> Kazuya Sho

6.7K 526 11
                                    

Sore ini, setelah pulang sekolah aku datang ke sebuah taman yang cukup ramai di dekat rumahku. Masih dengan seragam sekolah. Aku senang datang ke taman ini setiap sore, karena aku selalu melihat pemandangan indah yang membuatku merasa hidup.

Pemandangan seperti apakah itu ?. Aku tau ini agak aneh, tapi aku senang melihat para orang tua yang bermain dengan anak mereka di taman ini setiap sore. Banyak canda dan tawa, penuh dengan wajah-wajah bahagia.

Aku menyulam senyum kecil di wajahku ketika melihat salah satu anak yang bermain berusaha untuk mengambil balon berwarna merah yang tersangkut disebuah pohon. Dia meloncat-loncat seolah ia akan bisa menggapainya. Aku spontan datang mendekatinya dan membantunya mengambil balon merah itu. Ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih, lalu kembali bermain dengan anak lainnya.

"Sho ..." aku mendengar seseorang memanggil namaku. Ketika aku mendongak ke belakang, aku melihat Kaede senpai disana

"Senpai"

Aku mengajak Kaede senpai untuk duduk disalah satu bangku taman. Sambil menikmati udara di sore hari. Aku bercerita banyak tentang taman ini kepadanya, dia hanya tersenyum mendengarku. Tapi bagaimanapun, aku merasa senpai begitu diam hari ini.

"Senpai ... kau baik-baik saja. Kau menjadi begitu diam sejak tadi" tanyaku penasaran

"Tidak ada apa-apa"

"Apa mungkin di kelas ada korban lagi dari pesan misterius ?" Aku menebak

"Hm. Tapi itu bukan sesuatu yang buruk. Itu hanya sebuah pernyataan cinta" jawabnya dengan nada begitu datar

"Syukurlah" aku tidak tau harus mengatakan sesuatu seperti apa, karena Senpai begitu keluar dari pikirannya saat ini.

Selama beberapa saat kami saling diam satu sama lain. Sambil memandang pemandangan indah dihadapan kami, kami hanya diam seribu bahasa. Aku ingin bertanya tapi aku yakin senpai tidak akan memberitauku apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kemudian ....

"Sho, kau suka anak kecil ?" Dia bertanya tiba-tiba. Matanya terus menatap lurus ke depan

"Ya. Aku sangat menyukai anak kecil. Jika aku sudah dewasa nanti, aku punya impian untuk membangun sebuah tempat dimana anak-anak yatim piatu, anak-anak yang dibuang oleh keluarganya, anak-anak yang tidak diakui bisa tinggal nyaman di tempat itu" aku tersenyum setiap kali membicarakan mimpiku

"Impian yang mulia" ucapnya singkat. Tanpa sebuah senyuman.

"Sho, aku tau kau tidak mau membahas soal perkara pembunuhan kakakmu lagi. Tapi aku ... begitu terganggu dengan ucapan seseorang sejak kemarin. Jika aku boleh tau, kenapa kau membenci kakakmu ?"

Tolong ... bisakah kita tidak membicarkan hal itu lagi.

"Apa kau begitu membenci kakakmu ? Sampai kau mengirim pesan pada si pemilik pesan misterius itu"

Tolong ... jangan membahas hal ini lagi.

"Apa kau ...."

"Senpai ... kau tau mengapa aku ingin membangun sebuah tempat untuk anak-anak terlantar ?" Aku bertanya padanya, sebelum ia mengajukan pertanyaan lagi. Dia menatapku bingung.

"Aku salah satu dari mereka (aku menatap kaede senpai) anak-anak terlantar itu"

Hal yang tidak pernah ingin aku ucapkan sebenarnya. Aku benci mengakui ini pada orang lain.

"Eh ? Apa maksudmu ?"

"Aku datang pada ibu ketika umurku 7 tahun. Aku masih tidak mengerti apapun saat itu. Ibu begitu mencintai kakak melebihi dirinya sendiri, tapi dia mengabaikan aku setiap waktu" aku mulai bercerita

"Itu alasan kenapa kau membencinya ?" Dia bertanya.

"Bukan. Aku tidak pernah membencinya"

Aku jujur padamu Senpai ...

"Ibu menyekolahkanku. Memberiku makan, memberiku uang ... tapi dia tidak pernah ada disana untuk menemaniku. Aku selalu makan sendirian, meskipun ibu ada di rumah. Aku selalu mendapat nilai tertinggi di sekolah, tapi dia tidak pernah memeluk dan mengucapkan selamat padaku"

Aku benci menceritakan hal ini !

"Tapi ibu seperti hanya perduli pada kakak, dia mencintai kakak apapun yang kakak lakukan. Meskipun salah ... ibu selalu memeluknya erat. Meskipun kakak ... bukan anak yang baik"

Aku benci menceritakan hal ini !

"Aku selalu menjadi juara kelas. Aku bersikap baik dan patuh. Aku bahkan memberikan ibu hadiah setiap kali ia ulang tahun. Kakak tidak pernah juara kelas, dia selalu melawan ibu, dia selalu membentak ibu dan mendorongnya setiap kali dia kesal akan sesuatu. Tapi ibu tidak pernah melihatku .... matanya hanya diciptakan untuk menatap sayang pada kakakku"

Aku menangis. Dan aku tidak perduli.

"Sho ... itulah kenapa kau membenci kakakmu ?" Aku mendengar dia masih bertanya dengan pertanyaan yang sama. Dan akupun menjawab dengan jawaban yang sama pula.

"Aku tidak pernah membenci kakak"

Aku tidak pernah membenci siapapun. Apalagi kakak ...

"Sampai hari itu datang ... ibu sakit, dan kakak hanya mengeluh karena ibu begitu membuatnya kesal. Ibu tidak menyiapkan sarapan seperti biasanya, tentu karena ia sakit. Tapi kakak seperti orang yang kesurupan membentak ibu dan memarahinya. Ia bahkan hampir memukul ibu, sebelum akhirnya aku datang mencegahnya"

"Tapi kau tau apa yang ibu katakan padaku ketika aku menolongnya, senpai ?" Aku bertanya. Dan dia hanya diam menunggu

Kata-kata yang sejujurnya ingin aku buang jauh dari ingatanku.

"Dia menepis tanganku yang berusaha menghapus air mata dari wajah puncatnya. Dan mengatakan 'aku mencintai matsu lebih dari hidupku sendiri, jangan mencoba membuatnya terluka dengan kau membantuku. Aku lebih suka mendapat pukulan dari anakku daripada merasakan tangan kotormu menghapus air mataku'"

"Eh ... bagaimana mungkin seorang ibu tega mengatakan hal seperti itu pada anaknya sendiri" aku mendengar kaede senpai bergumam pada dirinya sendiri

"Aku .. adalah anak haram. Katakanlah seperti itu !"

kenapa aku harus mengatakan hal yang paling tidak ingin aku katakan pada siapapun ...

"Sho ..."

Kau puas, Senpai !

"Maaf. Aku tidak bermaksud untuk ...."

Terlambat. Aku sudah menumpahkan semua yang selama ini kujaga baik-baik.

"Jangan minta maaf senpai. Kau tidak salah. Aku yang salah"

"Apa maksudmu ?"

"Aku berbohong. Aku tidak mengirim pesan dan meminta kakakku mati .... tapi aku mendapatkan pesan, yang meminta agar aku membunuh kakakku"

"Sho ... tidak mungkin. Kau tidak mungkin ..."

"Aku yang membunuh kakak di gudang sekolah, Senpai. Tapi bukan aku si pemilik pesan. Aku tidak tau sampai detik ini siapa sebenarnya si pemilik pesan"

Aku berdiri dari tempat duduk. Dan tersenyum padanya untuk terakhir kalinya.

"Jika kau ingin melaporkan aku kepada polisi, silahkan ... aku menunggu polisi datang menjemputku" ucapku. Kemudian pergi meninggalkannya

Percaya padaku, Senpai ....

"Kazuya Sho !!!!" Dia berteriak .... aku tidak berhenti dan tetap berjalan.

"Apa yang harus aku lakukan ?" Dia bertanya sambil berteriak. Tapi aku tetap berjalan .... meninggalkannya.

Aku harap kau percaya padaku, Senpai !

TO BE CONTINUE

Mysterious Killer [Part I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang