Safitri adalah seorang siswi yang bersekolah di SMPN 1 Bandung.
Safitri merupakan anak yatim piatu, ia tinggal bersama salah satu temannya disebuah apartemen sederhana tak jauh dari sekolahnya. Keseharian Safitri adalah bersekolah dan bekerja paruh waktu disebuah cafe yang buka 24 jam setiap hari libur.
Safitri POV
Hari ini aku lelah sekali, karena kemarin hari libur, aku jadi terlalu memaksakan diri bekerja hingga larut malam, padahal sudah diminta pulang jam 5 sore. Dan sekarang aku mengantuk, aku sangat ingin pulang dan berbaring dikasur yang empuk.
Berdiri sendiri didepan gerbang sekolah, jam sudah menunjukan pukul 17:45 yang artinya sudah jam 5 sore, hari sudah mulai gelap. Tapi aku tidak melihat temanku datang, padahal dia memintaku untuk menunggunya lalu masuk sebuah pesan, aku langsung membukanya dan ternyata itu adalah temanku yang sejak tadi aku tunggu.
Dia bilang, dia pulang duluan karena ada kerja kelompok dirumah temannya. Aku segera membalas pesannya. Lalu beranjak pergi dari gerbang sekolah.
Safitri POV off
"Punya temen gak ada akhlak banget dah perasaan, udah lama ditungguin juga malah pulang duluan, coba dari awal bilang gak minta ditungguin udah istirahat aku dirumah."
Sepanjang perjalanan pulang, Safitri terus menggerutu tentang betapa menyebalkannya temannya itu.
Safitri pulang dengan terus menggerutu kesal, hingga ia berhenti saat matanya menangkap sosok perempuan yang berdiri dibawah pohon mangga dengan menggunakan masker.
'Siapa tuh cewek? Malem-malem kok berdiri disitu, kek gak ada kerjaan aja.' batin Safitri, lalu tiba-tiba angin berhembus membuatnya menutup mata, tapi pada saat membuka sosok perempuan yang ia lihat sebelumnya sudah tiada, menghilang dalam sekejap.
"Lah? Kemana tuh cewek, cepet banget ngilangnya?" Gumam Safitri lalu melanjutkan perjalanan menuju ke arah apartemennya berada.
Disepanjang perjalanan, Safitri merasa ada yang mengikutinya dari belakang, tapi saat ia menengok tidak ada siapapun. Kembali melanjutkan, dan lagi-lagi ada yang mengikutinya dibelakang, karena kesal Safitri dengan cepat membalikkan badannya, rasa takut mulai menjalar di seluruh tubuhnya saat melihat apa yang ada dihadapannya saat ini.
Sosok perempuan dengan baju lusuh, darah kering menghias hampir semua bagian dari baju yang sosok itu gunakan, gunting besar bertengger apik ditangannya dengan sisa darah yang masih segar, matanya melotot, masker yang sosok itu gunakan ternoda darah, lalu tanpa aba-aba, sosok itu membuka masker yang sejak tadi ia gunakan.
Safitri merasa ia akan pingsan sekarang juga ketika melihat wajah sosok perempuan itu. Luka menganga dari ujung rahang tepat di bawah telinga, hingga ke ujung bagian lainnya, darah berwarna hitam mengalir melewati luka itu.
"Aaaarrgghh!!" Safitri sontak berteriak ketakutan dan berlari menjauh.
Safitri terus berlari karena ketakutan, hingga tak sadar kakinya tersanduk sesuatu yang tidak ingin ia lihat sama sekali.
Sebuah kepala berambut panjang yang menandakan itu adalah seorang perempuan, seakan sedang menatapnya dengan mata melotot, wajah yang rusak penuh darah, mulutnya robek bau busuk dan anyir darah seketika terasa menusuk hidung.
Ketakutan kembali melanda Safitri, ia mendengar ada yang sedang melangkah dengan perlahan dibelakangnya, ia menoleh mendapati sosok yang ia lihat sebelumnya sedang berdiri dihadapannya dengan gunting tajam ditangannya.
Safitri menarik nafas dengan sudah payah, belum lagi bau busuk dan anyir darah semakin menusuk hidung, membuatnya sedikit kesulitan untuk bernafas.
Sosok perempuan itu semakin mendekat, Safitri tidak kuasa menahan tangis dan rasa takut, badannya gemetar, keringat dingin membasahi tubuhnya, wajahnya yang pucat pasih.
Tak ingin hal buruk terjadi, Safitri segera berdiri dan mulai berlari dengan tertatih karena kakinya yang terluka.
Sosok perempuan itu mengikutinya dari belakang, dengan gunting yang mengacung ke arah Safitri. Membuat Safitri semakin berlari ketakutan.
•
Setelah sampai di apartemen, Safitri segera mengunci pintu membuat temannya yang sejak tadi duduk di sofa ruang tengah menatapnya dengan bingung.
"Fit, kau kenapa?" Tanya Maya, ia memperhatikan wajah Safitri yang pucat pasih, badannya yang gemetar. Maya pergi ke dapur dan mengambilkan segelas air untuk Safitri.
"Minum dulu, nih." Lanjutnya lalu kembali duduk tepat disamping Safitri.
"M-may." Lirih Safitri memanggil Maya yang sedang membaca sesuatu diponselnya.
"Hm? Ada Fit?" Tanya Maya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sedang ia pegang.
"M-may, aku.. aku ngeliat sosok yang mengerikan, May." Ucap Safitri setelah merasa sedikit lebih tenang. Perkataan Safitri membuat Maya mengalihkan perhatiannya, menatap Safitri dengan penuh tanya.
"Sosok mengerikan?" Tanya Maya dengan dahi mengerut bingung.
"I-iya mengerikan,, rambutnya,, rambutnya panjang,, pake masker,, bawa gunting, matanya,, m-matanya melotot,, terus,,, t-terus mulutnya,,, mulutnya sobek May,, aku,, hiks,, aku takut May..hiks" Safitri menceritakan pada Maya apa yang ia lihat.
"Fit, kau- kau serius?" Tanya Maya mulai gemetar, tampaknya ia ketakutan saat mendengar cerita Safitri.
"Aku serius!" Ucap Safitri.
"Apa,, apa sebelum kau melihat sosok itu, kau melihat seorang perempuan dibawah pohon?" Tanya Maya.
"Dari mana kau tahu?" Safitri balik bertanya.
"A-aku hnya menebak, dari yang kau ceritakan hampir mirip dengan apa yang sedang aku baca saat ini." Jawab Maya.
"Memangnya apa yang sedang kau baca?"
"Aku sedang membaca tentang legenda horor Jepang, dan salah satunya sangat mirip dengan yang kau ceritakan tadi." Jawab Maya.
"Apa, yang mana?" Tanya Safitri.
"Tentang legenda sosok
Kuchisake-onna"
TAMAT
Apa ini!!!😢
Dah lah, makasih untuk yang udah baca cerita buatan Rin yang gaje dan kurang nyeremin ini😄
Makasih juga buat yang udah ngasih Rin 🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
horror || One Shoot
Short Storycuman cerita karangan yang tiba-tiba nemplok dikepala