O1

140 15 1
                                    

------

"Tentang rasa dan asa"

------

Minggu pertama bulan Agustus diawali dengan hujan dari pagi hari hingga sore tiba. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, namun SMA Cendekia masih dipenuhi oleh siswa-siswi yang malas pulang kerumah. Seperti dua siswi yang sedang asik bercengkrama didepan kelas XI-IPA 3.

"Katanya ada anak baru di kelas mu Bri? Cowok apa cewek?" tanya Yumi pada gadis dengan rambut sebahu disampingnya.

"Kamu tau darimana kalau ada anak baru di kelasku?" ucap sang gadis rambut sebahu tadi penuh selidik. Pasalnya ia belum cerita apa-apa kepada sahabatnya itu.

"Temen-temen kelasku udah heboh tau, aku kepo jadinya. Kasih tau dong Bri," pinta Yumi sambil menangkupkan kedua telapak tangannya seolah memohon.

"Cowok Yum, mau kamu gebet ya?" tanya Bri sambil mengacungkan jarinya penuh curiga.

"Ih apaan sih, enggak ya. Aku kan udah ada mas Arjun, kamu deketin sana Bri biar nggak jomblo." Ucap Yumi diakhiri dengan menjulurkan lidahnya, mengejek. Bri langsung memukul lengan sahabatnya tersebut.

"ADUH! Kok dipukul sih lenganku?" tanya Yumi sambil memajukan bibirnya beberapa senti. Bri hanya menjulurkan lidahnya sebagai balasan.

Sepuluh menit lebih mereka bercengkrama sambil menunggu hujan reda, namun bukannya reda hujannya malah tambah deras. Yumi sebenarnya bisa pulang sejak tadi bersama kekasihnya, tapi dia tidak tega meninggalkan sahabatnya sejak masih dalam kandungan.

"Yum, kamu kalau mau pulang duluan aja. Kasian mas Arjun, aku habis ini mau telepon bunda aja." Yumi menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

"Kamu telepon bunda dulu, aku tungguin. Lagian mas Arjun masih kumpul sama anak-anak futsal. Santai aja Bri."

Bri tidak menanggapi ucapan Yumi barusan, ia langsung mengeluarkan ponsel berwarna biru miliknya untuk menghubungi sang bunda. Detik ke lima setelah teleponnya tersambung, terdengar suara sang bunda di seberang sana. Bunda berkata ia tidak bisa menjemput anak perempuannya itu karena akan ada pertemuan penting dengan kolega bisnisnya.

"Kamu pulang aja Yum, aku mau dijemput sama mas Lingga. Udah otw orangnya. Sana-sana hush." Ucap Bri sambil mendorong Yumi menjauh. Yumi mencibir lalu menepuk kepala Bri sebentar sebelum berlari menuju sang kekasih.

Briella Idaline Hartono nama gadis dengan rambut sebahu yang sedang duduk sendirian didepan kelasnya menunggu hujan reda agar dapat pulang. Iya, dia tadi berbohong kepada Yumi karena ia merasa tidak enak dengan Arjuna yang ikut menunggunya pulang. Padahal Bri juga sudah biasa dengan sendiri dan sepi.

"Kenapa belum pulang?" tanya seorang siswa dari balik jendela kelasnya. Bri terlonjak dari duduknya, tidak menyangka jika masih ada manusia lain yang belum pulang. Padahal jam digital hitam yang melingkari tangannya sudah menujukkan pukul lima sore.

"Nunggu hujan reda. Kamu kenapa belum pulang juga?" tanya Bri pada siswa tadi yang sekarang sudah ikut duduk disampingnya. Nerio Bahuwirya H, nama yang tertulis pada nametag seragam putih abunya.

Bri tidak begitu akrab dengan Rio -sapaan akrabnya, karena Rio itu galak dan judes. Wajahnya juga jarang sekali menampakkan ekspresi bahagia. Rio juga jarang bicara dengan teman-teman kelasnya. Ini kali pertama mereka -Rio dan Bri, berbicara.

"Nungguin kamu pulang. Ayo pulang bareng aku aja daripada nginep disini." Ucap Rio sambil berdiri dari duduknya.

"Ndak mau pulang bareng?" tanya Rio melihat Bri masih duduk anteng. Bri mengerjap setelah menyadari ia melamun.

AsmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang