To Lalisa Manoban.Lisa aku ingin mengatakan ini padamu pada waktu kita bertemu tapi aku selalu tidak berani dan takut.
Aku ingin lari sejauh mungkin, tapi aku tidak bisa. Aku merasa tidak punya siapa - siapa lagi lis, jadi biarkan aku menulis surat ini untuk yang terakhir kalinya.Terakhir kita bertemu kamu bilang aku cantik dan aku harus tetap tersenyum agar lebih cantik. Maafkan aku tentang ini, tapi aku tidak bisa menepati janjiku, aku tidak bisa terus tersenyum seperti yang kamu suruh. Begitu aku mencoba, kesakitan selalu saja datang padaku. Aku harus mengatakan ini untuk yang terakhir kalinya padamu lisa.
Aku di peras ayahku untuk melayani dua pria agar hutangnya lunas. Aku setiap hari mendapat pukulan dari ayahku yang tak bisa kamu lihat. Hanya satu, kamu ingat tanganku waktu itu ? Aku menangis setiap malam memikirkan hidupku di masa depan. Tidak ada yang membayar uang kuliahku. Ayah dan ibu sudah cerai, bahkan seminggu terakhir ini ibuku sudah tidak peduli denganku. Di malam terakhir sebelum aku menulis surat ini, aku sangat hancur lis, Ayah mencoba masuk ke kamarku dan melecehkanku. Bahkan aku mendapat beberapa lebam atas tamparannya. Sehari setelah itu aku mengurung diri dikamar dan memikirkan semuanya. Aku tidak sanggup lagi, aku menyerah lisa.
Sebelum aku mengakhiri semuanya, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku, a-aku menyukaimu. Aku menyukaimu lisa.
Terima kasih telah hadir dalam hidupku, sekali dalam hidupku aku merasa nyaman hidup didunia jiwaku hidup kembali. Aku selalu ingat saat kamu bilang aku cantik. Aku suka saat kamu tersenyum padaku, aku suka saat kamu menyelematkanku beberapa kali dalam hidupku dan aku suka semua yang ada pada dirimu. Aku sangat suka itu.
Terima kasih lisa telah membuatku bahagia sebelum aku mengakhiri semuanya. Sekali lagi terima kasi Lisa, aku harus pergi karena pada akhirnya semua kisah memang memiliki akhir.- From Jennie Kim.