Aku

259 43 27
                                    

Kita telah tertulis di buku takdir...


Langkah kaki yang bertinjak secara gaduh menerpa indera pendengarannya.

Netra merah tua indahnya menyapu keadaan di depannya. Seorang laki-laki berlari menuju ke arahnya.

Dengan Tangan kokohnya ia merengkuh badan gadis yang tengah terbaring lemah di antara guyuran hujan tersebut.

"T-tuan." Bibir mungil itu terbuka kecil,suaranya teredam hujan yang kian menderas,namun Taehyung masih dapat mendengarnya dengan jelas.

Laki-laki itu hanya menatap dingin, ia rasa, ia memang tidak memiliki rasa simpati sedikit pun. Padahal hatinya sedikit tercubit melihat senyuman manisnya. Rasanya sakit. Namun Rasa ibanya telah tertutup oleh kilasan emosinya.

"Jangan salah paham,aku kembali hanya karena rasa sakit mendadak yang ku alami saat jauh darimu." Alice paham dan tahu diri. Mana mungkin Tuannya peduli. Namun,rasa sendiri itu benar-benar menyiksanya.

"Ak--" Taehyung membungkam perkataannya, diciumnya bibir ranum alami tersebut, pemilik bibir itu terkejut,namun dapat ia rasakan bahwa sedikit-demi sedikit rasa sakit itu kian hilang. Tuannya membagi energy untuknya.

Langit kelabu menemani mereka, disertai rinai hujan yang kian menderas.

☘☘☘

Alice menatap wajah Tuannya yang terbaring di kasur sendiri,wajahnya nampak pucat, bibir tebal yang tadi menciumnya pun terlihat pecah-pecah. Alice mampu menebak kondisi Tuannya saat ini sedang tidak sehat.

Tangannya terulur untuk mengusap luka gores di sekitar mata elang Taehyung, di sana, sebuah cahaya kecil muncul disetiap usapannya,

Merasa tidurnya terganggu pria itu membuka matanya,lalu menatap Jengah Alice,

"Bisa tidak diam di tempat. Biarkan aku tidur!" Sedangkan Alice hanya tertunduk diam tanpa mau menjawab, ia merasa bersalah telah membuat Tuannya terjaga.

Oh ayolah dia adalah seorang iblis, namun hatinya begitu baik layaknya malaikat, Alice tidak bisa mengubah Karakternya sendiri untuk menjadi orang lain. Alice hanya tidak ingin sendiri, dia hanya kesepian.

Mata elangnya berkeling tajam melihat remeh Alice, tubuhnya bangkit,pria itu hendak menemui Irene, ya sekedar meminta maaf dan bermaksud untuk memperbaiki hubungan mereka.

"T-tuan kau sedang tidak sehat badan."

"Diam! Aku tidak ingin mendengarmu." Ia mengambil mantelnya,namun ia terkejut saat hendak bercermin, penampilannya telah berubah, luka di sekitar matanya hilang,Kulitnya yang tadinya tidak terlalu putih kini terlihat begitu cerah bersih dan Gaya rambutnya pun bahkan tidak lagi sama.

"Ap-a yang terjadi" pria itu mengusap wajahnya, ini bukan hal biasa. Dirinya tidak pernah merawat diri. Kini ia tampil begitu beda dari Taehyung yang dulu. Sekarang ia terlihat Bak Aktor Film.

"Apa ini?" Ia menatap Alice bingung, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum tipis.

Dengan cepat, pria itu memutar knop pintu Flatnya, manik coklatnya termanjai oleh panorama di sana, sebuah ruangan yang tadinya sempit tak terawat, kini telah tersulap menjadi ruangan indah nan Elegan.

Bahkan ia tak sadar bahwa kamarnya kini berada di lantai dua rumahnya.

"A-alice." Ini benar-benar di luar nalar, kehidupan miskinnya berubah seratus sembilan puluh derajat hanya dalam satu hari. Alice tidak pernah berbohong padanya. Gadis itu menepati janjinya, apa yang ia lakukan sebelumnya. Ia bahkan sampai mengusirnya dan melukai hatinya, meskipun dia Iblis, ia pun seorang wanita.

Taehyung memasuki kamarnya kembali, di sana Alice masih setia duduk di lantai marmer sebari terus tersenyum kepadanya, ia menarik lengannya namun tubuh gadis itu oleng jatuh. Syukurlah ia memiliki reflek yang bagus untuk cepat menangkap tubuh mungil itu.

"Kau melakukan ini semua?" Pinggang ramping itu nampak ringan disanggah lengan kokoh Taehyung, Alice mengangguk tanpa menjawab.

"Maafkan aku" Ia mengecup bibir gadis itu untuk menyalurkan Energy untuknya. Namun gadis itu menolak dengan mendorong dadanya lemah.

"Tuan kau sedang sakit,membagi energy denganku hanya akan membuat kondisimu memburuk" mata kucing sendunya itu tetap setia menatap wajah rupawan Tuannya,

"Ini adalah bayaranmu"

Hanya bayaran, ya. Apa yang telah dikerjakan dengan baik harus mendapatkan bayarannya bukan?


☘☘☘

Taehyung membenarkan beberapa lipatan Tuxedo yang ia kenakan, saat hendak pergi, bunyi bell Rumahnya berbunyi dahulu sebelum ia keluar, bell itu begitu ribut berbunyi, orang yang menekan nampaknya tidak sabar untuk bertemu pemilik rumah tersebut.


Taehyung membuka pintunya. Di sana Bae Irene, mantan kekasihnya berdiri canggung. Surga memberkahinya, pucuk dicinta ulam pun tiba.

"Tae, a-aku ung, ingin meminta maaf," Ia merunduk ada rasa malu menyertainya, namun Taehyung yang sekarang di hadapannya begitu tampan dan jauh berbeda dengan Taehyung dahulu yang norak dan dekil. Ia adalah pria mapan sekarang, menikah dengannya sama seperti membanting tubuh di atas hamparan bunga.

Sebuah senyuman miring menghiasi bibir pemuda itu. Ia melangkah maju lalu merengkuh pinggang sang mantan kekasih. Bibir tebalnya membisikan kata indah yang membuat wanita itu terkesima di tempat.

"Semua yang ku dapatkan sekarang, adalah sebuat motivasi untuk mendapatkanmu" Rona merah menghiasi pipi Irene. Dengan senyum kikuknya ia berkata kecil,

"A-aku tidak tahu kenapa aku sangat merindukanmu. Saat aku datang ke Flatmu, tetanggamu berkata kau sudah pindah rumah. Dan ia memberikan alamatmu yang sekarang ini" Baiklah, sepertinya yang harus terkejut bukan hanya Irene, Taehyung pun sama terkejutnya.

Bagaimana Alice dapat mengatur semua ini dengan rapih dan sempurna. Bahkan takdir dan faktanya pun bisa berubah total.

Tapi masa bodo yang penting Kini ia mapan dan Irene tentunya sudah kembali menjadi miliknya tanpa harus ia kejar lagi.

"Aku juga merindukanmu, bagaimana kalau kita makan siang?" Gadis itu mengangguk setuju, mereka pun pergi untuk makan siang bersama. Pergi untuk bersenang-senang, meninggalkan gadis mungil yang hanya bisa melihat dari kejauhan. Gadis yang selalu kesepian.

Serang Iblis yang ternyata hanya di butuhkan di saat-saat perlu, hubungan kontrak yang konsekuensinya sama kejamnya dengan hasilnya.

Alice tahu dia tak Professional dalam pekerjaanya, namun ada rasa lain. Rasa peduli untuk melindungi pria itu. Bahkan jika semua keinginannya sudah tercapai, apakah ia bisa tega untuk mengambil jiwanya lalu membawanya ke Abyss.

Seorang Iblis yang mempunyai rasa simpati atas manusia bisa terusir dari Abyss, lalu didorong ke dalam jurang neraka yang paling dalam sebagai hukumannya karena telah melenceng.

Karena pada faktanya, tugasnya adalah menjerumuskan manusia untuk ikut padanya. Bukan membantunya dan melindunginya. Ingat, dia adalah Iblis, bukan Malaikat.


"Apakah jiwa manusia selalu kotor dan tamak seperti ini, jiwa dari manusia yang kotor akan terasa sangat nikmat."

To be continued...


Jiwa yang kotor karena telah bersekutu dengan iblis tidak akan pernah bisa memasuki Surga.

Saya sangat suka readers yang bawel -_-!!!

𖤲🌹໋᳝݊·ૈᵁⁿᵈᵉʳᵗᵃᵏᵉʳ⁻ᵀᵃᵉᵗᶻᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang