Kamal sangat tidak masuk akal, membuat sang kawan membongkar akal bulusnya tersebut di hadapan sang ibu kos.

"Janu awas ya lo!" Ancam Kamal sambil menunjuk Januar.

"Yaudah deh bu, saya pasrah aja bawa laundry lagian bingung juga saya mau alasan apa." Berbeda dari temannya yang lain. Radika sudah pasrah melihat keadaan, toh dia juga bingung mencari alasan.

Keributan tersebut membuat Erlangga yang sedang mengerjakan tugas di kamarnya merasa terusik. Dirinya pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang sedang terjadi di luar.

"Nah ini bu minta tolong aja sama Ang-" Belum sempat Kamal menyelesaikan perkataannya ia langsung terhenti saat melihat sorot mata dari laki-laki yang barusan namanya hampir ia sebut.

"Ga jadi bu, iya ini Kamal sama Dika mau turun." Kamal langsung bergegas turun ke bawah meninggalkan Dika yang masih berjalan santai menuruni anak tangga.

Bu Rini yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa menggelengkan kepala, tak habis pikir melihat tingkah laku penghuni kosan nya tersebut.

Terkadang ada rasa ingin memarahi satu persatu anak kost nya, namun hal tersebut dipatahkan oleh rasa sayang yang teramat besar terhadap mereka. Ia menganggap mereka semua sebagai putra putri nya sendiri. Ia selalu berharap jika kosan nya ini akan terus ramai dan cerah, seperti nama kost tersebut yaitu Kost Atmarini.
















HIIII KEMBALI LAGI BERSAMA AKU DISINI!!!!

Kayak yang aku bilang, selama cerita sebelah aku revisi aku bakal bawa cerita baru buat selingan. Di cerita ini aku kayak nya gabakal bikin terlalu fokus ke Satu individu, tapi semua nya aku sama rata in. Jadi biar lebih fokus ke arah friendship nya dan how mereka ngebantu each other.

Dan cerita kali ini agak beda dari cerita yang sebelumnya, karena cerita ini lebih fokus cuman ke 97L jadi seandainya ada character tanbahan pun bakal jadi cuman figuran pelengkap.

Eungg tapi gatau juga sih, liat aja nanti hhehehehe.

Dan oh ya, cerita ini inspired by Garis 97 nya kak @bingkasa sama Satu Atap nya kak @rocksiela . Aku suka banget baca cerita mereka sampe kepengen juga nulis 97L serumah versi aku hehe.

Udah ah segitu dlu, Aku bakal update Satu Minggu Satu chapter,
doain ya bisa konsisten ga kayak pas nulis story sebelah sjskksksodo😭😭😭😭.

Jangan lupa Votement teman!!!!🙆🏼‍♀️🙆🏼‍♀️💓

Jangan lupa Votement teman!!!!🙆🏼‍♀️🙆🏼‍♀️💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
abnormal -97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang