Unperfect Love 8.8

2.6K 312 26
                                    

Satu jam kemudian...
.
.
.
.
Karina melangkah bersama Kyuri yang sedang sedang menuntunnya menuju mobilnya. Pada akhirnya, Karina setuju mengikuti permintaan Kyuri yang ingin membawa Karina pulang ke apartemen miliknya. Mereka sepakat akan mengunjungi Giselle terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Giselle yang berada dalam kondisi koma memang dirawat di rumah sakit Busan University, bukan di rumah sakit ini.

Ia masih tidak menyadari seseorang yang sama, sedang memandangi dirinya dari lobby rumah sakit.
Orang itu menggenggam beberapa lembar kertas berisi riwayat kesehatan dan beberapa catatan pribadi yang berhasil ia minta dari pihak rumah sakit ini dengan bantuan dari dokter Lee. Kebetulan dokter Lee mengenal baik petugas yang bertugas di urusan administrasi.

Diremasnya kertas-kertas itu dengan begitu kuat hingga kini terlihat sedikit kusut. Wajahnya tampak pucat dan basah ketika baru saja ia mengetahui siapa sebenarnya yeoja yang selalu dilindungi oleh Winter, yang selama dua tahun ini sudah membantunya untuk bertahan hidup.

Dan, ini sungguh... Di luar dugaannya.

Lee Minwo, menatap punggung Karina Yu yang mulai menghilang dalam mobil Kyuri. Air mata menggenang di sudut matanya ketika ia kembali teringat dengan kejadian naas di dua tahun yang lalu itu.

Tiba-tiba saja ia merasakan rasa sakit pada jantungnya. Ia mulai terbatuk dan sedikit terhenyak ketika melihat ada noda darah yang kini membasahi telapak tangannya.

Namja itu meremas kertas di tangannya semakin erat, seiring dengan mobil yang dikendarai Kyuri mulai bergerak perlahan meninggalkan area rumah sakit.

Minwo mengusap sudut matanya yang basah dengan sebelah tangannya dan mulai meronggoh ponselnya, masih sambil memegangi dada kirinya yang terasa sangat sakit sekarang.

"Hyeong... tolong jangan tutup teleponnya. Jebal.. sekali ini saja. Aku ingin bertemu denganmu. Mm. aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

Minwo menggenggam kuat ponselnya, ketika ia benar-benar memutuskan untuk melakukan sesuatu yang hadir begitu saja dalam kepalanya..
.
.
.
.
.
Suasana yang terlihat di dalam sebuah ruangan putih dan steril itu tampak tenang. Seorang namja tengah berbaring di atas ranjang putih yang berada di sana, dengan sebuah selang oksigen yang terpasang di hidungnya.

Seorang pria lainnya berdiri di sebrang ranjang itu, menatap sendu ke arahnya. Pria itu menggenggam sebuah map berisi beberapa lembar kertas.

"Apa kau sudah membuat semuanya seperti yang aku harapkan?" tanya pria yang terbaring lemah itu dengan nada lirih. Pria lainnya mulai melangkah mendekat ke arahnya, sebelum kemudia ia mengangguk.

"Aku sudah melakukannya. Kau hanya perlu membubuhkan sign di sini." Ia memberikan sebuah pulpen pada pria yang terbaring lemah. Pria yang tergolek lemah itu kini bergerak untuk meraih pulpen itu dengan tangan sedikit bergetar, lalu mulai membubuhkan tanda tangannya.

"Apa kau yakin, Minwo? Apa kau yakin melakukan semua ini?" Pria itu menatap wajah sahabatnya dengan tatapan mata yang meredup. Ia merasa sangat sedih dan tidak tega melihat sahabatnya kini tengah terbaring sekarat seperti itu.

Penyakit sialan itu membuatnya collapse tadi pagi, dan kembali memaksanya untuk mendapatkan perawatan serius di rumah sakit.

"Ne. geraemnyeo. Aku sudah bisa merasakannya, Hyeong. Aku bisa merasakan waktuku semakin dekat. Dan aku tidak mau meninggalkan dunia ini tanpa meninggalkan jejak baik."

Pria yang dipanggil hyeong olehnya itu menarik napas pelan.

"Tapi kenapa harus padanya? Kenapa kau harus memberikan semua dana asuransimu nanti padanya? Kau bisa memberikannya pada yayasan milik ayahmu. Kenapa kau memilih dia?"

Unperfect Love (Winrina's Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang